Oleh: MT. Mudjaki
Di abad modern yang
berpijak pada perekonomian pasar bebas dan terdominasi adanya transformasi
teknologi serba cangih, mudah dan instan, serta kecenderungan bersifat industrialistik,
materialistik dan egoistik, tentunya tidak membuat para seniman lukis tanah air
Indonesia menjadi nglokro atau menghilangkan
jejak ruang sebuah ‘Idealisme dan Realisme’. Malah seharusnya para
seniman semakin terpacu picu untuk tetap berkarya, menumbuhkembangkan kreatifitas,
menciptakan inovasi-inovasi baru dan terus menghidupkannya. Sebab bagaimanapun
juga, bukankah dari karya seniman lukis yang tercipta lahir dari jejak ruang sebuah
idealisme dan realisme tersebut, merupakan karya yang memiliki nilai arti seni
tinggi, mempunyai kepekaan rasa yang kuat (power of feeling), hidup, dan
fenomenal. Bahkan karya lukisan tercipta lahir dari hal itu juga, banyak
membuat orang terkesima dan berdecak kagum melihatnya.
Untuk mengenal,
menapak dan memahami implisit lebih mendalam tentang karya cipta yang lahir dari
jejak ruang sebuah idealisme dan realisme pada diri seorang seniman, tentu tidak
lepas dari kehidupan yang ada di alam jagad raya ini. Baik itu kehidupan
manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Yang mana, dari hal itu merupakan
wujud pemaknaan akan nilai-nilai rasa kepedulian, penghayatan bathin, dan jati
diri (identitas) dari garis sapuan/goresan menjadi bentuk sebuah karya yang teraktualisasikan.
Dan itu artinya, bahwa seni lukis adalah sesuatu yang hidup (Art Vivant), damai, jujur dan apa adanya. Sedangkan diri pelukis harus dapat menjadi saksi atas kehidupan disekitarnya atau
dilingkup zamannya. Oleh
karenanya, pelukis harus betul-betul melukis sebagaimana yang ia lihat, hayati dan
rasakan dalam kehidupan nyata (sebenarnya).
Adapun kecenderungan kapasitas untuk memenuhi identitas atau cirinya saat mentransfer
idea-idea yang diendapkan, serta dalam proses gerakan alur goresannya yang pada
akhirnya menjadi sebuah lukisan, biasanya melakukan empat tahapan, yakni;
- Meditasi; perenungan
- Pemaknaan jiwa
- Aktualisasi sketsa
- Nilai hasil karya ciptanya
Disamping dari ke-empat
hal tersebut, juga diapresiasikan dengan bentuk kekuatan pandangan dan pemikiran yang mencerminkan pada diri manusia dalam kodrat ketulusan, kepedulian dan kejujuran. Serta sebagai sebuah symbol nilai perjuangan pada suatu
perlawanan atas ketidakadilan dan ketimpangan yang tengah terjadi dikehidupan
ini. Dan bukan hanya sekedar ketika mengores polesan dalam hal-hal kehidupan ini semata-mata
pada keindahan saja.
Seperti contoh karya-karya
lukisan terkenal milik Goustav
Courbet, Jean-Francois Millet, Edouard Manet, dan Ilya Repin. Termasuk juga karya seniman
lukis yang ada di Indonesia seperti R. Shaleh, Dullah, Jihan, Affandi, Kho poo
dll.
Dari hal tersebut diatas, maka diri saya berkesimpulan, bahwa seorang
seniman lukis yang telah dan dapat menciptakan karya-karya yang begitu luar
biasa, fenomenal, banyak orang yang mengagumi, serta tidak lekang oleh suatu masa,
pada dasarnya identitas sifat dan karakteristiknya mencerminkan sebuah paham:
“Idealisme
dan Realisme itu hidup, damai, jujur dan nyata. Karena dari hal itu merupakan suatu
gerakan manifestasi kesatuan jiwa rasa fitrahnya manusia itu sendiri.”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar