Kamis, 03 November 2016

Hasil Sebagai Petani Tidak Mencukupi Kebutuhan Ekonomi Hidup Bagi Keluarga, Waldi Cari Nilai Tambah Bikin Batako

KebonAgung - Karena hasil sebagai petani selama ini tidak dapat diandalkan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi bagi keluarga. Saya memberanikan diri dengan jalan sikap buka usaha batako,” demikian kata Waldi (47), warga Desa Kebonagung, Kec. Sumowono-Kab.Semarang pada Jurnalis Media Network Jateng, Kamis (03/11/2016).

Selanjutnya Waldi mengatakan, awalnya usaha tersebut sebagai upaya untuk menutupi kekurangan setiap kali hasil panen selalu merugi. Disamping itu juga dikarenakan kebutuhan ekonomi keluarga makin bertambah, terutama dalam soal kebutuhan biaya sekolah anaknya.

“Daerah desa Kebonagung sini kan rata-rata petani sawah dan sayur tadah hujan, dan setiap musim kemarau sering kekurangan air, serta panennya antara 4-5 bulan. Dari hal ini, sirkulasi kebutuhan bagi keluarga harus ada dan harus berjalan untuk dipenuhi. Maka dari itu saya berpikir bagaimana soal kebetuhan keluarga ada tambahan dan dapat dipenuhi. Kemudian saya memberanikan buka usaha bikin batako,” penuturannya.
Sementara itu dalam usaha batako, Waldi telah menekuni sekitar satu tahun, yang dibantu seorang teman, kebetulan satu tetangga, Sarianto (45).

Adapun diketahui pembuatan batako masih bersifat tradisonal dan manual. Namun dari hal itu, hasil pembuatan batakonya tidak kalah dengan hasil dari pabrik.

Untuk pengerjaan batakonya, ia dan temannya dalam sehari dapat menghasilkan 200-250 batako.
Sedangkan soal harganya, Waldi mengatakan bahwa untuk harga  per batako sekitar Rp.2.600, dan harga itupun diambil ditempat. Sedangkan untuk pemesanan diantar sampai ditempat hanya dikenakan biaya transportasinya saja.

“Alhamdulillah dari hasil usaha itu sudah mulai kelihatan dan telah lumayan banyak yang memesan. Disamping itu juga telah lumayan dapat membuahkan ada nilai hasilnya, serta cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,” katanya tersenyum.

Sementara itu, disinggung soal kendala dalam usahanya, Waldi menuturkan, pada dasarnya hanya masalah permodalan untuk tambahan pembelian peralatan dan armada.

“Kalau untuk nilai jual pemasaran tidak masalah, hanya saja soal permodalan untuk membeli peralatan. Dan syukur-syukur bisa beli armada mobil angkutan,” tuturnya.

Apalagi dalam kurun waktu usaha yang dirintis Waldi bersama Sarianto selama ini, belum ada sedikit perhatian dari Dinas Pemerintah setempat dalam bentuk bantuan untuk pengajuan penambahan modal.

“Dari usaha ini, harapan saya ya tentunya dapat diperhatikan dan dibantu oleh pihak Dinas pemerintah terkait Pemkab. Semarang. Sebab usaha ini merupakan sebuah usaha rintisan kemandirian yang dapat dikembangkan terus dan berkelanjutan. Serta sangat berprospek dan bermanfaat,” jelasnya.



Jumat, 21 Oktober 2016

Terdakwa Diah Ayu K, Pegawai BTPN Di Vonis 9 Tahun Penjara


Semarang - Ketua majelis hakim Antonius Widjantono telah menjatuhkan vonis 9 tahun pada terdakwa Diah Ayu Kusumaningrum yang telah terbukti bersalah melakukan tindakan korupsi dan pemberian secara langsung (suap, red). Hal ini sesuai pasal 3 Jo Pasal 18 UU Nomor 31/1999 sebagaimana diubah dan ditambah UU Nomor 20/2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP. Serta terbukti melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf b pada UU Nomor 31/1999 sebagaimana diubah dan ditambah UU Nomor 20/2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP, Jumat (21/10/16) di Pengadilan Tipikor Semarang.


“Disamping vonis putusan 9 tahun bagi terdakwa tersebut, juga dijatuhi putusan pidana denda sebesar Rp. 100 juta," kata Antonius dalam amar putusannya.

Selanjutnya Hakim Antonius menjelaskan, atas tindakan terdakwa tersebut, total kerugian Negara mencapai Rp. 21,7 miliar. Dari kerugian Negara itu, terdakwa Diah Ayu tidak hanya melakukan tindakan korupsi saja. Namun juga melakukan tindakan menyuap terhadap Pejabat, yakni mantan Kepala UPTD Kasda pada DPKAD Kota Semarang, R Doddy Kristiyanto dan Suhantoro.

“Dan hal itu dilakukan oleh terdakwa sebanyak enam kali memberikan uang ke Suhantoro sebesar sekitar Rp 152 juta, sejak penarikan dana kasda awal 2014,” tambahnya.

Disamping itu, Jumlah dari hal tersebut kemudian gratifikasi yang diberikan kepada Suhantoro (mantan kepala UPTD Kasda Pemkot. Semarang, red) dikurangkan dengan total kerugian negara. Sehingga kerugian yang harus ditanggung terdakwa sebesar Rp 21,5 miliar," jelasnya.

Kemudian Antonius menambahkan, dari denda itu harus dibayar oleh terdakwa paling lambat satu bulan setelah putusan berkekuatan hukum tetap. Tetapi jika tidak dibayar, maka akan disita asetnya. Dan manakala tetap tidak mencukupi, akan diganti pidana penjara selama 3 tahun.


.Doc: MTM/GDN/Hms/Media Network Jateng.

Senin, 17 Oktober 2016

Akibat Muatan Terlalu Berat, Truk Dam BG 8601 UC Terbalik hantam Pengendara Motor Hingga Tewas

Kajangan – Telah terjadi laka tunggal akibat beban muatan tanah terlalu berat, Truk Dam Nopol BG 8601 UC terbalik dan menghantam pengendara motor hingga tewas, Senini (17/10/16) Sore.

Adapun kejadiannya kecelakan tersebut didaerah tanjakan jalan raya Kalirejo, Desa Kajangan, Ungaran Timur - Kab. Semarang.

Menurut saksi mata, Paimin (50)mengatakan, waktu itu truk dalam keadaan menanjak naik, namun posisinya tidak kuat akhir oleng dan terguling kesamping dan akhirnya menghantam pengendara sepeda motor Vega Nopol H 3757 TV.

“Karena tidak kuat menanjak, dan beban muatannya terlalu berat, truk tersebut oleng hingga terbalik. Dan tiba-tiba dari arah samping belakang ada pengendara motor, hingga akhirnya menabrak si pengendara motor tewas ditempat,” penuturannya pada wartawan Network Jateng.

Sementara korban pengendara motor diketahui, satu orang tewas dan yang satunya mengalami luka-luka parah, dengan posisi berboncengan.

Selanjutnya saksi mata menambahkan, dari kecelakan tersebut, dan tahu kalau ada korban tewas, si pengemudi langsung turun dan melarikan diri ke polres setempat untuk menyerahkan diri.

Atas peristiwa tersebut, korban ditangani langsung dari pihak aparat kepolisian Satlantas kab. Semarang, dan dilarikan kerumah sakit.


.Doc: MTM/GDN/Media Network Jateng.

Komunitas Sastra Pena Ambarawa Adakan Bedah Buku 35 Hari Desa Kabut

Ambarawa – Dalam menunjukan eksistensi pada dunia satra, komunitas sastra Pena Ambarawa mengadakan bedah buku novel “35 Hari Desa Kabut” karya kolaborasi Lili Permata dan Dessy Php, Minggu (16/10/16) pukul 09.30 WIB.

Bedah buku tersebut di hadiri seorang pengamat dan sekaligus pembedah karya sastra, Hany Panjaitan, penulis buku novel tersebut, pemerhati dan para pegiat sastra komunitas setempat.

Sementara sebelum dilakukan acara bedah buku, menurut salahsatu penulis buku novel 35 Hari Desa Kabut, Dessy Php mengatakan, bahwa buku ini merupakan karya kolaborasi yang terinpirasi atas suasana desa dan kehidupannya. Dan merupakan bagian perjalanan sewaktu KKN yang dekat dengan seseorang anak kepala desa desa setempat yang kebetulan senang menulis.
“Jadi ide ataupun gagasannya, sewaktu saya KKN didesa dengan suasana sejuk dan berkabut. Kebetulan pada KKN ditampung di rumah pak Kades, dan dekat dengan salahsatu anaknya, yakni Lili Permata yang kebetulan anaknya suka menulis,” tuturnya.


Adapun dalam sesi bedah buku, pengamat dan sekaligus pembedah karya sastra setempat, Hany Panjaitan menguraikan, pada dasarnya karya ini cukup bagus dilihat dari sudut ide maupun gagasannya. Namun jika dilihat lebih mendalam perlu perbaikan-perbaikan, yakni dari antara judul dengan cover wajah buku, selanjutnya dari isi alur jalan ceritanya, serta kandungan kontekstual yang belum mengena daya romantisnya dan greget bagi pembaca.

“Oleh karena itu, buku ini secara aktualisasi, konseptual dan tektualnya, baik redaksionalnya, isi alur jalan cerita dan kandungannya perlu pebaikan-perbaikan lebih mendalam,” terang Hany pada Jurnalis Network Jateng tersenyum.

Selanjutnya, hany menambahkan, meski demikian, novel karya kolaborasi Lili Permata Dan Dessy Php perlu kita apresiasikan cukup berani, telah mampu menulis dan menerbitkan.

Dan untuk acara bedah buku ini titik puncak heroik klimaknya, ditindaklanjuti dengan sesi interaktif Tanya jawab dengan para pemerhati dan juga para pegiat yang hadir.

.Doc: MTM/GDN/ media Network Jateng.


Sabtu, 08 Oktober 2016

Rajawali Sayap Merah, Satu Lingkar Awan Biru Gunung Tidar

Lihatlah puncak gunung menjulang tinggi…
Perkasa menaungi hamparan keteduhan dan kedamaian…
Lihat kepak rajawali membentangkan sayapnya…
Terbang gagah bersama nyanyian semesta alam rayaNya…
…………………………………………………………………………………………………………………
Di bawah lereng kaki gunung Tidar dalam naungan langit berkabut awan mendung. Cahaya matahari berselimut memalung diam diharibaan ufuk cakrawala merayu. Sementara disepanjang helaian batas-batas garis hamparan lahan petani yang bersemayan pepohonan berwarna hijau kekuning-kuningan, begitu tumbuh dalam kesuburan, keindahan dan keteduhan. Hingga menjadikan aku terpana dan terkagum….
Namun tanpa aku sadari, ketika mataku memandang disebelah arah, tepatnya pada batas kanan garis hamparan lahan petani tersebut. Terlihat dari ketinggian tebing dinding berkarang tanah bebatuan terjal, tampak dua sosok manusia tengah duduk saling berhadapan pada sebuah beranda rumah kayon bercungkup genting Jawa. Sepertinya…Kedua sosok tersebut sedang membicarakan sesuatu hal yang begitu serius.

Dan kemudian….

"Wahai rajawali sayap merah, lingkar awan biru gunung Tidar....Sesungguhnya aku merasa trenyuh atas diri Sang Begawan Yatsa. Dimana...Dari sekian perjalanan waktu sebuah perubahan yang telah ia lalui dengan perjuangan penuh kesabaran, selalu saja dikhianati, dihasut, difitnah, dan dipecundangi oleh orang terdekatnya yang telah diberi kepercayaan darinya. Untuk itu, kumohon jaga dan selamatkan diri Sang Begawan Yatsa dan keluarganya dari hal-hal orang tersebut," penuturan Sang Begawandhinata sambil menatap langit yang semakin lama gelap.

“Ya tentunya kangmas…Sebab bagaimanapun juga, diri Sang Begawan Yatsa merupakan satu kesatuan, bagian juga dari diriku. Seperti halnya aku dengan panjenengan, kangmas…,” jawab rajawali sayap merah, lingkar awan biru gunung Tidar.

Selanjutnya…Sambil menghela nafas dengan seulas senyum, rajawali sayap merah melanjutkan perkataannya….

“Bukankah kangmas lebih tau dan banyak telah mendengar atas sepak terjangku….Manakala dalam setiap kancah pertempuran, masa perubahan, hingga dalam percaturan politik demi kebaikan dan keselamatan masa depan Negeri ini, aku senantiasa membayangi ada untuk dirinya. Meskipun diantara aku dan dirinya berbeda dalam bendera. Namun...Pada dasarnya aku dan dirinya, merupakan satu garis cakrabuana diantara dua sayap rajawali,”

“Hmmm..ya, aku tau…Maka dari itu, dirimu aku undang datang kesini untuk membicarakan atas apa yang kurasakan dalam kekawatiran atas diri Sang Begawan Yatsa dan keluarganya. Karena hal ini menyangkut harga diri dan demi masa depan bangsa negri ini. Apalagi kau tau…Bukankah dengan keadaan diriku yang sekarang ini, ditambah berada ditempat yang sudah jauh dengannya, dan tak mungkin untuk bisa bertemu lagi dengan dirinya…Tidak seperti masa dulu, dimana ketika aku, kau dan dirinya masih bersama dalam satu tempat ruang lingkup disini…,”

“Iya, saya mengerti dan bisa memahami akan hal ini…Oleh karena itu, pada saat aku pulang nanti ke Batavia, apa yang kangmas rasakan dalam kekawatiran pada dirinya, akan aku sampaikan kepadanya…,”

“Terima kasih sahabat…Oh, ya…Ngomong-ngomong, kapan dirimu pulang ke Batavia?...

“Dikondisikan besok pagi, pada saat cahaya fajar menyingsing digaris ufuk cakrawala…,”

“Jika demikian, nanti aku titip sekalian surat wasiat untuknya…,”

“Baiklah, kangmas…Tapi surat wasiat apakah itu kangmas?..,”

“Sebentar kuambilkan, dan nanti engkau boleh membacanya…,”

Kemudian Sang Begawandhinata berdiri bangkit, dan berlalu masuk kedalam ruang. Selang beberapa jam kemudian diri Sang Begawandhinata datang dengan membawa selonsong gulungan berwarna merah, dengan renda-renda benang bermotif bunga emas.

“Inilah surat wasiat dariku…Coba bukalah dan bacalah…,”

Lalu Sang Begawandhinata memberikan selonsong gulungan berwarna merah, dengan renda-renda benang motif bunga emas itu pada diri rajawali sayap merah, dan kemudian…

Sementara itu langit diatas gunung Tidar terlihat sudah mulai terasa semakin pekat dan gelap. Sepertinya, sebentar lagi cuaca akan berubah turun hujan. Dan akupun harus cepat-cepat bergerak mundur, meninggalkan kedua sosok tersebut. Hingga aku tak dapat melanjutkan atas alur cerita dari perbincangan mereka berdua selanjutnya…


***
.Doc. Cerpen: MTM-1996

“Ombak Jerit tangis Jelata Tanah Leluhur”

Siang berkalung jelajah awan panas, dibawah pijar cahaya mata langit yang menyengat, aku melihat seorang ibu tua berkebaya rona uliran kayu kain kusut, tengah bersandar disebuah tembok bekas jejak rumah yang baru saja tergusur. Kurasakan…Tampak wajah tatapan matanya begitu sayu berkatup meredup, dengan dahi berlekat keriput, berkayuh keringat mengalir  cahaya kaca kusam. Sepertinya, dirinya kelelahan…Atau mungkin, sedang merenda redam dalam kesedihan yang teramat menyakitkan.

Sementara diseberang jalan yang tidak begitu jauh, yakni kurang lebihnya 200 meter dari batas mata samping kameraku. Tampak beberapa orang begitu sibuk mengumpulkan barang-barang  yang tersisa dan tertinggal. Baik itu berupa papan-papan kayu, pilar-pilar besi maupun perabotan rumah tangga.
Lalu…Sayup-sayup kudengar suara dari salah satu bilik kamar yang telah rapuh setengah dindingnya, tepatnya berjarak sekitar tujuh meter samping tembok tempat ibu tua berkebaya rona uliran kayu kain kusut yang tengah bersandar tersebut, sedang mengerang jerit tangis penuh sayatan kata-kata cacian, serta doa-doa sumpah serapah yang tak terbatas tanda baca alur akhir kalimatnya.
Adapun suara itu….

“Anjing!!..Biadab!!...Dan laknat!!...Tanah ini tanah leluhurku….Yang diturunkan atas keturunannya, dan diperoleh dari hasil keringatnya sendiri…Namun, kenapa engkau merampas dan menggusurku…? Dan kusumpahi kalian akan menemui kesusahan hidup dan mati dalam siksaan…Oh, dasar jiwa mental penjajah!!…,”

Namun…Ada sekilas tubuh tiba-tiba memeluknya, dan berkata…

“Sudahlah ibuku, kita terima saja dan bersabarlah…Bukankah Tuhan Yesus telah mengajarkan diri kita, manakala daya kemampuan dan upaya usaha kita sudah direbut paksa, dan kita sudah tidak dapat mampu menghalau dan mengatasinya, maka lebih baik kita mengalah dan menyingkir. Dan yakinlah, Bapa Allah tidak akan menutup mata hatiNya dan kuasaNya atas kejadian hal ini.”

“Tapi anakku…Aku belum bisa menerima atas hal ini. Apalagi kau tau, rumah ini satu-satunya rumah peninggalan sejarah ayahmu dan juga dari leluhur eyangmu. Dan rumah ini banyak menyimpan kenangan yang begitu indah dan damai...,”

“Aku tau itu ibu…Tapi bagaimanapun juga kita harus merelakannya, dan mau menerima kenyataan ini. Dari hal ini kita tidak sendirian ibu…Coba ibu lihat itu…Nenek Siti Aminah (ibu tua berkebaya rona uliran kayu kain kusut, red) tetangga sebelah rumah kita pun juga mengalami hal seperti kita, dan beliaunya ya akhirnya dapat menerimanya dan bersabar, meskipun sangat menyakitkan. Belum lagi ibu Ipah, ibu Parti dan yang lainnya…,”

Kemudian tubuh yang memeluk ibu tersebut perlahan-lahan mengayun-ayunkan pelukannya sambil mendendangkan lagu kidung gereja. Lalu…Selang beberapa jam kemudian, suara jerit tangis itu pelan-pelan mulai menghilang, larut bersama teduhnya nyanyian kidung gereja tersebut.

Dan sementara itu, aku hanya mampu memandang dalam mata keheningan jiwa beningnya langit yang terdalam sambil berguman: “Oh, Jakarta, Oh Batavia, Oh jantungnya negara…Yach, ternyata jalan terjal wajah kehidupan kotamu dari dulu hingga kini masih berlaku geliat ketetapan perubahan keras, beringas, panas dan cadas. Hingga membuat mata nurani telah hilang dan digantikan nilai-nilai lembaran serakah, tamak dan angkuh.”

Lalu…

Tanpa terasa, waktu telah merambah menuju senja hari…Dan sebentar lagi jelang memasuki Maghrib. Maka dari itu, aku harus segera berkemas-kemas diri. Namun…Pada saat aku tengah selesai berkemas-kemas, dan ingin beranjak untuk berlalu…Tak terduga, terlintas mataku menyelinap tatap sejenak pada diri seseorang ibu tua berkebaya rona uliran kayu kain kusut yang tengah bersandar, demikian juga pada diri seseorang ibu yang tengah mengerang jerit tangisan dalam pelukan anaknya. Sehingga aku merasakan sesuatu hal yang begitu berat dan enggan untuk meninggalkan keadaan mereka. Tetapi dikarenakan aku terpaku pada sebuah tanggungjawab atas pekerjaan dan juga keluarga…Yach, terpaksa…Mau tidak mau aku harus berlalu dan…Pulang…

***

( Kumpulan Antologi Kondomium Opini Cerpenku: ‘Realisme To Reintrospection’)

Kamis, 29 September 2016

Dalang Kondang, Ki Djoko Edan Ditangkap Aparat Polisi

Semarang - Gara-gara Konsumsi Sabu, Dalang kondang di Jawa Tengah, Djoko Hadi Widjojo atau yang dikenal Ki Joko Edan dibekuk petugas Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Tengah. Apalagi dalang kondang tersebut juga kedapatan menyimpan sabu seberat 0,3 gram beserta alat hisapnya.
Adapun kronologis penangkapan Ki Joko Edan terjadi pada Selasa (27/09/16) di sebuah rumah, jalan Karanganyar No.7, RT.03/ RW.03, Pudak Payung, Banyumanik-Semarang, dimana pada saat petugas menggeledah kamarnya, dan ditemukan sabu beserta alat hisap.
Menurut Kapolda Jawa Tengah, Irjen Condro Kirono saat dikonfirmasi para wartawan membenarkan adanya penangkapan seorang dalang kondang tersebut. Bahkan terungkap, pelaku (dalang kondang, red)telah memakai barang tersebut sejak dua tahun terakhir.
“Ada informasi kalau dalang itu pakai sabu, lalu dilakukan penangkapan dan ditemukan barangbukti, diketahui dirinya sudah pakai selama dua tahun,” ungkap Kapolda, Kamis (28/09/16) di Mapolda Jawa Tengah.
Sementara itu, tertangkapnya dalang kondang yang kedapatan menyimpan dan memakai narkoba jenis sabu, Wakil Direktur Resnarkoba Polda Jateng, AKBP Cornelius Wisnu Aji mengatakan, bahwa pelaku mendapatkan sabu dari seorang pengedar di daerah Banyumanik.
“Jadi ketika ditangkap, pelaku ini sendirian, lalu dilakukan tes urin dinyatakan positif. Pelaku mendapatkan sabu dari pemasok di Banyumanik. Namun dari itu, identitasnya sudah diketahui dan selanjutnya akan dilakukan pengembangan,” tegasnya, saat gelar perkara.
Atas perbuatan tersebut, pelaku bakal dijerat Pasal 112 UU no 35 Th.2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman penjara minimal 4 tahun.

.Doc: MTM/GD-N/Hms/Media Network Jateng. 

Rabu, 28 September 2016

Nilai Manfaat Dan Khasiat Kandungan Gizi Mengkomsumsi Rajungan

Kita tentunya sudah banyak mengenal salahsatu binatang laut yang namanya Rajungan atau Portunus pelagic. Jenis binatang ini termasuk ke dalam jenis kepiting, dan memiliki jenis yang cukup beragam, yakni dari mulai jenis rajungan biasa, karang, angin, batik, hijau, merah kecoklatan, biru dll.

Diketahui, menurut sebuah lembaga penelitian akademisi yang ada di Indonesia oleh Muchtadi dan Sugiyono disebutkan, bahwa binatang ini memiliki -+1.400 jenis, dengan memiliki ciri/karakter, warna dan bentuk keunikan tersendiri.

Disamping itu, rajungan merupakan binatang yang banyak terdapat nilai manfaat Kandungan Gizi (KG) sangat baik bagi manusia. Oleh karena itu tidak mengherankan hewan ini sangat popular, harganya sangat tinggi dan mahal. Dan biasanya komoditas hewan tersebut banyak diperjualkan untuk restoran-restoran ternama dan berkelas. Namun dari hal tersebut, masyarakat umum juga dapat mengkomsumsi dan mengolah komuditas hewan tersebut, baik melalui pembelian pada petani tambak, nelayan, atau para pedagang pasar TPI (tempat pelelangan ikan).

Adapun untuk kandungan gizi yang terdapat pada rajungan dibandingkan kepiting adalah pada kandungan kimia yang kaya akan nutrisi. Selain itu  protein tinggi, kaya akan karbohidrat, fosfor, kalsium, dan zat besi. Bahkan lebih dari itu, hewan ini memiliki beberapa jenis vitamin, khususnya vitamin A dan B1, Asam Lemak Omega 3, Mineral Selenium, Mineral Copper, Mineral Zinc, serta Lemak Jenuh.

Dari kelebihan kandungan tersebut berada dan terdapat pada tiga (3) jenis dagingnya, yakni daging super pada bagian bawah tubuh, daging reguler pada bagian sekat rongga badan berupa serpihan-serpihan, dan daging merah/clawmeat yang berada di kaki serta capit. Dan rata-rata kandungan gizinya kisaran antara 14,1 gram, 210 mg, 1,1 mg, 200 SI, dan 0,05 mg/100 g.

Sementara itu dari nilai manfaat KG yang terdapat pada rajungan diketahui (dari hasil penelitian, red) ada beberapa nilai khasiatnya, antara lain; menumbuhkan kecerdasan otak, memperlancar sirkulasi/peredaran darah, melawan kanker, memperlancar kesuburan ASI, mengobati pengapuran tulang/Osteoporosis, mencegah penyakit jantung dll.

.Doc: MTM/GD-N/Lipi/Hms Dispertan/Media Network Jateng



Senin, 26 September 2016

Budidaya Tanaman Markisa Buah Besar

Tanaman Markisa umumnya hanya ditanam di daerah dataran rendah, tetapi ternyata dapat hidup pada dataran tinggi juga. Dari hal tersebut, untuk ketinggian ideal budidaya tanaman markisa buah besar yakni pada kisaran 500-1200 m dpl. Dan kondisi tanahpun, tentu yang banyak mengandung bahan organik (subur) dengan pH 5,5-6,5. Sedangkan lokasi tempat bertanam sebaiknya terbuka, seperti dikebun, halaman rumah dlll, dengan diberi tiang penyangga, baik terbuat dari kayu maupun bambu, yang diatasnya diberi anjang-anjang bentangan kawat. Hal ini berguna agar tanaman tahan naungan, ranting jalar perambatannya terarah dan buahnya berkembang leluasa. Dan perlu diketahui, tanaman ini tidak tahan terhadap kondisi lahan yang banyak tergenang air.

Cara Penanaman
Manakala tunas yang tumbuh, dipilih tiga tunas yang kekar, kemudian pada waktu bibit yang ditanam di sepanjang pagar (jarak 2-3 m) mencapai bentangan kawat terbawah, ujung bibit segera dipotong. Selanjutnya batang jalar markisa dibentangkan mendatar seperti pada perambatan tanaman anggur. Adapun dua tunas dijalarkan pada bentangan kawat terbawah dan satu lagi dibiarkan tumbuh mencapai bentangan kawat di atasnya. Jika semua kawat bentang dijalari oleh 1-2 tunas yang merupakan cabang buah, dan bunga muncul pada ketiak daun, biasanya berdaun tunggal. Dan pada saat cabang-cabang buah belum berbunga, maka ujung cabang perlu dipotong. Hal ini guna mempercepat pertumbuhan bunga bakal buah. Dianjurkan perambatan dengan sistem pagar. Jaraknya 3 m agar pengaturan cabang lebih mudah.

Sementara tanaman sudah kelihatan buahnya yang mengantung pada kawat tersebut dan buah yang sudah agak berumur, sebaiknya di bungkus/di blongsong, biasanya menggunakan kantong plastik. Karena berguna untuk melindungi buah dari serangan hama.

Adapun guna pertumbuhan tanaman markisa buah besar tumbuh baik dan subur dapat mengunakan pupuk kandang/NPK (15:15:15) sebanyak 25-100 g per tanaman (tergantung umurnya, red).

Hama dan Penyakit
Untuk hama atau penyakit yang biasa menyerang tanaman markisa adalah lalat buah Dacus dorsalis dan nematoda bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne incognita. Disamping itu kutu daun kuning Myzus persicae dan kutu putih Aphis gossypii sering terdapat pada daun
.
Dan hama ini dapat diatasi dengan semprotan insektisida Tamaron 0,2%. Penyakit yang biasa mengancam tanaman markisa adalah mati pucuk Phytophthora parasitica, penyakit layu Fusarium passiflorae, dan penyakit busuk leher akar biasanya pada bibit di persemaian yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani.

Adapun kondisi atau tempat lahan yang basah merangsang tumbuhnya penyakit-penyakit tersebut.
Sementara itu untuk mengatasi sebelum terlambat, penyakit ini dapat diatasi dengan Benlate 0,2% atau lisol 10-50%.

Ciri Khas Tanaman Markisa Buah Besar
Markisa besar yang juga disebut Giant Markisa : Granadilla Buto spesies Passiflora quadrangularis L dan berasal dari Brazilia, Argentina, Paraguay.
Untuk klasifikasi markisa buah besar, yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Parietales
Suku : Passifloraceae
Marga : Passitlora
Jenis/Spesies : Passiflora quadrangularis L., Granadilla buto

Sedangkan untuk didaerah asal Indonesia biasa markisa disebut dengan sesuai nama derahnya, yakni: Sumatera : Rubis (Palembang), Balewa (Melayu), Jawa : Markusa (Sunda), Markisa (jawa).
Tanaman markisa termasuk tanaman semak hidupnya menjalar panjangnya -+10 m. Adapun cirinya, yakni;
Untuk batang markisa memiliki batang bersifat merambat berbentuk pilin (spiral) memanjang, dengan bentuk persegi, semu, lunak, halus, warna hijau kecoklatan. Sedangkan daunnya tunggal, lonjong, tersebar, panjang 7-20cm, lebar 5-15cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, permukaan licin, tangkal persegi, panjang 2-6cm, dan berwarna hijau.

Sementara bunga berciri tunggal, bulat berbentuk mangkok, berkelamin dua(hermafrodit) dan menempel di ketiak daun, tangkal bergerigi, panjang 3-4cm hijau, mahkota berbentuk lonjong, permukaannya beralur, warna ungu, benang sari bertangkai, bentuk tabung, panjang ± 6cm warna ungu, kepala sari silindris, panjang ± 6cm warna putih, putiknya pendek warna kuning dengan kelopak bunga berbntuk lonjong warna hijau. beraroma khas harum. Semua jenis markisa (Passiflora) termasuk penyerbuk silang dengan bantuan lebah madu.penyerbukan sendiri masih dapat berlangsung baik. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, biasanya penyerbukan di lakukan oleh manusia seperti halnya pada penyerbukan tanaman vanily.

Bakal buah bentuknya sangat unik (maaf hampir menyerupai penis orang dewasa) hal tersebut pernah saya jumpai pada artikel yang diposting oleh Durian Blossom tapi mempunyai ukuran jauh lebih besar.
Buah Markisa berbentuk lonjong dengan panjang ± 20cm, diameter ± 15 cm berat 3-5 kg warna hijau ke putih putihan. Dan buah yang sudah masak/ranum terlihat berwarna kekuningan dan beraroma khas harum buah markisa. Sedangkan bijinya bulat pipih panjang ± 0,3 cm, putih. Sedangkan cirri akarnya tunggang warna putih kotor.

Adapun kandungan buah, biji, dan daun pada tanaman ini mengandung substansi yang tidak stabil, yaitu asam hidrosianat dan laktone. Sementara buah yang masak mengandung Ca, P, Fe.


.Doc: MTM/GD-N/Hms Dipertan/Media Network Jateng.

Minggu, 25 September 2016

Tips Manfaat dan Khasiat Tanaman Markisa Buah Besar

Tanaman markisa buah besar Giant Markisa, granadilla Buto merupakan tanaman menjalar yang mudah berkembang hidup, dan sangat banyak bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tanaman ini berasal dari Brazilia, Argentina, Paraguay. Sedangkan di Indonesia, masyarakat petani telah banyak mengembang budidayakan tanaman tersebut, seperti di Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Untuk mengetahui manfaat tanaman markisa buah besar, mulai dari buah, daun, batang dan akar, kami ingin memberikan beberapa tips kegunaanya.

Adapun manfaat buahnya biasa sering untuk sari buah segar (dicampur dengan sirup), namun juga dimanfaatkan untuk obat penenang yang berkhasiat menghilangkan rasa nyeri (analgesik) dan memperkuat paru. Sedangkan daun markisa yang dikenal dengan Passiflora quadrangularis L berkhasiat untuk peluruh air seni, kencing nanah.

Sementara manfaat seluruh bagian markisa, baik batang dan akarnya dapat digunakan sebagai obat dan berkhasiat Herbal sebagai anti radang, penenang (sedatif), peluruh kencing (diuretik). Sebab kandungan herbalisnya bersifat membersihkan panas dan racun. Bahkan malah sering dimanfaatkan untuk pengobatan kanker.

Manfaat dan kegunaan tanaman markisa untuk mengatasi penyakit antara lain:
-          Radang kelenjar getah bening leher (servikal limfadenitis)
-          Batuk karena paru-paru panas
-          Sulit tidur (insomnia), sering gelisah dan bermimpi buruk
-          Kelelahan kronis yang abnormal (neurasthenia)
-          Hipertensi
-          Bengkak (edema), kencing berlemak (chyluria)
-          Penyakit kulit seperti luka koreng, skabies, borok (ulcus).

Bagaimana cara penggunaanya?

Jika untuk obat dalam yang dikosumsi untuk dminum, yakni; rebus herbal segar sebanyak 5-15g, lalu diseduh dan kemudian minum airnya. Sedangkan untuk obat pemakaian luar, cuci herbal segar secukupnya, lalu rebus. Setelah dingin, gunakan airnya untuk mencuci penyakit kulit yang luka. Atau bisa juga dengan menurapkan herbal segar yang telah ditumbuk atau digiling halus ke bagian yang sakit.


.Doc: MTM/DG-N/Media Network Jateng.

Selasa, 20 September 2016

8 Pembelajaran Keteladanan Yang Dapat Ditularkan Pada Anak

Menumbuhkan daya aktifitas dan interaktif anak-anak dapat berkarakter dan berperilaku alamiah, dinamis, efektif dan positif. Serta berkembang menjadi anak-anak yang dapat diterima di tengah-tengah masyarakat, tentunya diperlukan sebuah metode atau cara berupa pembelajaran keteladanan.

Metode atau cara pembelajaran keteladanan tersebut tentunya dapat ditularkan pada anak-anak kita. Disamping itu juga dapat diterapkan sebagai acuan atau pijakan bagi kita selaku orang tua.

Adapun metode atau cara pembelajaran keteladanan itu terdiri dari delapan (8) hal, yakni:
  1. Keteladanan dalam beribadah, yang disesuaikan dengan keyakinan, agama dan kepercayaannya masing-masing, seperti halnya; pergi ke tempat rumah ibadah, membaca kitab suci maupun berdoa. 
  2. Keteladanan berinteraksi, baik dengan orang tua, keluarga maupun orang lain, yakni berbicara sopan, ramah, tidak mudah marah dan santun
  3. Keteladanan cara berpenampilan, berpakaian/berbusana, yaitu sopan, rapi dan bersih. Namun hal tersebut, tentunya disesuaikan norma dan adab 
  4. Keteladanan moral dalam berperilaku/berkarakter, yakni tidak sombong, suka menolong yang lagi kesusahan/kesulitan, dan mau bekerjasama dalam hal yang tentunya bersifat manfaat dan positif 
  5. Keteladanan dalam menyelesaikan tugas belajar atau bekerja, seperti bersemangat, sabar, disiplin dan bertanggungjawab 
  6. Keteladanan dalam bergaya hidup, seperti hidup sederhana, tidak boros dan mandiri 
  7. Keteladanan hidup bermasyarakat, yakni ramah, aktif dalam kegiatan yang postif ditengah-tengah masyarakat 
  8.  Keteladanan terhadap lingkungan hidup, seperti menjaga hidup bersih, sehat, dan tidak membuang sampah disembarang tempat
Perlu sebagai catatan, bahwa dari ke-8 pembelajaran keteladanan yang disebutkan diatas merupakan bagian dari nilai-nilai pokok sebuah identitas dan kepribadian itu sendiri.


.Doc: MTM/PD/GD-N/Media Network Jateng.

Sabtu, 17 September 2016

Pengembangan Program Guru Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Perlu Peningkatan Mutu Profesional, Berkualitas Dan Berintergritas

Oleh: MT.Mudjaki

Pengembangan nilai potensi dan peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan di era serba modern ini. Karena dari hal tersebut, merupakan kunci keberhasilan belajar bagi siswa, serta dapat menghasilkan mutu pendidikan menjadi lebih berkualitas, berintergritas dan berkompeten.

Profesionalitas guru melalui program pembelajaran, diketahui merupakan upaya peningkatan kompentensi bagi semua guru. Hal ini sejalan dengan pemetakan Uji Kompetensi Guru (UKG) Th.2015 lalu. Disamping itu sebagai tindaklanjut dari Permendikbud No.137/Th.2014 tentang Standar Nasional PAUD, dengan No.146/Th.2014 tentang kurikulum 2013 PAUD.

Adapun hasil UKG pada Th.2015 lalu itu menghasilkan sepuluh (10) kelompok kompetensi yang menunjukkan pada peta kekuatan maupun kelemahan kompetensi guru dalam soal pengetahuan.

Ke-10 kelompok kompetensi tersebut meliputi dari deteksi tumbuh kembang anak usia dini, kurikulum&pembelajaran TK, komunikasi yang efektif dari guru, hingga penilaian kinerja dan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru.

Sementara untuk pembagian dari ke sepuluh kelompok kompetensi bagi guru program pembelajaran telah diberikan suatu pedoman atau metode; mengenai karateristik anak usia dini, serta dalam hal soal permasalahan dan penanganannya.

Dari program pembelajaran ini, guru benar-benar akan dihadapkan sebuah tantangan yang lebih berkredibel, mulia dan benar-benar profesional.


.Doc: MTM/GDN/Media Network Jateng.

Senin, 12 September 2016

Lima Keutamaan Khasiat Tanaman Kemukus

Tanaman kemukus atau disebut juga dengan nama tanaman lada buntut; lada Jawa (Cubeba Fructus). Sebab tanaman ini memiliki jenis buah yang sama satu species dengan tanaman mrica atau lada. Namun tanaman ini yang membedakan pada jenis daunya, yakni berbentuk lingkar bulat agak lonjong.
Tumbuhan tanaman kemukus pada dasarnya banyak memiliki banyak manfaat dan khasiat. Adapun manfaat dan khasiatnya antara lainnya;

  1. Sesak Nafas dan Asma
    Sidiakan bahan ± 15 gram serbuk biji kemukus, lalu diseduh dengan 1 gelas air matang panas. Setelah itu dinginkan dan  disaring. Adapun dari hasil saringan tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk sampai rata, selanjutnya  diminum hingga habis. Sementara untuk penyakit asma, sediakan bubuk biji kemukus 2 sendok makan, kemudian ditambah dengan 2 gelas air, didihkan sampai volumenya 1 gelas. Selanjutnya campurkan dengan 1 temulawak ukuran 2 jari+gula batu atau gula , lalu diminum hangat-hangat.
  2. Flu dan Pilek pada Bayi
    Ambil 10 biji kemukus dan sepotong kencur kira-kira sebesar ibu jari telunjuk. Lalu tumbuklah kedua bahan ini sampai halus, kemudian berilah sedikit air, lalu aduk hingga merata. Untuk cara pakai oleskan pada badan bayi 
  3. Keputihan
    Sediakan biji kemukus 12 butir ditumbuk halus bersama 5 butir cengkeh, 2 rimpang kunci kuning,, 2 potong kayu kembang lawang dan 2 potong kayu mesoyi sepanjang 2,5 cm selebar 2 cm. Semuanya dicampur dengan keadaan kering dan ditumbuk sampai halus. Dari serbuk hasil tumbukan itu terlebih dahulu dicampur dengan air perasan daun tapak gajah 3 batang berikut akarnya, sari 2 buah jeruk nipis dan I gelas air. Selanjutnya diseduh dalam keadaan segar, lalu diminum. Untuk keputihan itu akan cepat sembuh lakukan  selama 2-3 kali sehari.
  4. Menambah Stamina Tubuh
    Sediakan 5 biji kemukus, ½ jari rimpang jahe, 1 jari batang serai, 5 butir cengkeh, ½ butir buah pala, ½ jari kayu manis, 4 lembar daun jeruk purut, gula enau secukupnya. Semua bahan dipotong-potong dan drebus dengan 5 gelas air dan biarkan mendidih hingga tinggal airnya 3 gelas. Setelah disaring, airnya diminum selagi hangat. lakukan secara teratur 3 kali sehari
  5. Gangguan kesuburan pria maupun wanita
    Daun kemumuks 10 gram, daun empedu tanah 10 gram, daun pegagan 10 gram, batang akar ali-ali 1 jari. Semua bahan direbus dengan 2 gelas air dan biarkan mendidih hingga tinggal 1 gelas. Setelah suam-suam kuku disaring dan diminum tiap pagi.


.Doc: MTM/GD/Media Network Jateng.