JAKARTA - Perlahan-lahan, Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta pada Selasa,
(03/06/2014) pagi, bergerak melemah sebesar 32 poin
menjadi Rp 11.798 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.766 per dolar AS. Hal ini terjadi jelang mulai masa kampanye
calon pilpres.
Menurut analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir, Selasa, (03/06) di Jakarta mengatakan, pelaku pasar uang masih menanggapi negatif data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang telah dirilis Senin, (02/06) kemarin.
Sementara dalam data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk periode Mei 2014 tercatat inflasi sebesar 0,16 persen, dan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 1,96 miliar dolar AS.
Menurut analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir, Selasa, (03/06) di Jakarta mengatakan, pelaku pasar uang masih menanggapi negatif data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang telah dirilis Senin, (02/06) kemarin.
Sementara dalam data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk periode Mei 2014 tercatat inflasi sebesar 0,16 persen, dan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 1,96 miliar dolar AS.
Namun di sisi lain, lanjut Zulfirman
Basir, pelaku pasar uang juga terlihat berhati-hati seiring dimulainya masa
kampanye Calon Presiden Indonesia hingga berlangsungnya pemilu presiden pada 9
Juli mendatang.
Ia menambahkan bahwa dari sisi fundamental, penguatan dolar AS masih tertopang oleh kemungkinan pelonggaran kebijakan bank sentral Eropa (ECB), kondisi itu cukup membebani kinerja rupiah.
Ia menambahkan bahwa dari sisi fundamental, penguatan dolar AS masih tertopang oleh kemungkinan pelonggaran kebijakan bank sentral Eropa (ECB), kondisi itu cukup membebani kinerja rupiah.
"Keputusan
hasil pertemuannya ECB itu pada Kamis,(04/06) mendatang, kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter
ECB masih berlanjut," katanya.
.Lind@Ant/Rep/J.21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar