Jumat, 27 November 2015

Ternyata Menanam Tanaman Buah Tomat Tak Perlu Dilakukan Di Area Lahan Yang Luas



Buah tomat merupakan tanaman hortikultura yang sangat penting untuk kelengkapan sayur mayur maupun untuk olahan bahan berbentuk saos. Namun dapat juga sebagai bahan olahan minuman jus segar. Disamping itu, tomat dapat menjadikan komoditas nilai jual yang sangat menjanjikan. Apalagi ditinjau dari cara penanaman dan perawatannya sangat mudah, sederhana, dan tidak perlu membutuhkan lahan yang begitu luas. Cukup dengan area seadanya ataupun dengan lahan yang sempit, sudah dapat menanam tomat.


Adapun penanaman tomat dapat dilakukan dengan cara atau sistem vertikultur (ditanam secara bertingkat) melaui media pot yang telah diikat kawat, dan digantung pada tembok, atau berjajar. Disamping itu dapat juga dengan memakai media bambu, polybag, atau peralon. Dan dengan cara atau sistem tersebut, tidak kalah hasilnya dengan cara atau sistem konvensional yang ditanam langsung di area lahan yang luas.

Dari sistem menanam tomat secara vertikultur, ternyata dapat memberikan keuntungan tersendiri, diantaranya;
 
-          Dapat sebagai bentuk/pola penghijauan yang sederhana dalam internal rumah
-          Dapat sebagai bentuk nilai penghematan
-          Dapat sebagai nilai jual bagi tambahan belanja dapur
-          Dapat sebagai bentuk penyaluran hoby

Sementara untuk cara penanamnya adalah sebagai berikut;
-          Pilihlah bibit/benih yang sehat, pertumbuhannya warna daunnya hijau, tidak cacat, dan tidak kena penyakit
-          Tanam bibit tepat di tengah pot atau polybag. Jika pakai media bambu atau peralon berjajar dengan jarak 2-3 Cm atau sesuai ukuran dan panjang media yang dibutuhkan
-          Padatkan permukaan media tanam dan siram dengan air, lalu usahakan di tempat terbuka dan terkena sinar matahari
Adapun untuk pemeliharaannya adalah sebagai berikut;
-          Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelebaban media, dengan penyiraman 2-3 kali sehari
-          Lakukan pemupukan susulan pada umur 30 hari setelah tanam. Untuk pemupukan dapat mengunakan pupuk organik atau non organik (buatan). Hal ini untuk pertumbuhan dasar yang nantinya dapat menumbuhkan tanaman tumbuh pesat, berbunga dan berbuah

.Doc: MT.M/Dispertan/Media Network-Jateng, 30/12/2014.

Selasa, 24 November 2015

Ratusan Buruh Adakan Aksi Tolak PP.78 Di Gubernuran



Semarang - Ratusan buruh Serikat Pekerja Nasional menginginkan pemerintah mencabut PP.78 tahun 2015 tentang pengupahan di gedung Gubernuran Jawa Tengah Jalan Pahlawan no. 9 Semarang. Para buruh ini mengancam jika tak dicabut PP 78 tersebut, mulai tanggal 24-27 akan melakukan aksi besar-besaran mogok nasional (MONAS).


Adapun aksi buruh tersebut terdiri dari elemen SPN, KASBI, FSPMI, ASPEK Indonesia, FSPLN, SPHS, KSPI Jateng.

Sementara menurut para buruh menyatakan bahwa upah minimum di Jawa Tengah masih sangat rendah, dan hal tersebut sangat menyudutkan bagi para buruh. Apalagi disinyalir penuh manipulasi, dan kurang tepat untuk digunakan sebagai acuan penetapan upah bagi pekerja swasta.

“Jika PP 78 Th.2015 tentang pengupahan seharusnya selesai tahun ini, dan diharapkan untuk tahun depan tak ada UU 78 tersebut kembali,” kata Koordinator Komite Aksi, Aulia Hakim.

Selanjutnya dirinya menambahkan, seharusnya pemerintah dapat menindaklanjuti hal itu. Namun jika tidak ditindaklanjuti, kami akan melakukan mogok secara nasional.
.Doc: MTM/GM/PD@21/Media Network Jateng.

Senin, 23 November 2015

KPU Semarang Siagakan Ratusan Personil Dalam Acara Debat Publik Pasangan Calwalkot



Semarang – Dalam acara debat publik calon walikota beserta pasangannya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang akan menyiagakan ratusan personel aparat keamanan.

Adapun acara tersebut akan berlangsung dan digelar pada hari Selasa (24/11/15) pukul 19.30 WIB, di Gedung E Kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dan disiarkan secara langsung oleh TVKU.
Sedangkan untuk tema dalam acara debat bagi pasangan calon walikota (paslon Walkot), yakni mengenai Kesejahteraan Rakyat, pendidikan, kesehatan, perumahan rakyat, dan lain-lain.

Sementara itu konsep dalam debat publik akan dipandu oleh seorang moderator. Sedangkan untuk pengamanannya, KPU akan menyiagakan sedikitnya 500 personel, guna menjaga keamanan jalannya acara.

“Kami akan siagakan sekitar 500 personel dari kepolisian, TNI, Brimob dan intelijen dari kami untuk mengamankan proses jalannya debat publik. Dan bagi pendukung paslon yang ikut serta akan dibatasi maksimal 50 orang. Dan itupun harus membawa ID khusus dari kami,” kata Ketua KPU Kota Semarang, Henry Wahyono, Senin (23/11).

Diketahui untuk Pilwakot tahun ini ada tiga paslon yang bakal bersaing duduk menjadi pemimpin Kota Semarang, yakni untuk pasangan urut No.1 Soemarmo HS dan Zuber Safawi (Maju), pasangan urutan no.2 Hendrar Prihadi (Hendi) dan Hevearita (Ita), dan pasangan urutan no.3 Sigit Ibnugroho dan Agus Sutioso (Sibagus).
.Doc:MTM/GD/PD@21/Media Network Jateng.


Jumat, 20 November 2015

Memasuki Hari Pertama Curah Hujan Turun, Petani Tembakau Karangawen Makin Merugi



Demak – Memasuki masa curah hujan pertama kali di bulan November 2015, petani tembakau di daerah wilayah Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak telah mengalami kerugian yang sangat signifikan. Dimana dari harga semula di waktu bulan Juli-Agustus terpatok antara Rp. 65.000 (grade tertinggi)-Rp.40.000 (grade terendah). Kemudian pada September-Oktober diketahui hanya mencapai Rp. 30.000-27.500/Kg. Sedangkan untuk bulan November hanya mencapai kisaran 20.000-15.000 Rupiah/Kilogramnya.

Menurut salah satu petani setempat, Sholekah (40) menuturkan kalau harga tembakau terjadi penurunan katanya akibat masuk musim bulan datangnya hujan. Dan sudah memasuki masa selesainya musim tembakau, dan itu sudah harus untuk beralih ganti musim tanam padi.

“Sekarang ini masa panen tembakau yang terakhir, dan katanya masuk bulan musim penghujan. Dari hal itu, petani banyak yang beralih tanam padi. Makanya harga-harga tembakau terjadi penurunan,” katanya.

Namun dari investigasi dilapangan menunjukan, bahwa terjadinya soal penurunan harga tembakau pada dasarnya bukan akibatnya memasuki masa hujan. Tetapi hal tersebut disinyalir akibat permainan para mafia (antara pengepul dan tengkulak, red). Dimana titik-titik tempat/lahan pada saat petani tembakau memasuki masa panen, biasanya sudah dikondisikan dan dipesan terlebih dahulu dengan harga yang telah ditentukan. Demikianpun juga yang ada di pasar-pasar penampungan, yang mana ketika petani pada saat menjual langsung hasil tembakaunya.
.MTM/GD/PD@21/Media Network Jateng.