Kamis, 08 November 2018

Tumbuhkan Pendidikan Karakter Taqwa Pada Anak (II)


Oleh: MT. Mudjaki

Guna menindaklanjuti artikel yang berjudul: “Tumbuhkan pendidikan karakter taqwa pada anak (I)” yang telah saya tulis dan terurai berapa waktu lalu, saya ingin kembali menambahkan ulasan sebagai bahan penguatan, cakupan dan sekaligus penuntasan. Disamping itu, tentunya dapat sebagai bahan perenungan, menambah wawasan, dan kajian nilai-nilai manfaat bagi kita semua.

 Sementara itu dalam artikel sebelumnya (secara implisit) kita ketahui, bahwa pendidikan karakter taqwa bagi pertumbuhan anak adalah suatu pendidikan yang menerapkan metode dan system terpadu dari mulai keluarga (kedua orang tua) hingga ke jenjang pendidikan sekolah (agama maupun umum), dengan tekad ‘Satu arah : Satu tujuan’ menjadi pribadi manusia (muslim-muslimah, red) yang memiliki potensi kemanusiaannya tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara tauhidiyyah, jasadiyyah, aqliyyah, ‘ubudiyyah dan khalifiyyah.

Sehingga dari hal tersebut, anak-anak diri pribadi setiap muslim-muslimah menjadi karakter yang utuh (kaffah). Dan hal ini tentunya harus diperkuat dan selaras terkait dengan aspek-aspek yang meliputi akidah, akhlak, ibadah dan mu’amalah duniawiyyah.

Adapun untuk difinisi penjabaran aspek-aspeknya adalah sebagai berikut:

Ø  Aspek Akidah merupakan aspek karakter taqwa yang beriman pada Allah, malaikat, nabi/rosul Allah, kitab suci Al Qur’an dan kitab suci sebelumnya, serta beriman pada yang ghaib dan hari akhir.
Ø  Aspek Akhlak merupakan aspek karakter taqwa yang senantiasa memohon pertolongan, ampunan, taubat dan rasa syukur pada Allah SWT, bersifat pemaaf, pemurah, sabar dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan ujian hidup, selalu menjaga kehormatan, bersikap istiqomah dan menepati janji.
Ø   Aspek Ibadah merupakan aspek karakter taqwa senantiasa mendirikan dan menjalankan sholat, senang beramal atas rizki/hartanya yang diperoleh dengan halal bagi fakir miskin, anak yatim piatu dan orang yang membutuhkan hanya semata-mata mengharapkan ridho Allah, menjalankan puasa, baik yang wajib (puasa Ramadhan) maupun yang sunnah, senang belajar, membaca dan mengkaji kajian kitab suci Al qur’an, menunaikan ibadah haji dan umrah(bagi yang mampu, red).
Ø  Aspek Mua’amalah Duniawiyyah merupakan aspek karakter taqwa yang giat bekerja, belajar menuntut ilmu agama dan pengetahuan umum, suka berbagi pengalaman; pengetahuan, pemikiran dan tenaganya demi kemanusiaan atas ridho; sesuai dijalan Allah, senantiasa rendah hati (tawadhu) dan hidup sederhana.

Dari difinisi penjabaran aspek-aspek tersebut diatas, lalu apa strategi pendidikan karakter taqwa yang perlu diimplementasikan?

Menurut Prof. Dr. Zakiyyah Daradjat yang kemudian dikembang terapkan Kemenpendikbud, ada dua (2) hal, yakni;

  1. Menerapkan pendekatanCognitive Approach’, yaitu dengan cara mengembangkan dan membudayakan pendidikan potensi pikir anak, menanamkan daya aktualisasi, kreatifitas, diskusi dan apresiasi anak, serta memberikan jalan (solusi) tentang persoalan/permasalahan yang dihadapi anak.
  2. Menerapkan pendekatanConditional Approach’, yaitu dengan cara mengembangkan dan menanamkan suasana keluarga maupun lingkungan sekolah yang kondusif, aman, ramah, rasa cinta kasih dan peduli.
Dari dua hal ini, perkembangan diri anak-anak dapat merasakan sebuah arti makna; nilai-nilai sifat keteladanan, optimis, tidak cenggeng, komunikatif dan percaya diri.

Disamping itu, dapat membentuk jiwa pemberani; bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukannya, berani melawan pada hal-hal karakter yang kurang baik/buruk, berani bersikap kritis, penuh rasa cinta kasih dan peduli terhadap lingkungan dan sesama umat manusia. Serta berani percaya diri dan yakin mampu mengubah perilaku teman-teman lingkungan sekitarnya maupun di sekolah kearah pribadi muttaqin.

Oleh karena, guna sebagai kesimpulan dan catatan, bahwa penanaman pendidikan karakter anak berkarakter taqwa, diharapkan sebagai selaku orang tua benar-benar komitmen dan konsisten. Serta tekun, sabar, peka dan senantiasa penuh perhatian. Sebab bagaimanapun, anak-anak merupakan buah cipta dan amanat  yang telah diberikan Allah. Dan sekaligus merupakan siklus sebagai generasi penerus; pilar masa depan bagi keluarga, agama, bangsa dan Negara.


.Doc.Arsip Artikel: MTM/Sumber Kesenergian Kajian Islam Muhammadiyah