Sukorini – Dalam
kurun bulan oktober tahun 2017 ini, petani cabe Desa Kemitir, Sukorini,
Kecamatan Sumowono-Kabupaten Semarang mengalami gagal panen. Hal ini, menurut
salahsatu petani cabe setempat, Siyono (66) mengatakan, disebabkan akibat
terserang penyakit yang terhitung aneh. Dari serangan penyakit yang terjadi
pada tanaman cabenya tersebut, dirinya tidak dapat mengatasinya.
.Doc.Video by JKY@21
“Atas serangan penyakit tersebut hampir seluruhnya menyerang
tanaman cabe milik saya ini. Hingga membuat saya mengalami kerugian yang begitu
tragis,” katanya sedih, Minggu (22/10/2017) siang.
Selanjutnya dirinya menambahkan, padahal saya sudah
melakukan penyemprotan, baik melalui obat anti serangga, ulat maupun anti
virus.
“Padahal dulunya tidak seperti ini, apabila terserang
penyakit, ketika saya semprot langsung teratasi,” tambahnya.
Ditilik dari tanaman cabe milik Siyono yang terserang
penyakit terhitung sangat aneh dan langka. Untuk itu dirinya mencoba dan
mengupayakan bagaimana untuk mengatasi. Dan realitanya belum membuahkan hasil.
Adapun untuk kerugian yang dideritanya hampir rata-rata
mencapai 75% dari luas tanahnya, yakni -+1/4Ha.
Sementara jika tanamannya tidak terserang penyakit, kalkulasi
nilai jual dari luas tanah tersebut, dengan masa panen mencapai antara 27-36/kilonya
yang dapat dilakukan 2-3 kali. Dan dari untuk jumlah kurs nilai uang perkilo
biasanya sekitar Rp 20.000-25.000; harga pasaran umum, dirinya bisa mengantongi
kisaran antara Rp 545.000-720.000; (27-36xRp 20.000/Kilogram) dan Rp
675.000-900.000; (27-36xRp 25.000/Kg).
Namun dari hal dikarenakan tanamanya mengalami serangan
penyakit, dirinya mengalami kerugian dan harapan nilai hasil keuntunga tidak
dapat terpenuhi.
.Doc:
MTM/pede21/Lind.Media online network Janteng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar