Sabtu, 30 April 2016

3000 Peserta Lomba Karnaval Sambut Hardiknas Tingkat Anak-anak Sekolah Sekecamatan Sumowono Sangat Meriah

Sumowono – Dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2016 nanti, UPTD Pendidikan Kecamatan Sumowono mengadakan lomba karnaval seluruh sekolah yang ada diwilayah kecematan setempat, Sabtu (30/04/2016) Pagi.

Adapun lomba karnaval ini diikuti 3000 peserta dari berbagai sekolah,baik tingkat SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/SMK.

Dan acara lomba karnaval tersebut dikonsentrasikan di pusat jalan raya antara Koramil-10, Polsek dan UPTD, Kecamatan Sumowono-Kabupaten Semarang.

Sementara acara pelepasannya langsung dipimpin oleh UPTD Pendidikan Kabupaten Semarang, Dra. Dewi Pramuningsih, MPd dengan didampingi Danramil-10 TNI AD, Kapt.Inf.Qodir F, Kapolsek, AKP.Hartono, SH, Camat, UPTD Pendidikan Kecamatan Sumowono dan jajarannya.

Diketahui, lomba karnaval ini merupakan salahsatu bentuk bagian dari semangat rasa nasionalisme dan patriotisme yang ada dari anak-anak sekolah di wilayah kabupaten Semarang. Serta sebuah nilai potensi apresiasi dan kreasi tersendiri bagi integritas dunia pendidikan. Disamping itu juga sebagai nilai seni hiburan bagi masyarakat daerah tersebut.

Sementara penyeleggaraan acara karnaval tingkat anak-anak sekolah sekecamatan Sumowono sangat ramai dan meriah, sehingga banyak mengundang masyarakat begitu respontif dan antusias luar biasa untuk menyaksikan. Bahkan sampai membuat kemacetan pengguna jalan kendaraan umum. Namun hal tersebut dapat teratasi berkat kesigapan petugas personil aparat dari Polsek dan juga jajaran Koramil-10 TNI AD setempat.

Adapun kejuaraan hasil lomba karnaval Hardiknas tingkat anak-anak sekolah sekecamatan Sumowono adalah sebagai berikut:

Untuk tingkat SD/MI, yakni:
-          Juara I SD Piyangang 02, jumlah nilai 785
-          Juara II SD Candi Garon 01, jumlah nilai 765
-          Juara III MI Darussalam, jumlah nilai 760
-          Juara Harapan I SD Kebon Agung 03, jumlah nilai 755
-          Juara Harapan II SD Sumowono 02, jumlah nilai 750
-          Juara Harapan III SD Mendongan, jumlah nilai 745

Sedangkan untuk tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK adalah:
-          Juara I SMP Islam Soedirman, jumlah nilai 760
-          Juara II SMP Theresiana, jumlah nilai 755
-          Juara III SMK Muhammadiyah, jumlah nilai 750

Dari hasil tersebut, menurut ketua panitia lomba karnaval Hardiknas, Sutrisno, SPd mengatakan, bahwa untuk penyerahan tropi piala dan sertifikat penghargaan akan diserahkan pada tanggal 02 Mei 2016, sekalian menyambut peringatan Hari pendidikan Nasional.

“Dan untuk penyelenggaraan Hardiknas dan sekaligus penyerahan piala kejuaraan serta penghargaannya nanti ditempat SMP Negeri 01 Sumowono,” tuturnya pada jurnalis media Online Network Jateng.

.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.


Rabu, 27 April 2016

Nenek Saminem Si Pembuat Gula Aren Asli Dari Dusun Ngaglik Yang Masih Energik

Ngaglik - Menapak usia menuju senja bagi diri Saminem (60) bukan sebuah kendala atau halangan dalam melakukan usaha kerja demi kebutuhan kelangsungan hidup keluarganya. Malah di usia senjanya itu, dirinya terlihat masih bersemangat, energik dan sehat. Adapun diketahui usaha kerja yang ia rintis adalah sebagai pembuat gula aren. Dan dari usaha tersebut sudah dijalaninya hampir 49 tahun.


“Usaha pembuatan gula aren ini sudah saya lakukan sejak saya masih kecil, sekitar umur 10 tahun, hingga sampai sekarang ini hampir 49 tahun,’ katanya pada jurnalis media online Network Jateng, Minggu, (24/04/2016) siang.

Lalu Saminem saat didampingi Sugiarto suaminya mengatakan lebihlanjut, selama masih sehat, kuat dan mampu, tidak ada kata menyerah ataupun nglokro dalam usaha kerja untuk mencukupi nafkah untuk keluarga, meskipun hanya sebatas bikin gula aren. Tapi dari hal ini, hasilnya telah dapat saya rasakan yakni dapat menghantarkan semua anak-anaknya dapat menyelesaikan sekolah. Dan bahkan ada yang telah berhasil menjadi pegawai PPL BP3 Kecamatan.

Sementara dalam usaha proses pembikinan gula aren, Saminem cukup melakukan di rumah sederhananya di Dusun Ngaglik, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono-Kabupaten Semarang. Sedangkan untuk penjualan memenuhi pangsa pasar besar, sedang maupun kecil, biasanya sudah ada pembelinya, yakni para pedagang gula dari pasar Sumowono dan  Jimbaran.


“Karna sudah banyak tau dan sudah lama dikenal. Apalagi pembuatan gula aren disini yang pertama kali, dan sudah turun temurun dari keluarga. Dan untuk penjualannya cukup para pemesan, baik para pedagang maupun pengecer pada datang langsung kesini,” tambahnya.


Diketahui, pembuatan gula aren didaerah dusun tersebut rata-rata ukuran cetakannya besar, seukuran mangkuk bakso. Dan proses pembuatannyapun masih dilakukan secara tradisional. Dengan proses pembuatan gula aren biasanya memakan waktu 6 jam dari 3600 liter air aren/legen yang dimasak. Sedangkan untuk pencetakannya hingga jadi membentuk gula mencapai -+2jam.

“Oleh karena itu gula aren daerah dusun Ngaglik sini dikenal alami, manis, enak dan masih asli,” tuturnya.

Sementara untuk nilai harga jualnya, Saminem menuturkan, untuk perkilogramnya kisaran Rp.15.000;. dan gula aren buatannya habis terjual perharinya minimal mencapai 8-10 Kg. tetapi untuk rata-rata umumnya mencapai 15-20 Kg/hari.


.Doc: MTM/GD-N/Mrdia Network Jateng.

Rabu, 20 April 2016

Bubur Merah Putih Korem 073 Salatiga Pecahkan Rekor MURI

Salatiga – Sebanyak hampir 120 anggota TNI dari kesatuan Korem 073 Makutarama/Salatiga yang membikin adonan bubur Merah Putih telah berhasil memecahkan rekor MURI.

Adapun pembuatan adonan bubur tersebut, terbagi menjadi dua kelompok, yakni satu kelompok membuat adonan bubur tepung beras (sumsum) berwarna merah, dan satu kelompok lainnya berwarna putih, dengan total keseluruhannya ada sekitar 450 kilogram tepung beras, 1.176 bungkus santan kara, 500 kilogram gula Jawa, 15,5 kilogram garam, 56 ikat pandan wangi.

Dalam pembuatan adonan dilakukan dan dapat dilihat secara langsung yang telah disiapkan di halaman Makorem 073, Jalan Diponegoro Nomor 28 Salatiga. Dari hal itu, banyak masyarakat yang begitu kagum.

Setelah proses  pembikinan adonan bubur Merah Putih terasa cukup, adonan langsung dituangkan ke loyang berukuran panjang sekitar 9,1 meter, lebar 6,1 meter, dan untuk ketebalannya 10 Cm. Dan dibentuk replika bendera Merah Putih, hingga pada akhirnya adonan selesai memenuhi Loyang dan matang, kemudian diukur oleh Tim Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), dan dinyatakan berhasil membubuhkan (memecahkan) rekor MURI.

“Dari catatan kami, bubur Merah Putih ini adalah rekor urutan ke 7.400. Rekor ini pun tidak sekadar rekor MURI, tetapi juga di dunia," ucap Executive Manager MURI Sri Widayati, Rabu (20/04/2016) siang.

Selanjutnya Sri Widayati menmbahkan, dengan pemecahan rekor MURI ini dapat sebagai motifasi semangat dan kebangaan bagi kita semuanya, khususnya TNI dan masyarakat wilayah pemerintahan salatiga.

Sementara itu Danrem 073 Makutarama Kolonel Kav Prantara Santosa saat dikonfirmasi menyampaikan, pemecahan bubur Merah Putih Terbesar ini merupakan kebangaan dan sekaligus kebahagiaan tersendiri. Serta sebagai bagian dari pihaknya dalam menyambut peringatan Hari Kartini serta HUT ke 70 Persit Kartika Chandra Kirana Koordinator Cabang Korem 073 Makutarama.

“Dari hal itu, kami berharap dan ingin menyatukan seluruh elemen masyarakat seluruhnya, tak terkecuali di Kota Salatiga, dengan kegiatan baik pembikinan bubur Merah Putih, parade Merah Puth, dan Sholawat Kebangsaan adalah untuk dapat menyatukan dan memiliki jwa rasa nasionalisme," penjelasannya.

.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.


Mengenal Usaha ‘Crackers Isi Tape’ Kamidianto Dari Dusun Pledokan

Pledokan - Melakukan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, tentunya tidak harus dengan bermodalkan materi, peralatan maupun kebutuhan yang banyak ataupun jlimet. Tetapi cukup dengan menumbuhkan daya potensi dan kemampuat niat, tekat pantang menyerah, tekun, serta mau membidik peluang/kesempatan yang ada. Dan hal ini seperti yang dilakukan, Kamidianto (46), dimana dirinya dalam melakukan usaha makanan ringan creekers tape awalnhya hanya bermodalkan tekad dan semangat dalam mencari peluang yang ada, yakni dengan memanfaatkan bahan makanan ringan berupa crackers, dan tape (bahan ketela pohon yang diragikan, red), Senin (18/04/2016) Sore.

Dari pemanfaatan bahan-bahan tersebut, Kamidianto memadukannya hingga menjadi atau dikenal dengan nama ‘crackers tape’ Dusun Pledokan, Desa Pledokan, Sumowono.

Usaha crackers isi tape ini, dirinya telah mengeluti sejak anak pertamanya baru masuk sekolah menengah atas, tepatnya tiga tahun lalu, yakni mulai sekitar bulan Juli 2013 sampai 2016 ini.

“Jadi usaha Cracker tape ini dimulai ketika anak saya baru masuk sekolah tingkat menengah atas. Tepatnya sekitar bulan Juli 2013 lalu. Dan dari mulainya itupun atas gagasan anak saya itu juga. Yang mana, karena daerah dusun sini masyarakatnya banyak bikin tape, maka terpecik ide untuk memadukan dengan roti crakers menjadi crakers tape,” penuturannya.

Sementara disinggung soal modal dan ijin untuk pengembangan usahanya, dirinya mengatakan, pada dasarnya modalnya ya dari kocek sendiri. Sedangkanuntuk ijinnya sudah mendapatkan saran dan bantuan dari Kepala dusun setempat, pak Haryono.

Dari hal itu, saya tidak menutup pintu, mengharapkan modal bantuan tambahan pada siapapun. Apalagi usaha crackers tape bikinan saya sudah banyak yang mengenalnya,”katanya.
Adapaun  produksi dan nilai hasilnya crackers tape, Kamidianto memproduksi hingga sampai 800/hari, dengan nilai jual per-buah 1000. Dan rata-rata crakerks tapenya kebanyakan sudah ada yang memesan dan sudah ada pembelinya.

“Rata-rata crakers produksi saya tidak ada yang retur (kembali). Bahkan kadang-kadang ada pemesan/pembeli yang meminta untuk menambah produksinya. Namun karna ketebatasan modal, yakni antara untuk perputaran kebutuhan keluarga dan bahan baku. Dari hal itu sudah saya pertimbangkan dan akan berusaha cari tambahan modal. Bahkan saya berimpian crackers tape saya nantinya tidak hanya sebatas di daerah Sumowono sekitarnya saja, tapi bisa sampai meluas ke daerah lain seperti Boyolali, Temanggung, Magelang Dll,” jelasnya tersenyum dalam pengharapan.


.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.

Senin, 18 April 2016

Rutinitas Kesibukan Kerja Bukan Sebuah Penghalang Bagi Peningkatan Taraf Ekonomi Keluarga Maupun Bagi Masyarakat Sekitarnya

Pledokan - Banyak orang yang selalu dipersempit adanya kesibukan dalam kapasitas, sebatas ruang lingkup rutinitas kerja saja (Kantor, red). Bahkan juga kecenderungannya tidak dapat membagi, mensinergikan atau meluangkan waktunya untuk mencari kegiatan lain, yang ada nilai manfaat dan tambahan bagi peningkatan taraf kehidupan ekonomi keluarga, dan juga masyarakat sekitarnya.

Oleh karena itu saya ingin berbagi pengalaman dan memberikan sebuah contoh buat pembelajaran bagi kita semua. Yang mana ada salahsatu seseorang bernama Sinanto (54), yang merupakan bagian dari Pemerintahan Desa Pledokan,yakni sebagai Kepala Dusun(Kadus) Dusun Ngaglik, Kecamatan Sumowono-Pemkab.Semarang, yang mana dirinya dikenal sosok yang hidup sederhana, ramah, pekerja keras, dan menerima apa adanya, Senin (18/04/2016).

Disamping itu juga, dirinya dikenal sosok yang disibukan oleh pekerjaan rutinitas sebagai Kadus, namun masih sempat dan senantiasa tidak lupa menyempatkan waktunya untuk bertani, mengolah hasil kopi, ataupun menderes air legen pohon kolang-kaling (Aren, red). Dan hal itu dia lakukan manakala ada waktu luang atau pada hari libur.

Menurut Sinanto menuturkan, sebab bagaimanapun juga, bertani dan menderes legen untuk dijadikan gula itu sudah bagian awal kegiatan saya, sebelum menjadi Kadus. Dan itupun sudah turun temurun di keluarga kami.

“Sayang kalau kegiatan pekerjaan tersebut saya tinggalkan. Apalagi kegiatan itu telah banyak memberikan manfaat, dan juga merupakan nilai tambahan bagi penunjang kehidupan ekonomi keluarga saya,” tuturnya pada jurnalis media network  Jateng.

Diketahui, Sinanto telah mengabdi sebagai Kepala Dusun Ngaglik dalam cakupan wilayah Pemerintah Desa Pledokan sekitar 13 tahun. Dari pengabdian itu, dirinya selalu mengedepankan kepentingan masyarakat, termasuk juga menumbuhkembangkan potensi yang ada di dusun setempat, khususnya hasil potensi sumber daya alamnya.

Kemudian ia mengatakan lebihlanjut, karena kebanyakan masyarakat dusun sini rata-rata sebagai petani dan peternak. Namun juga ada yang menjadi sebagai pedagang. Untuk itu, guna menumbuhkankembangkan nilai potensi yang ada bagi peningkatan dan kesejahteraan taraf hidup ekonomi masyarakat sini, saya beserta teman-teman seprofesi, yang bekerja di kelurahan desa Pledokan membangun, mendorong dan memanfaatkan hasil panen masyarakat untuk menjadi komoditas nilai jual. Seperti hasil panen kopi dijadikan kopi bubuk, atau nderes air legen pohon aren dibuat gula aren.

“Mangkanya masyarakat dusun sini banyak yang bikin kopi bubuk dan gula aren.Bahkan dari hasil produksi kopi bubuk dan gula aren, sudah banyak dikenal oleh masyarakat diluar daerah wiilayah sini,” katanya.

Dari apa yang telah dilakukan masyarakat dusun Ngaglik sini, dalam memanfaatkan potensi yang ada didaerah sini untuk dijadikan nilai hasil bagi peningkatan taraf perekonomian, Sinanto menambahkan, tentunya tidak lupa juga, atas peran dukungan dari bapak Kepala desa Pledokan, BP3, PPL, dan Babinsa Koramil 10 Sumowono.

“Dan berkat hal itu, Dusun Ngaglik merupakan salahsatu dusun yang mendapatkan predikat nilai (Team 14 PLD) termasuk sebagai desa unggulan, mandiri dan sangat berpotensi,” penuturannya sambil tersenyum.

.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.

Jumat, 15 April 2016

Peningkatan Produsen Kopi Bubuk Dusun Resowinangun Perlu Diperhatikan

Resowinangun – Melakukan pengembangan usaha kemandirian produksi kopi bubuk tentunya perlu mendapatkan dukungan dan juga perhatikan yang serius. Hal ini sebagai bentuk nilai sebuah potensi bagi peningkatan tarap hidup perekonomian kearifan lokal. Seperti apa yang dilakukan oleh seorang petani kopi dusun Resowinangun, Desa Pledokan, Sumowono-Kabupaten Semarang, Waluyo.

Dalam usaha produksi kopi bubuk ini, menurut Waluyo menuturkan, awalnya atas keinginan Kelompok Tani dusun Resowinangun yang tergabung dalam Klomptan ‘Suka Maju I. Disamping itu juga atas binaan dan dorongan dari perangkat pemerintah desa setempat, bidang urusan UMKM.

“Dikarenakan atas keinginan para petani dalam kelompok tani Suka Maju I dusun ini, serta mendapatkan respon positif dan dorongan dari Kepala desa Pledokan. Maka saya terketuk untuk melakukan usaha kopi bubuk. Apalagi usaha kopi bubuk tersebut sangat berpeluang dan menjanjikan nilai jualnya,” tuturnya, Jumat (15/04/2016) siang.

Selanjutnya, waluyo yang juga merupakan Ketua klomtan Suka Maju I mengatakan, bahwa usaha pengembangan kopi bubuk ini, saya baru mengeluti sejak mulai tanggal 13 September 2015 lalu hingga sampai sekarang ini. Dan dari usaha itu saya, keluarga serta Klomtan dusun sini dapat merasakan nilai manfaatnya.

Sementara dalam usaha produksi kopinya, ia memberi Brand ‘Kopi Bubuk MURNI’ Desa Pledokan. Sedangkan untuk jenis kopinya, Waluyo memakai biji kopi jenis Robusta.

“Usaha produksi kopi bubuk Saya memakai biji kopi jenis robusta dari hasil panen daerah petani sini, meskipun terkadang juga tidak menutup kemungkinan memakai hasil panen petani kopi dari daerah lain. Itupun jika produksinya membutuhkan banyak atas pesanan pihak pemesan,” jelasnya.

Dari usaha produksi kopi bubuk murni ini, dirinya akan terus mengembangkan sayap tidak hanya konsumsi daerah sekitar, namun juga akan keluar wilayah daerah lain, seperti Semarang, Boyolali, Temanggung dll.

“Rencana dan impian saya akan ekspansi produk kopi bubuk murni ini ke wilayah daerah lain. Doakan saja cepat dapat tambahan modal dan perhatian serius lagi dari pemerintah daerah kabupaten setempat,” katanya berharap.

Diketahui, bubuk kopi murni produksi Waluyo dikenal sangat murni tanpa campuran bahan pengawet. Adapun untuk harganya persaset terendah isi 1/2one seharga Rp.4000; Sedangkan 1 Kilogrmnya Rp.80.000;
Dan pemesanan kopi bubuk murni desa Pledokan hasil produksi Waluyo tersebut bisa langsung dipesan melalui kontak person: 08122 5195 881.

.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.

Kamis, 14 April 2016

Bupati Semarang, dr H Munjirin Meresmikan Pasar Sumowono

Sumowono – Guna memenuhi kebutuhan jalannya roda perekonomian kerakyatan di daerah pedesaan agar berjalan tertib, lancar, mandiri dan berkesinambungan, Bupati Semarang, dr. H Munjirin pada hari Rabu, (13/04/2016) pukul 19.00 WIB meresmikan pasar Sumowono, Ungaran-Kabupaten Semarang.

Sementara dalam peresmian pasar tersebut, Bupati Munjirin yang didampingi Kepala dinas pasar pemkab, Dandim 0714, Danramil 10, Kapolsek, Camat dan Kades Setempat, juga mengadakan peninjauan dan berinteraktif tanya jawab langsung dengan para pedagang.

Diketahui, pasar Sumowono merupakan titik sentral perdagangan yang mencakup tiga bagian pasar yakni; pasar pagi, pasar desa dan Ps. Pemda.

Adapun kapasitas penempatannya bagi para pedagang yang telah memenuhi sekitar 60%. Sedangkan untuk para pengunjung (pembeli,red) per harinya rata-rata kurang lebih 40%.

Berlangsungnya acara peresmian pasar itu juga dimeriahkan dengan adanya pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Dan hal ini menjadikan masyarakat setempat terlihat begitu respontif dan antusias.

.Doc:  MTM/GD-N/Media Network Jateng. 


Jalan Sehat Persada Sumowono Berlangsung Tertib, Kondusif Dan Meriah

Sumowono – Dalam rangka menyambut peresmian pasar Sumowono Kabupaten Semarang yang akan dibuka dan diresmikan langsung oleh Bupati dr H Munjirin, Rabu (13/04/2016) pukul 19.00 WIB. Para pedagang pasar Sumowono yang tergabung dalam wadah ‘Persatuan Para Pedagang’ (Persada) Kecamatan Sumowono-Ungaran terlebih dahulu mengadakan jalan sehat bersama.

Adapun acara jalan sehat tersebut dimulai dari pukul 06.30 hingga selesai 09.00 WIB.

Menurut salahsatu personil aparat Koramil 10 Sumowono, Serma Soejarwoto yang juga sebagai koordinator penanggungjawab lapangan mengatakan, bahwa jalan sehat in merupakan bentuk apresiasi masyarakat, khususnya para pedagang dalam rangka menyambut dan memeriahkan peresmian pasar Sumowono yang akan diresmikan langsung oleh bupati nanti malam.

“Alhamdulillah semua berjalan lancar, tertib, kondusif dan aman terkendali. Hal ini karena kami bersama dengan pihak jajaran aparat Polsek setempat senantiasa saling bahu membahu mendampingi dan mengamankan jalannya acara jalan sehat ini,” tuturnya.

Sementara itu acara tersebut berakhir finis dititik central pasar setempat dengan dimeriahkan, solo orgen, seni tradisional reog dan undian Dorsprise bagi para peserta jalan sehat.


.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng. 

Senin, 11 April 2016

Gelar Uji Coba Pertandingan Di Stadon Jatidiri Semarang, PSS Sleman Kerahkan Lima Ratus Sporter

SEMARANG - PSS Sleman kembali menghadapi PSIS Semarang di laga uji coba. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Jatidiri Semarang, Sabtu (09/04/2016) malam.

Dalam uji coba menghadapi PSIS Semarang, PSS Sleman akan kerahkan suporter hampir kurang lebih lima ratus personil. Hal ini guna memotifasi dukungan pada klub favorit andalannya.
Dukungan suporter PSS Sleman yang mencapai angka tersebut tampak terlihat dalam iring-iringan 10 truk, ditambah 4 bus yang mengangkut para suporternya, dan ini membuat disepanjang jalan raya terlihat macet. Namun dari hal tersebut dapat teratasi berkat kesigapan para koordinator penanggungjawab yang membawahi para suporter dengan dibantu pengawalan Patwal.

Sementara itu menurut pelatih PSS, Seto Nurdiyantoro mengatakan, bahwa dalam laga nanti PSS bakal memberi tugas khusus pada lini tengahnya. Pemain yang ada di posisi itu seperti Busari, Anang Hadi, Awang, Dirga Lasut dan Chandra Lukmana dituntut untuk lebih kreatif dalam memanjakan para striker.

"Dengan pola penyerangan ini semoga saja bisa mengulang kemenangan pertama, seperti ketika lawan PSIS sebelumnya," kata Seto Nurdiyantoro.

Namun di sisi lain, pertandingan ini sekaligus menjadi ajang pembuktian para pemain PSS, terutama yang masih berstatus sebagai pelamar. Dari sekian banyak pemain, ada tiga sosok yang dinilai memiliki kewajiban tersebut seperti Eko Prasetyo, eks stoper PSIS Semarang dan Persijap Jepara yang bertugas di lini belakang. Walaupun telah mengikuti seleksi dan diturunkan dalam dua uji coba, penampilan Eko dinilai belum memuaskan tim pelatih. Kemudian ada Saefudin, eks Persebaya 1927 yang bermain di lini tengah dan Jodi Kurniadi, stiker muda lokal yang juga masih dipantau perkembangan kemampuannya.

"Masih kita pantau, setelah lawan PSIS kemungkinan baru ada keputusannya. Mereka cocok atau tidak memperkuat tim. Untuk lini belakang cukup puas dengan manajemen pertahanan yang dilakukan," jelasnya.

Di samping ketiga pemain tersebut, tim pelatih juga bakal melihat kemampuan para pemain lainnya. Seperti Ahmad Rajendra yang terakhir bermain di Persela Lamongan. Dari rekam jejaknya, gelandang bertahan yang rencananya baru datang pada Sabtu (09/04) itu, ternyata juga bisa dipasang sebagai bek kanan maupun stoper. Tak heran keberadaan mantan awak Timnas U-16 dan U-19 B ini diharapkan bisa melengkapi skuat Super Elang Jawa dalam Indonesian Soccer Championship (ISC) B.

Manajer PSS Sleman, Arif Juli wibowo juga menginformasikan, selangkah lagi pihaknya bakal mendapatkan tanda tangan eks bek PSIM Yogyakarta, Eko Pujianto. Kedatangan pemain asal Padang itu diperkirakan baru terjadi pekan depan. Disusul satu striker juga akan bergabung dengan PSS setelah melawan PSIS Semarang.

.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.

Kamis, 07 April 2016

Dusun Ngaglik, Desa Pledokan, Merupakan Sebuah Dusun Yang Banyak Menyimpan Nilai-Nilai Potensi unggulan



Ngaglik – “Angin berhilr alur nafas kesejukan. Gemericik air beralir jalur ketenangan. Dibalik serumpunan bambu- bambu dan pepohonan, terlihat burung-burung berdendang nyanyian cakrawala rayaNya, begitu indah dan merdu. Sementara dibawah kaki-kaki jelajah naungan jiwa ibu pertiwi tegak berdiri, terbentang hamparan pemandangan sawah yang dikelilingi kerapatan hutan yang begitu hijau nan sejuk memukau. Ditambah, anak-anak keturunan berkayut lahir dari kasih sayang penduduk yang bermasyarakat hidup bersahaja, sederhana, ramah dan rukun. Berlabuh sirkulasi jalannya perekonomian, atas kelimpahan kerahmatan, keberkahan, dan kesuburan ‘Sumber Daya Alamnya (SDA)’ yang banyak memiliki nilai-nilai potensi. Serta didukung tempa oleh keteguhan, kemandirian dan kerja keras potensi hasil Sumber Daya Manusianya (SDM). Dari hal itu, aspek-aspek kehidupan membentang  ranah  bercungkup bidang; pertanian, perkebunan, peternakan dan kewirausahaan. Hingga, siapapun yang datang berlaku lelap ketempat daerah tersebut akan merasakan kegaguman dalam selimut awan keteduhan, kenyamanan, dan kedamaian”.
 
Dari sekilas ilustrasi sastra semesta alam diatas yang saya apresiasikan, mengambarkan suatu daerah  yang ada dibawah lereng gunung Ungaran, yakni tepatnya di daerah Dusun Ngaglik, Kelurahan Pledokan, Kecamatan Sumowono-Kabupaten Semarang, Kamis (07/04/2016) pagi.

Menurut Kepala Desa Pledokan, Turja’un mengatakan, bahwa dusun Ngaglik merupakan sebuah dusun memiliki luas -+76,7Ha dengan penduduk sekitar 546 jiwa, terdiri laki-laki 286, perempuan 260 orang. Dan rata-rata penduduknya tak jauh beda dengan dusun-dusun lainnya, yakni bekerja sebagai petani dan peternak, dengan hasil dan pendapatan komoditas dari pertanian dan perkebunan adalah tanaman padi, jagung, ubi jalar, sayuran dan buah-buahan. Sedangkan untuk sektor peternakannya seperti ternak kambing, sapi dan ayam.

“Sebenarnya dusun Ngaglik tak jauh beda dengan dusun-dusun lainnya yang ada di wilayah pemerintah desa Pledokan. Hanya saja, setiap masa hasil panen yang berasal dari daerah itu, biasanya masyarakatnya, sebagian hasil panennya dijual dan sebagian lagi diolah sebagai usaha nilai bagi tambahan penghasilan. Seperti jahe yang dijadikan sirup jahe, deresan air aren dijadikan gula aren, kopi menjadi kopi bubuk, serta ketela pohon atau umbi jalar menjadi criping goreng,” jelasnya.

 Selanjutnya, Turja’un menambahkan, adapun untuk beberapa warga yang berternak seperti sapi, biasanya perahan susu sapinya diambil, dan diolah menjadi minuman susu segar. Sedangkan untuk kotoran ternak sapinya dijadikan sebagai pupuk.

“Dari kedua hal tersebut, baik itu olahan perahan susu sapi maupun kotoran sapinya menjadi pupuk, masyarakat dusun Ngaglik selalu manfaatkan untuk nilai jual. Kan lumayan sebagai tambahan penghasilan,” imbuhnya.

Selanjutnya  Kades Turja’un menuturkan, ada sebuah keunikan di dusun Ngaglik, dan sangat menarik, sehingga membuat kagum banyak orang. Dimana dari daerah terpencil tersebut mempunyai tempat /wadah dalam hal sektor pendidikan non formal yang dikenal dengan nama ‘UPLIK’, yakni sebuah tempat sebagai sarana taman bacaan dan pengajaran ilmu pengetahuan bagi warga penduduk setempat.

Adapun Uplik ini merupakan ide dasar untuk mencerdaskan dan membangun masyarakat gemar membaca.

“Dengan ide dasar itu, maka dibuatlah adanya taman bacaan dan sekaligus juga sebagai tempat pengajaran berbgai ilmu pengetahuan. Dan dari hal itu pula, harapannya masyarakat sini jangan ada yang buta hurup, ketinggalan informasi, dan tidak mengenal ilmu pengetahuan,” penuturannya. 

.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.

Selasa, 05 April 2016

Dikarenakan Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono Telah Memenuhi Syarat dan Siap, Team 14 PLD Kabupaten Semarang Lakukan Penilaian Langsung Kelapangan



Pledokan – Menjadikan sebuah desa berkembang lebih maju, mandiri, aman dan sejahtera, tentunya dilakukan dengan hasil upaya kerja keras dan kesinergian dari berbagi pihak terkait. Baik itu masyarakat desanya maupun perangkat pemerintahan setempat. Hal ini telah ditunjukan dan dibuktikan pada Desa Pledokan, Sumowono-Kabupaten Semarang, sebagai desa unggulan dalam segala prioritas. Apalagi desa  tersebut merupakan wakil dari kabupaten yang telah memenuhi syarat dan telah siap dalam penilaian lomba desa menuju jenjang ke tingkat Propinsi.


Menurut ketua team Penilaian Lomba Desa (PLD)Kabupaten, Sri Suryani mengatakan,  pada dasarnya desa Pledokan Kecamatan Sumowono adalah salah satu desa yang telah memenuhi syarat dan telah siap untuk mewakili Kabupaten Semarang. Oleh karena itu, kami dari team penilaian desa yang terdiri dari 14 team langsung turun melakukan penilaian dilapangan. Sebab dari penilaian langsung tersebut, tentunya dan nantinya akan dijadikan bahan referensi, apakah desa ini berpeluang dan akan lolos menuju ke tingkat selanjutnya, yakni ditingkat Propinsi.

“Kami langsung turun kelapangan melakukan penilaian, apakah benar-benar telah memenuhi syarat atas apa yang ada dilapangan,” tuturnya, Selasa (05/04/2016) pada jurnalis media online Network Jateng.

Kemudian Sri Suryani yang juga merupakan Sekretaris PKK Kabupaten Semarang menambahkan, adapun untuk kreteria penilaian lomba terbagi tiga item, yakni bidang pemerintahan, bidang wilayahan, dan bidang kemasyarakatan.


“Dari tiga bidang itu meliputi indikator administrasi, pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan, kewirausahaan, potensi hasil produk unggulan, dan kesejahteraan,” tambahnya.

Sementara sebelum acara penilaian lomba desa dilakukan, para team PLD disambut langsung oleh Kepala Desa setempat beserta jajaran perangkatnya, Sekretaris Camat (Secam), tokoh masyarakat, aparat Babinsa TNI AD-10 dan Polsek. Dan penyambutannya dimeriahkan dengan iring-iringan berbagai kesenian tradisional, seperti kesenian tari kuda lumping dan tari laskar Diponegoro.

Adapun untuk pembukaan acara PLD tersebut ditempatkan di Balai Desa Pledokan. Sedangkan penilaian lomba desanya, dipusatkan ada di titik empat wilayah, yaitu Dusun Pledokan, Ds Ngaglik, Ds. Resowinangun, dan Ds.Kemuning.

Dan untuk pelaksanaan PLDnya dimulai dari pukul 10.00 hingga selesai 17.35 WIB.

.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.