Pagi membuka garis cakrawala wajah langit
Matahari menghamparkan kehangatan senyum
pertiwi
Burung-burung alam bernyanyi riang;
Iringi jelajah kesuburan hijaunya olah ukir
langkah senyum para petani…
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Sepenggal
puisi lepas saya yang tertulis diatas, pada dasarnya ingin mencoba merangkai
kaitkan pada sebuah hasil liputan yang saya lakukan, yakni tentang: ‘Jelajah
Olah Budidaya Tanaman Selada, Petani Dusun Geblog, Desa Sido Mukti, Kecamatan
Bandungan-Kabupaten Semarang’, Jumat (09/09/2016) pukul 02.40 WIB.
Dalam
jelajah olah tanaman selada, kita harus mengetahui jenis tanaman tersebut.
Disamping itu juga, bagaimana cara penyemaian, penanaman, perawatan, pengolahan
tanah, pemupukan, dan masa panennya.
Adapun
untuk yang pertama kita ketahui bahwa tanaman selada terbagi dua jenis, yaitu;
- Selada korp daun berbentuk
bulat lepas, dengan daunnya hijau mengembang
- Selada korp (heading
lettuce) bentuk bulat atau lonjong dan daunya hijau padat
Dari
dua jenis diatas yang paling banyak dibudidayakan di daerah Dusun Geblog, Desa
Sido Mukti, Kecamatan Bandungan-Kabupaten Semarang, menurut data salahsatu
Kelompok Tani setempat kebanyakan adalah jenis selada daun hijau bergelombang atau
mengembang, dan cenderung berkerut-kerut, atau populer dengan nama selada
keriting.
Selada
keriting dikenal tanaman toleran dan cocok ditanam di daerah tropis , dingin dan
bertatap langsung dengan sinar matahari. Dari hal itu, jenis selada keriting dapat
tumbuh subur di dataran rendah dan panas sekalipun, seperti daerah kota
Semarang.
Dan suhu
optimal bagi budidaya selada kriting berkisar antara 15-25°C dengan ketinggian
900 meter hingga 1.200 meter dari permukaan laut.
Sementara
untuk jenis tanah yang disukai selada kriting adalah tanah lembab berlempung,
berdebu atau berpasir dan mengandung humus. Serta juga toleran terhadap tanah
yang miskin hara, asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai.
Penyemaian biji atau
benih
Tanaman
selada dapat diperbanyak dengan biji, dan untuk biji atau benih selada pemilihan
dan penyemaian diperoleh dengan menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga dan
berbuah. Kemudian, pada usia tua baru
diambil bijinya.
Adapun
untuk kebutuhan benih selada per satu hektar lahan adalah 250 gram. Sedangkan
untuk mendapatkan hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih
dahulu sebelum ditanam dihamparan lahan yang luas, dan media penyemaiannya
dapat dilakukan dengan polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak atau
di atas bedengan.
Salahsatu
contoh cara penyemaian pada media tanam di atas bedengan adalah sebagai berikut;
-
Siapkan
bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi sekitar 15 cm, panjang bedengan
disesuaikan dengan kebutuhan.
-
Posisi
bedengan harus ditempat terbuka dan jauh dari gangguan binatang.
-
Campurkan
pupuk kandang, tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1.
-
Gunakan
pupuk kandang yang sudah betul-betul matang. Hal ini untuk menghindari tumbuhnya
mikro organisme yangn tidak diharapkan. sebab pupuk kandang gunanya untuk memperkaya
unsur hara dan nutrisi.
-
Arang
sekam, yakni berguna untuk menggemburkan tanah, agar pada pencabutan bibit
tidak merusak akar tanaman. Namun apabila tanah terlalu asam, berikan juga
kapur pertanian atau dolomit secukupnya, dengan kapasitas derajat keasaman yang
ideal untuk budidaya selada adalah pH 5 sampai 6,8.
-
Siram
media penyemaian dengan air secukupnya. Agar kelembaban pada benih yang akan
ditabur terasa. Dan usahakan jangan sampai basah menggenang atau terlalu
banyak, karena tanaman bias busukan.
-
Tebarkan
benih selada secara merata diatas bedengan, dengan kepadatan penebaran benih
adalah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai.
-
Buatlah
naungan diatas bedengan tersebut. Hal ini gunanya untuk melindungi bibit yang
baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Serta pada musim kemarau,
untuk menaungi bibt dari sengatan panas matahari yang terlalu terik.
-
Lakukan
pemindahan bibit selada keriting setelah berdaun 4-5 helai atau berumur 3-4
minggu sejak benih ditebar. Dan jarak tanam sebesar 10 x 15 cm.
-
Dan
yang terakhir adalah perawatan pada tahap penyemaian dengan penyiraman rutin,
penyiangan gulma dan pengawasan hama atau penyakit. Sementara dalam budidaya
selada keriting organik tidak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis.
Apabila terserang hama atau penyakit bisa diberikan pupuk kandang tambahan dan
penyemprotan pestisida nabati bila diperlukan.
Perawatan budidaya selada
Dalam
perawatan yang dilakukan dalam budidaya selada kriting antara lain; penyiraman,
pemupukan dan penyiangan. Sementara itu untuk penyiraman dilakukan dengan penyesuaian
cuaca yang ada. Manakala tidak ada hujan, maka lakukan 2 kali penyiraman dalam
satu hari setiap pagi dan sore. Adapun penyiraman dapat dilakukan pada siang
hari dengan catatan intensitas air yang cukup banyak , agar menghindari layu
mendadak pada tanaman tersebut. Selanjutnya pada masa bibit yang ditanam
berumur 2 minggu, dan apabila tanaman kurang subur yang ditandai dengan warna
hijau yang pudar, berikan tambahan pupuk kandang sebanyak 2 ton per hektar. Untuk
pupuk kandang yang digunakan hendaknya yang mengandung unsur nitrogen tinggi
seperti kotoran ayam. Kemudian pada umur tanaman telah mencapai 20 hari lakukan
penyemprotkan pupuk cair organik dengan dosis 3 liter per hektar.
Sementara
itu untuk cara penyiangan gulma sedikit berbeda pada waktu musim kemarau maupun
penghujan. Adapun waktu musim kemarau, gulma dicabut atau dipotong, selanjutnya
biarkan di permukaan tanah. Hal ini gunanya sebagai tambahan pupuk hijau dan
membentuk mulsa untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman bisa
dihemat. Sedangkan pada musim hujan, gulma harus dicabut dan bedengan pun harus
bersih dari hijauan. Gunanya untuk menghindari tumbuhnya jamur atau penyakit di
sekitar tanaman selada akibat kelembaban yang tinggi
Pengendalian hama dan
penyakit
Hama
dan penyakit yang biasa menyerang budidaya selada keriting adalah sebagai
berikut:
- Jangel (Bradybaena
similaris ferussac), bentuknya seperti siput berukuran 2 cm. Hama ini
menyerang tanaman di segala umur. Biasa bersembunyi pada pangkal daun
bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun berlubang.
- Tangek (Parmalion
pupilaris humb), bentuknya mirip dengan jangel namun tidak memiliki
siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun. Hama ini lebih
banyak menyerang di musim kemarau dibanding musim hujan.
- Busuk lunak (soft rot),
penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit ini menyerang
bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun menjadi coklat
kemudian layu. Selain bisa menyerang tanaman yang masih ditanam, penyakit
ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.
- Busuk pangkal daun,
penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini menyerang
pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang panen.
Panen budidaya selada
Masa
panen budidaya selada keriting petani bisa dipanen 20-30 hari setelah bibit
ditanam. Dan itu dihitung mulai dari penyemaian sampai panen, kira-kira
dibutuhkan 40-60 hari. Sementara untuk produktiivitas pengembangan budidaya tanaman
selada keriting bisa mencapai 15-20 ton per hektar.
.Doc: MTM/GD/Media Network Jateng.