Oleh: MT Mudjaki
Dalam kesempatan
ini, saya sebagai elemen anak bangsa ingin menyampaikan sekutil ( kecil ) bentuk
apresiasi dan aktualisasi dalam prefektif berbangsa, bernegara dan cinta akan
tanah air tercinta ini. Serta tidak melupakan apa yang telah diperjuangankan
para pahlawan kita dan pemimpin pendiri bangsa ini ( JASMERAH ). Oleh sebab itu, kita sadari dan tahu, bahwa sudah semakin
jauh waktu berlalu dari masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, kadang apresiasi
terhadap perjuangan para pahlawan menjadi makin pudar. Kini, 67 tahun sudah
bangsa kita merasakan kebebasan ( freedom ). Adanya peringatan HUT kemerdekaan
RI dan hari besar pahlawanan nasional yang diselenggarakan tiap tahun di
seluruh pelosok Indonesia, diharapkan dalam diri kita akan terus membesitkan
jasa-jasa dan semangat perjuangan bangsa ini dalam meraih kemerdekaan. Sudah
sepatutnya kita kembali menilik sejarah perjuangan bangsa Indonesia ini.
Negara kita telah
melewati banyak tahapan hingga menjadi Indonesia yang sekarang. Sebelum tahun
1602, atau disebut era pre-colonial,
banyak sekali kerajaan yang berdiri dan memberi warna di tanah air ini. Sebut
saja kerajaan Sriwijaya yang berdiri sekitar abad ke-3 hingga 14, Dinasti
Syailendra, Kerajaan Mataram, Kediri, Singasari, Majapahit, Kesultanan Malaka,
Aceh, Demak, dan Mataram.
Datangnya Belanda
pada tahun 1602 menandai awalnya penjajahan di Indonesia hingga sampai tiga
setengah abad lamanya. Selama itu pulalah hasil kekayaan bumi Indonesia di
eksplorasi. Hal inilah yang memunculkan perlawanan-perlawanan terhadap kaum
penjajah. Perlawanan tersebut kemudian mengenalkan kita pada banyak nama
pahlawan-pahlawan. Dari daerah Sumatera kita mengenal Cut Nyak Dien, Teuku
Umar, Cut Meutia, Cik Ditiro, Sisingamaraja, Sultan Baharudin II, Sultan Thoha
Syarifudin.
Kemudian, di daerah
Jawa, melalui perang jawa pada tahun 1825-1830, kita mengenal Pangeran
Diponegoro. Perang tersebut dipicu oleh keputusan Belanda membangun jalan yang
melewati tanah milik Pangeran Diponegoro. Pahlawan dari daerah Jawa yang lain
diantaranya Imam Bonjol, Kyai Mojo, Nyi Ageng Serang, Sultan Ageng Tirtayasa,
dan Sultan Agung Anyokro Kusumo. Sementara itu di daerah Indonesia Timur kita
ingat Pattimura yang terkenal dengan julukan ayam jantan dari timur. Masih
banyak lagi pahlawan yang telah memberikan andil pada perjuangan kemrdekaan
Indonesia.
Berbagai pergerakan
nasional merupakan suatu bentuk bangkitnya bangsa Indonesia dalam berbagai
aspek. Munculnya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 merupakan awal
pergerakan Indonesia yang makin pintar. Pergerakan dalam bidang pendidikan
diperjuangkan oleh pahlawan pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, RA Kartini,
dan Dewi Sartika. Di bidang keagamaan, kita punya KH Wahid Hasyim, KH Ahmad
Dahlan. Lalu bidang sosial politik, perlu di ingat ada tokoh pahlawan HOS Cokro
aminoto, DR Wahidin Sudirohusodo, DR Sutomo, H. Agus Salim dan lain-lain.
Penderitaan bangsa
Indonesia belumlah berakhir, ketika memasuki era penjajahan Jepang. Dimana Jepang
melakukan tiga kesalahan pada bangsa Indonesia yaitu; kerja paksa, pengambilan
paksa, dan perbudakan paksa. Sejarah kemudian membuktikan bahwa modal
perjuangan amat penting dimana api revolusi kemerdekaan mulai dinyalakan dengan
kesadaran adanya kesatuan dan persatuan kebangsaan yang bermotifkan pantang
untuk dijajah kekuatan asing apapun bentuknya. Dengan perjuangan bangsa kita
yang tak kenal lelah dan semangat rela berkorban yang tinggi, pada akhirnya
Sukarno mendeklerasikan kemerdekaan Indonesia melalui Proklamasi 17 Agustus
1945.
Sebagai negara yang
resmi merdeka, Indonesia kemudian mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia
Raya. Hal tersebut kemudian mengingatkan kita kepada salah satu pahlawan kita
WR. Supratman. Dari susunan liriknya, lagu kebangsaan Indonesia Raya merupakan
sonata atau sajak 14 baris. Rupanya penggunaan sonata tersebut mengilhami
karena lima tahun setelah dikumandangkan, para seniman Angkatan Pujangga Baru
mulai banyak menggunakan sonata sebagai bentuk ekspresi puitis.
Masa kemerdekaan
Indonesia diwarnai oleh banyak peristiwa yang merupakan suatu bentuk Revolusi
Nasional. Kita perlu mengingat adanya pertempuran Surabaya antara tentara
Indonesia dengan pasukan Inggris dan Belanda pada 10 November 1945 yang kemudian
ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Indonesia. Peristiwa besar lain diantaranya
Konfrensi Asia Afrika pada tahun 1955, yang merupakan kiprah awal perjuangan
Indonesia di kancah Internasional.
Tahap sejarah
Indonesia kemudian memasuki era yang disebut Orde Baru oleh Presiden Soeharto
pada tahun 1965 yang melanjutkan masa orde lama oleh pendahulunya yaitu
Presiden Soekarno. Pada masa orde baru, Indonesia melakukan ekspansi di bidang
kekuatan militer dan ekonomi. Pada tengah tahun 90-an terjadi ketidak stabilan
ekonomi dengan meningkatnya harga bahan pokok dan rendahnya standar kualitas
kehidupan. Krisis tersebut memicu protes oleh generasi muda terhadap
pemerintahan orde baru. Perjuangan generasi muda mencapai puncaknya hingga
memunculkan pengorbanan sembilan mahasiswa yang kemudian dikenal sebagai
Pahlawan Reformasi.
Pada era reformasi,
semenjak turunnya Presiden Suharto dari jabatannya, Indonesia mengalami
beberapa kali pergantian pemimpin, mulai dari BJ. Habibie (1998-1999),
Abdurahman Wahid (1999-2001), Megawati Soekarno Putri (2001-2004), dan hingga
saat ini oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Berbagai rintangan, hambatan
dan cobaan semakin berat muncul dari berbagai aspek kehidupan. Mulai adaya
tindak korupsi, terorisme, narkoba, kerusuhan golongan, suku dan agama dlll.
Namun, tanpa kita sadari, semua cobaan itu merupakan bentuk “penjajahan” yang
harus kita lawan. Oleh karena itu, sekarang ini Indonesia masih berjuang untuk
terus menjadikan kehidupan rakyatnya lebih makmur dan sejahtera. Dan kita
diharapkan benar-benar bisa terus melanjutkan perjuangan para pahlawan demi
tanah air kita yang tercinta ini. Dengan menilik tahapan yang telah dilalui
oleh bangsa Indonesia, semoga mata kita dapat lebih terbuka untuk melihat apa
saja yang perlu dibenahi mulai dari diri kita sendiri, telinga kita dapat lebih
mendengar segala jeritan kekurangan masyarakat kita, sehingga tangan dan kaki
kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk ke depannya, tetapi juga untuk
menghargai apa yang telah diperjuangkan para pahlawan demi apa yang kita
nikmati saat ini.
Kita adalah sama
dalam satu; bendera, bangsa, bahasa dan tanah air “INDONESIA”.
“Salam
merdeka, untuk kemerdeka’an, demi rakyat dan bangsa tercinta ini”
.Doc: MTM-jmp@21.