Semarang, (PeDe) - Pengembangan budidaya tanaman
palawija berupa tanaman kacang tanah jenis lokal berpotensi memberikan nilai tambah
sangat bagus bagi petani. Apalagi rata-rata kacang tanah jenis lokal tersebut sangat
diminati masyarakat dan laku keras dipasaran. Serta kalau dilihat dari tektur biji
kacangnya sangat berisi, padat dan berwarna putih bersih. Tak hanya itu, dari
segi perawatan dan pengembangannya sangat mudah dilakukan.
Sementara itu, saat jurnalis ‘PeDe’ menanyakan soal cara
mengintensifkan pengembangan budidaya tanaman tersebut kepada salah satu petani
Desa Kali Segoro, Kec. Gunung Pati, Sutiyo menjelaskan; bahwa metode yang selama
ini saya lakukan dengan cara penanamannya memakai biji bervaritas unggul dengan
jarak tanam kurang lebih 20-30 cm dan tentunya sudah dilakukan Pemupukan, baik
pupuk kandang/pupuk organic dan jenis Urea. Setelanjutnya, melakukan
penyemprotan tiga kali, ketika tanaman sudah berumur -+40 Hari.
“Jadi dengan jarak
tanam kurang lebih 20-30 cm dengan dilakukan pemupukan, maka tanaman kacang
dapat tumbuh dengan baik dan subur. Namun, tidak lupa juga harus dilakukan
penyemprotan tiga kali, ketika tanaman sudah berumur kurang lebih 40 Hari,”
jelasnya.
Adapun untuk masa panennya dengan luas tanah -+7000M2
miliknya, Sutiyo mengatakan; biasanya dapat menghasilkan panen rata-rata
mencapai sekitar 10-12 kuintal dalam jangka umur tiga bulan. Dan itupun, hasil
panen kacang tanah tersebut sudah langsung dipesan/dibeli oleh pembeli (tebas mentah, red Jawa).
.MTM@21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar