Jakarta - Pemerintah baru harus mengatur
strategi mengatasi ketimpangan pendapatan yang kian lebar. Hal ini agar
hasil pembangunan bisa dinikmati secara merata.
Berdasarkan data SUSENAS 2003-2013 menunjukkan, peningkatan pendapatan kelompok kaya jauh lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan pendapatan kelompok menengah bawah. Rata-rata pertumbuhan pendapatan kelompok 20 persen terkaya mencapai sekitar tiga kali lipat pertumbuhan pendapatan kelompok 40 persen termiskin.
"Hal ini akibat banyak kebijakan yang kurang tepat sasaran, jadi jaraknya makin lebar," ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Rabu (15/10/2014).
Adapun pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ternyata turut memperbesar jurang pendapatan.Dmana pada tahun 2005 angka Indeks Gini mencatat angka 0,36, sedangkan di tahun 2013 angka tersebut meningkat menjadi 0,41 persen.
Namun Bambang melihat kesenjangan pendapatan merupakan fenomena global. Di Amerika misalnya sebanyak 1 persen orang ternyata menguasai 40 persen aset kekayaan di negara Paman Sam tersebut.
"Pertumbuhan kekayaan didapatkan dari hasil usaha, bisnis dan kepemilikan properti yang besar, daya beli mereka juga bertambah," kata Bambang.
Menurut dia selanjutnya, ketimpangan pendapatan bisa diturunkan dengan optimalisasi pendidikan, fasilitas kesehatan, dan program berbasis kesejahteraan keluarga. Pembangunan infratsruktur dasar juga harus dikejar pengerjaannya. Hal ini antara lain, agar pengembangan daerah tertinggal bisa dilakukan dan penyaluran subsidi langsung tepat sasaran.
Ekonom Paul Krugman dan Allan S. Binder, menurut Bambang pernah menekankan pemerataan kesempatan (equal opportunity) merupakan salah satu solusi penanggulangan masalah ketimpangan. Untuk itu pemerintah mendatang harus berupaya menciptakan kesempatan yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat. Termasuk dalam hal ini akses pendidikan, pelayanan kesehatan, infratstruktur dasar seperti listrik, internet dan sanitasi yang layak.
Berdasarkan data SUSENAS 2003-2013 menunjukkan, peningkatan pendapatan kelompok kaya jauh lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan pendapatan kelompok menengah bawah. Rata-rata pertumbuhan pendapatan kelompok 20 persen terkaya mencapai sekitar tiga kali lipat pertumbuhan pendapatan kelompok 40 persen termiskin.
"Hal ini akibat banyak kebijakan yang kurang tepat sasaran, jadi jaraknya makin lebar," ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Rabu (15/10/2014).
Adapun pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ternyata turut memperbesar jurang pendapatan.Dmana pada tahun 2005 angka Indeks Gini mencatat angka 0,36, sedangkan di tahun 2013 angka tersebut meningkat menjadi 0,41 persen.
Namun Bambang melihat kesenjangan pendapatan merupakan fenomena global. Di Amerika misalnya sebanyak 1 persen orang ternyata menguasai 40 persen aset kekayaan di negara Paman Sam tersebut.
"Pertumbuhan kekayaan didapatkan dari hasil usaha, bisnis dan kepemilikan properti yang besar, daya beli mereka juga bertambah," kata Bambang.
Menurut dia selanjutnya, ketimpangan pendapatan bisa diturunkan dengan optimalisasi pendidikan, fasilitas kesehatan, dan program berbasis kesejahteraan keluarga. Pembangunan infratsruktur dasar juga harus dikejar pengerjaannya. Hal ini antara lain, agar pengembangan daerah tertinggal bisa dilakukan dan penyaluran subsidi langsung tepat sasaran.
Ekonom Paul Krugman dan Allan S. Binder, menurut Bambang pernah menekankan pemerataan kesempatan (equal opportunity) merupakan salah satu solusi penanggulangan masalah ketimpangan. Untuk itu pemerintah mendatang harus berupaya menciptakan kesempatan yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat. Termasuk dalam hal ini akses pendidikan, pelayanan kesehatan, infratstruktur dasar seperti listrik, internet dan sanitasi yang layak.
.Ant/Rep/AOJ/JMP.21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar