Jakarta - Kurs
yen menguat terhadap dolar Amerika Serikat di perdagangan Asia, Senin,
kekhawatiran atas ekonomi global mendorong para investor melarikan diri ke
investasi yang lebih aman, kata para analis ekonomi.
Dolar merosot menjadi 107,19 yen dalam perdagangan sore di Singapura, dari 107,65 yen di New York pada Jumat (10/10/2014) sore. Pasar keuangan Jepang ditutup untuk libur publik.
Euro berada di 1,2678 dolar turun dari 1,2627 dolar dan dikutip 135,92 yen turun dari 135,97 yen.
"Kekhawatiran atas pertumbuhan global terus mendorong pasar mata uang," bank terbesar Singapura, DBS Bank, mengatakan dalam sebuah catatan.
"Penurunan indeks-indeks saham AS dan imbal hasil obligasi, ditambah dengan harga minyak dan komoditas yang lebih rendah, telah menimbulkan keraguan mengenai apakah ekonomi AS dapat melepaskan diri dari pelemahan negara-negara utama lainnya, yaitu zona euro dan Jepang," katanya.
"Hal ini penting karena spekulan telah memuat dolar AS terhadap mata uang utama karena kekuatan relatif dari ekonomi Amerika Serikat."
DBS mengatakan yen telah mengulangi perannya sebagai mata uang safe haven di tengah-tengah penghindaran risiko".
Bank Malaysia CIMB mengatakan euro berada di bawah tekanan karena "prospek ekonomi lemah di Prancis dan Jerman".
Jerman, ekonomi terbesar Eropa, telah terpukul oleh penurunan tajam tak terduga pesanan pabrik, produksi industri dan ekspor, sementara "think tank" (lembaga riset) terkemuka memotong tajam perkiraan pertumbuhan mereka untuk kedua negara itu pada tahun ini dan tahun berikutnya.
Pekan lalu, lembaga pemeringkat Standard & Poor's menurunkan prospek untuk Prancis dari "stabil" menjadi "negatif" di tengah kekhawatiran atas situasi anggaran negara. CIMB mengatakan hal ini "dapat terus memberikan tekanan dalam waktu dekat terhadap euro".
Standard & Poor's mengatakan posisi anggaran pemerintah Prancis "memburuk".
Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, Kamis, memperingatkan bahwa ada kemungkinan 35-40 persen dari zona euro tergelincir kembali ke dalam resesi jika tidak diambil tindakan untuk mencegahnya. Dana pekan lalu juga memangkas proyeksi untuk pertumbuhan global pada 2014 dan 2015.
Dolar merosot menjadi 107,19 yen dalam perdagangan sore di Singapura, dari 107,65 yen di New York pada Jumat (10/10/2014) sore. Pasar keuangan Jepang ditutup untuk libur publik.
Euro berada di 1,2678 dolar turun dari 1,2627 dolar dan dikutip 135,92 yen turun dari 135,97 yen.
"Kekhawatiran atas pertumbuhan global terus mendorong pasar mata uang," bank terbesar Singapura, DBS Bank, mengatakan dalam sebuah catatan.
"Penurunan indeks-indeks saham AS dan imbal hasil obligasi, ditambah dengan harga minyak dan komoditas yang lebih rendah, telah menimbulkan keraguan mengenai apakah ekonomi AS dapat melepaskan diri dari pelemahan negara-negara utama lainnya, yaitu zona euro dan Jepang," katanya.
"Hal ini penting karena spekulan telah memuat dolar AS terhadap mata uang utama karena kekuatan relatif dari ekonomi Amerika Serikat."
DBS mengatakan yen telah mengulangi perannya sebagai mata uang safe haven di tengah-tengah penghindaran risiko".
Bank Malaysia CIMB mengatakan euro berada di bawah tekanan karena "prospek ekonomi lemah di Prancis dan Jerman".
Jerman, ekonomi terbesar Eropa, telah terpukul oleh penurunan tajam tak terduga pesanan pabrik, produksi industri dan ekspor, sementara "think tank" (lembaga riset) terkemuka memotong tajam perkiraan pertumbuhan mereka untuk kedua negara itu pada tahun ini dan tahun berikutnya.
Pekan lalu, lembaga pemeringkat Standard & Poor's menurunkan prospek untuk Prancis dari "stabil" menjadi "negatif" di tengah kekhawatiran atas situasi anggaran negara. CIMB mengatakan hal ini "dapat terus memberikan tekanan dalam waktu dekat terhadap euro".
Standard & Poor's mengatakan posisi anggaran pemerintah Prancis "memburuk".
Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, Kamis, memperingatkan bahwa ada kemungkinan 35-40 persen dari zona euro tergelincir kembali ke dalam resesi jika tidak diambil tindakan untuk mencegahnya. Dana pekan lalu juga memangkas proyeksi untuk pertumbuhan global pada 2014 dan 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar