Oleh: MT. Mudjaki
Guna menindaklanjuti artikel yang berjudul: “Tumbuhkan
pendidikan karakter taqwa pada anak (I)” yang telah saya tulis dan
terurai berapa waktu lalu, saya ingin kembali menambahkan ulasan sebagai bahan penguatan,
cakupan dan sekaligus penuntasan. Disamping itu, tentunya dapat sebagai bahan
perenungan, menambah wawasan, dan kajian nilai-nilai manfaat bagi kita semua.
Sementara itu dalam artikel
sebelumnya (secara implisit) kita ketahui, bahwa pendidikan karakter taqwa bagi
pertumbuhan anak adalah suatu pendidikan yang menerapkan metode dan system
terpadu dari mulai keluarga (kedua orang tua) hingga ke jenjang pendidikan
sekolah (agama maupun umum), dengan tekad ‘Satu
arah : Satu tujuan’ menjadi pribadi manusia (muslim-muslimah, red) yang
memiliki potensi kemanusiaannya tumbuh dan berkembang secara optimal, baik
secara tauhidiyyah, jasadiyyah, aqliyyah, ‘ubudiyyah dan khalifiyyah.
Sehingga dari hal tersebut, anak-anak diri pribadi setiap muslim-muslimah
menjadi karakter yang utuh (kaffah). Dan hal ini tentunya harus diperkuat dan
selaras terkait dengan aspek-aspek yang meliputi akidah, akhlak, ibadah dan
mu’amalah duniawiyyah.
Adapun untuk difinisi penjabaran aspek-aspeknya adalah sebagai
berikut:
Ø
Aspek Akidah merupakan aspek karakter taqwa yang
beriman pada Allah, malaikat, nabi/rosul Allah, kitab suci Al Qur’an dan kitab
suci sebelumnya, serta beriman pada yang ghaib dan hari akhir.
Ø
Aspek Akhlak merupakan aspek karakter taqwa yang
senantiasa memohon pertolongan, ampunan, taubat dan rasa syukur pada Allah SWT,
bersifat pemaaf, pemurah, sabar dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan
dan ujian hidup, selalu menjaga kehormatan, bersikap istiqomah dan menepati
janji.
Ø
Aspek
Ibadah merupakan aspek karakter taqwa senantiasa mendirikan dan menjalankan
sholat, senang beramal atas rizki/hartanya yang diperoleh dengan halal bagi
fakir miskin, anak yatim piatu dan orang yang membutuhkan hanya semata-mata mengharapkan
ridho Allah, menjalankan puasa, baik yang wajib (puasa Ramadhan) maupun yang sunnah,
senang belajar, membaca dan mengkaji kajian kitab suci Al qur’an, menunaikan
ibadah haji dan umrah(bagi yang mampu, red).
Ø
Aspek Mua’amalah Duniawiyyah merupakan aspek karakter
taqwa yang giat bekerja, belajar menuntut ilmu agama dan pengetahuan umum, suka
berbagi pengalaman; pengetahuan, pemikiran dan tenaganya demi kemanusiaan atas
ridho; sesuai dijalan Allah, senantiasa rendah hati (tawadhu) dan hidup
sederhana.
Dari difinisi penjabaran aspek-aspek tersebut diatas, lalu
apa strategi pendidikan karakter taqwa yang perlu diimplementasikan?
Menurut Prof. Dr. Zakiyyah Daradjat yang kemudian dikembang
terapkan Kemenpendikbud, ada dua (2) hal, yakni;
- Menerapkan pendekatan ‘Cognitive Approach’, yaitu dengan cara mengembangkan dan membudayakan pendidikan potensi pikir anak, menanamkan daya aktualisasi, kreatifitas, diskusi dan apresiasi anak, serta memberikan jalan (solusi) tentang persoalan/permasalahan yang dihadapi anak.
- Menerapkan pendekatan ‘Conditional Approach’, yaitu dengan cara mengembangkan dan menanamkan suasana keluarga maupun lingkungan sekolah yang kondusif, aman, ramah, rasa cinta kasih dan peduli.
Dari dua hal ini, perkembangan diri anak-anak dapat
merasakan sebuah arti makna; nilai-nilai sifat keteladanan, optimis, tidak
cenggeng, komunikatif dan percaya diri.
Disamping itu, dapat membentuk jiwa pemberani;
bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukannya, berani melawan pada hal-hal
karakter yang kurang baik/buruk, berani bersikap kritis, penuh rasa cinta kasih
dan peduli terhadap lingkungan dan sesama umat manusia. Serta berani percaya
diri dan yakin mampu mengubah perilaku teman-teman lingkungan sekitarnya maupun
di sekolah kearah pribadi muttaqin.
Oleh karena, guna sebagai kesimpulan dan catatan, bahwa penanaman
pendidikan karakter anak berkarakter taqwa, diharapkan sebagai selaku orang tua
benar-benar komitmen dan konsisten. Serta tekun, sabar, peka dan senantiasa
penuh perhatian. Sebab bagaimanapun, anak-anak merupakan buah cipta dan amanat yang telah diberikan Allah. Dan sekaligus merupakan
siklus sebagai generasi penerus; pilar masa depan bagi keluarga, agama, bangsa
dan Negara.
.Doc.Arsip Artikel:
MTM/Sumber Kesenergian Kajian Islam Muhammadiyah