JAKARTA - Panglima TNI Jenderal
TNI Moeldoko menegaskan,
dirinya
siap mempertanggungjawabkan netralitas TNI kepada Tuhan dan Negara. Dan hal itu bukan hanya sekedar
bicara.
“Netralitas
TNI adalah harga mati. Oleh
karena itu,
dirinya menjamin TNI tetap netral. Dan tidak boleh ada satu prajuritpun yang melakukan
kampanye dalam mendukung salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
dalam Pilpres 2014 ini. Tidak ada perintah komando bagi anggota TNI untuk
mendukung salah satu calon dan tidak ada perintah dari pimpinan TNIAgar jalannya Pemilihan Presiden dapat berjalan dengan baik,” jelas Moeldoko di Jakarta dengan tegas.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI membantah adanya isu kecenderungan Babinsa (Bintara Pembina Desa) yang mendukung salah satu pihak Capres-Cawapres.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI membantah adanya isu kecenderungan Babinsa (Bintara Pembina Desa) yang mendukung salah satu pihak Capres-Cawapres.
“Kan sesudah dan
sebelumnya, perintah dari atas sudah jelas bahwa TNI bersikap
netral dalam Pemilu 2014. Dan tugas Babinsa adalah menjaga stabilitas keamanan
rakyat sekitar”, terang
Moeldoko.
Untuk itu, masyarakat dihimbau dapat melakukan cara-cara yang baik, sehingga kejadian di sudut-sudut daerah dapat terjaga dan teratasi dengan baik.
Untuk itu, masyarakat dihimbau dapat melakukan cara-cara yang baik, sehingga kejadian di sudut-sudut daerah dapat terjaga dan teratasi dengan baik.
”Bila ada
oknum TNI yang melakukan menyimpangan dalam Pilpres ini, foto dia, cari
saksinya, setelah itu laporkan ke pimpinannya. Bukan mengembangkan isu yang
semrawut seperti ini”, himbuannya.
Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, bahwa Babinsa bukan milik salah satu partai politik, bukan miliknya siapa-siapa tetapi Babinsa adalah milik seluruh rakyat Indonesia.
Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, bahwa Babinsa bukan milik salah satu partai politik, bukan miliknya siapa-siapa tetapi Babinsa adalah milik seluruh rakyat Indonesia.
“Babinsa bukan hantu, jadi tidak perlu ditakuti.
Dia juga bukan malaikat, bukan boneka, yang ketika tidak suka lalu dikunci di
lemari. Kalau ada kesalahan, jangankan Babinsa, Komandan Kodim (Dandim) saja
kami copot”, jelas
Panglima TNI.
Jenderal Moedoko menambahkan, siapapun yang menjadi pemimpin nasional akan membutuhkan struktur teritorial. Karena saat ini kekuatan TNI tidak mencukupi rasio seluruh Indonesia. Panglima TNI meminta kepada para Babinsa agar tetap bekerja dan jangan kendor dengan situasi seperti ini.
Jenderal Moedoko menambahkan, siapapun yang menjadi pemimpin nasional akan membutuhkan struktur teritorial. Karena saat ini kekuatan TNI tidak mencukupi rasio seluruh Indonesia. Panglima TNI meminta kepada para Babinsa agar tetap bekerja dan jangan kendor dengan situasi seperti ini.
"Saya perintahkan kepada seluruh Babinsa
untuk tegar melakukan tugas dan dilarang melakukan penyimpangan sedikitpun. Dan seluruh tanggung jawab ada di pundak Panglima," tegas Jenderal Moeldoko.
.Lind@Ant/ELS/Rep/JMP-21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar