Kamis, 13 September 2018

Khasanah Nilai Spiritualist Seni Lukis Kaligrafi (II)

Oleh: MT. Mudjaki


Menindaklanjuti artikel saya tentang dunia seni kaligrafi (I) yang secara implisit banyak memiliki nilai-nilai khasanah keragaman, keindahan, spiritualist dan hikmah. Serta sebagai bahan pelengkap dan kajian dalam menambah wawasan bagi kita, maka saya ingin mengurai lebih dalam atas hal tersebut, yakni tentang perspektif; pandangan dan pendekatan ekspresi religius dan  apresiasi strukturalis.

Sebab dari hal ini menunjukan, bahwa perkembangan dunia seni kaligrafi dari masa ke masa telah banyak mengalami grafik statistic tumbuh subur, dinamis dan maju. Bahkan terlihat lebih berani, inspiratif, kreatif, inovatif dan tidak monoton. Baik dari visual; corak, motif, gaya dan warna.

Sementara dari pengekplorasian identitas social budaya dalam karya kreatif penggabungan ketradisionalan dan modern, banyak karya kaligrafer seniman-seniwati dunia Islam yang telah tercatat dan punya tempat ke dalam kancah Internasional Association of Art-UNESCO, termasuk Indonesia.

Dunia seni lukis kaligrafi dalam perspektif; pandangan dan pendekatan ekspresi religius dan apresiasi strukturalis pada dasarnya cenderung dan hanya sebatas dilingkup orang-orang pondok pesantren atau lembaga keagamaan kelokalan di daerah-daerah. Namun cakupannya jauh lebih luas dan tersebar sampai tingkat nasional maupun internasional. Sebab seni kaligrafi merupakan suatu realita seni rupa yang punya unsur-unsur visual garis, warna, bidang, simbol dan tekstur yang unik, indah, cantik dan universal.

Disamping itu, objek apresiasi, karakteristik seni tulisannya pun dapat disenergikan dan dikembangkan menjadi wujud berbagai bentuk, entah itu bentuk manusia, binatang, matahari, bintang, kapal layar dll.

Adapun ditilik dari sudut estetika bahasa dan makna, seni lukis kaligrafi memiliki syarat nuansa penghayatan, filosofi, spiritualis dan komunikasi sebagai jalan ibadah / dakwah. Dan secara langsung maupun tidak langsung, ini merupakan sebuah bagian konsistensi jiwa, nafas dan ruh karya seni seniman-seniwati Islam.

Oleh karena itu, sebagai umat Islam tentunya harus bangga, cinta dan bersyukur atas ke-Maha-an indahnya khasanah karya-karya seni kaligrafi yang merupakan aktualisasi dan apresiasi dari perwujudan tulisan-tulisan ayat-ayat kitab suci Al Quran. Serta senantiasa dapat menjaga, merawat dan terus dikembangkan.
 
.Doc. Arsip Artikelku+beberapa contoh hasil karya lukisan kaligrafiku-MTM) 

Selasa, 11 September 2018

Khasanah Nilai Spiritualist Seni Lukis Kaligrafi (I)

Oleh : MT. Mudjaki


Dunia seni kaligrafi merupakan dunia seni yang punya nilai keindahan dan identitas keunikan tersendiri. Bahkan jika kita menapak lebih mendalam, sesungguhnya ada suatu nilai-nilai spiritualist, hikmah perenungan, nasehat, dan motifasi.
Atas hal ini, saya ingin dan mencoba mengulik kembali secara Implisit tentang jejak dan perkembangan dunia seni kaligrafi itu sendiri. Sebab bagaimanapun, diri saya juga bagian dari hal tersebut; (Aktualisasi dan apresiasi dalam karya lukis seni kaligrafi, red).

Dalam pandangan dunia Islam, pada hakekatnya telah banyak memberikan ruang secara luas tentang khasanah nilai-nilai seni kaligrafi, dan tidak ada suatu pembedaan/dikotomikan. Baik secara dinamika tradisi maupun budaya. Serta juga dalam sudut pandang karakteristik, ciri/aliran maupun gaya performen seorang seniman-seniwati muslim dalam berapresiasi dan berkreasi.


Namun dari hal tersebut, tentunya tetap senantiasa menjaga, selaras dan sesuai dengan kaidah-kaidah estetika dalam koridor ajaran Islam.

Disamping itu, sebagai wujud bagian dari buah nilai ibadah untuk mencari ridho Allah SWT, baik dunia dan akherat.

 Apalagi diketahui, kedudukan seni kaligrafi merupakan sebuah nilai kekuatan dan pendorong (spiritualist) sangat integral, religius dan sakral. 

Sementara berdasarkan jejak sejarah sebagai literature hasil dari ikhtiar;  ide/gagasan, imaginasi dan aktualisasi menunjukan, bahwa peran kehadiran Al-Qur’an di awal kedatangan agama Islam berkorelasi sangat positif dan semakin tumbuh berkembang subur. Bahkan merupakan bagian dari sumbangsih utama dan pengaruh kuat terhadap dinamika tradisi, identik pola dan budaya bagi masyarakat Arab pada masa itu, khususnya umat Islam itu sendiri. 
  
Dari sinilah perkembangannya terus berjalan, yang pada akhirnya dunia seni kaligrafi mendapatkan tempat dan terjadi statistic peningkatan begitu pesat, maju dan banyak melahirkan berbagai aliran-aliran yang beragam, artistik dan dinamis. Termasuk juga dalam penuangan gaya, motif maupun corak-coraknya. Hingga merambah sampai ke negara-negara dunia Islam lainya. Termasuk juga yang ada di Indonesia, meskipun yang lebih populer  hanya ada delapan gaya, motif dan corak; lukisan kaligrafi, yakni:
·          Naskhi
·         Diwani
·         Diwani Jali
·          Tsulus
·         Farisi
·         Kuffi
·         Riq’ah
·         Rayhani

Namun dari hal tersebut, siklus perkembangannya diketahui terus dikembangkan, dan terjadi inovasi-inovasi baru, serta fundamental. Bahkan dapat disatupadukan dan senergi dengan alur dengan aliran lain, ke dalam dunia seni lukis umumnya, seperti Naturalis, Kontemporer, Realis, Art pop, Batik dll. Hingga tingkat hasilnya pun sangat luar biasa, indah, dan cenderung banyak memberikan beragam khasanah karya-karya begitu mengagumkan dan spetakuler, seperti salahsatu contohnya karya milik maestro kaligrafi Indonesia, yakni: Almarhum Amri Yahya. Dan dari beliaulah, banyak seniman-seniwati lukis; (termasuk diri saya pun) mengikuti jejaknya dan senantiasa mengagumi akan karya-karyanya hingga sampai sekarang.

.Doc. Arsip Artikelku+beberapa contoh hasil karya lukisan kaligrafiku-MTM)