Salatiga - Siang merambat menuju Sore dengan cuaca
begitu cerah. Ketika saya dengan didampingi Subagyo seniman
patung figuratife surealisme dan namanya pernah terangkat di berbagai media,
Jumat (05/10/2012) pukul 14.00 WIB, mengajak untuk dapat menyempatkan diri
bertandang dirumah salah satu temannya seorang seniman lukis, Slamet Santoso
(67). Dimana nama Sosok Slamet Santoso
cukup dikenal dan cukup sukses di kota Salatiga. Apalagi diketahui, banyak
karya-karyanya sering dipamerkan dikota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya
dan Semarang. Bahkan di tahun 2000 pernah dipamerkan dimancanegara, tepatnya di
kota Roma, Italia.
Dirumahnya yang terkesan
sederhana dijalan Merbabu No. 36, Salatiga. kedatangan saya disambut penuh
keakraban dan keteduhan. Hingga menambah suasana nilai kesan tersendiri. Dalam
pertemuan, saya menanyakan bagaimana awal suka duka dirinya berkecimpung pada
dunia lukis.
Kemudian Slamet
menjelaskan; pada dasarnya yang saya sukai dalam dunia seni lukis adalah
keindahan dan kedamaian dalam penuangan menjadi sebuah karya nyata. Sementara
kalau dukanya, jika dalam menuangkan suatu keindahan dan kedamaian menjadi
sebuah karya nyata tidak ada nilai hasil wujudnya atau alias muspro (Jawa. Red). Disamping itu, dalam
melukis juga harus dituntut untuk tahu karakteristik yang akan dituangkan dan
harus mengakar pada nilai seninya. Sebab hal tersebut menunjukkan eksistensi
dan indentisitas diri seorang seniman punya rasa cinta terhadap suatu proses
berkreasi dan berkarya dalam mengangkat sebuah tema, gagasan/ide, goresan dan
corak. Baik itu melukis tentang alam, manusia maupun binatang.
“Jadi seorang
seniman harus tahu karakteristik yang
akan dituangkan. Baik tema, gagasan, goresan dan corak. Untuk soal suka duka ya,
dinikmati saja dengan indah dan damai,” katanya sambil tersenyum.
.Photo: JKY@21.
Adapun disinggung
soal perkembangan dunia lukis dalam menyikapi arus teknologi modern, baginya
tidak mempersoalkan. Malah menjadikan picu semangat terus berkarya. Apalagi seni
lukis sesungguhnya telah memiliki ruang nilai hasil dan wujud tersendiri,
bahkan nilai jualnya. Bukan pada satu atau dua hari saja, tetapi entah berapa
tahun nantinya.
“Lukisan itu tidak
akan lekang oleh jaman. Selama senimannya tetap eksis berkarya, ya tidak
menjadi soal. Dan perlu diketahui, bahwa seorang seniman lukis menghasilkan
lukisan dimana semakin umurnya tua dan punya nilai seni tinggi tentunya sangat
mahal harganya. Jadi itulah uniknya dunia seni lukis,” jelas dia sambil tertawa
mempersilahkan saya untuk menikmati secangkir teh hangat.
.MTM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar