Kab.Semarang - Sejak bergulirnya
kasus kematian Mirna Shalihin akibat minum kopi yang telah dicampur dengan
racun sianida oleh Jessica, serta ditambah dengan adanya isu dari pihak
inteligent tentang informasi ancaman terroris akan menebarkan sianida melalui
kopi. Kedua hal tersebut tidak mempengaruhi nilai jual harga kopi dipasaran,
baik dunia maupun dalam negeri. Bahkan kecenderungannya, nilai harganya semakin
meningkat. Disamping itu, para penikmat dan pengemar kopi pun juga ikut
bertambah meningkat.
Salahsatunya,
Dimas (39) pengemar dan penikmat minuman kopi yang biasa mangkal ditempat
angkringan nasi kucing sekitar alun-alun Ungaran. Menurut dirinya mengatakan, sejak
adanya pemberitaan tentang kematian akibat kopi dicampur sianida, serta juga
adanya isu yang katanya terroris akan menebarkan sianida melalui kopi, pada
dasarnya tidak begitu berpengaruh bagi saya, termasuk masyarakat sini.
“Nggak pengaruh dan
biasa aja mas.. Apalagi sekarang ini lagi musim penghujan, kalau pas di
angkringan enaknya ya minum kopi. Dan di sini banyak kok yang datang juga pada minum
kopi. Kalau soal adanya kasus minum kopi akibat racun, dan juga isu-isu apapun
bentuknya itu kan tanggungjawab urusan pihak aparat,” tuturnya, Senin
(22/02/2016) malam.
Sementara itu pada
perdagangan dunia diketahui, nilai
harga
kopi arabika di bursa berjangka New York,
untuk kontrak Januari-Maret
2016 diperdagangkan pada level harga 123.15-135 per pond. Sedangkan untuk kopi robusta di bursa
berjangka London,
untuk kontrak Januari-Maret
2016 diperdagangkan pada level harga 1543-1600/ton.
Adapun untuk
nilai harga kopi jenis tersebut yang ada di dalam negeri, contohnya seperti di
Kabupaten Semarang, Propinsi Jateng diperdagangkan kisaran antara Rp.21.300/kg
di tempat pengepul/pemasok. Sedangkan
di tempat ekspor mencapai Rp.22.800-23.000/kg.
Namun di tiga
titik pasar umum, seperti pasar Ungaran, Babadan dan Bandungan, rata-rata para
pedagang menjual kisaran Rp.23.000-24.500/kg.
.Doc: MTM/GD-N/Media Network
Jateng.