Jumat, 20 November 2015

Memasuki Hari Pertama Curah Hujan Turun, Petani Tembakau Karangawen Makin Merugi



Demak – Memasuki masa curah hujan pertama kali di bulan November 2015, petani tembakau di daerah wilayah Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak telah mengalami kerugian yang sangat signifikan. Dimana dari harga semula di waktu bulan Juli-Agustus terpatok antara Rp. 65.000 (grade tertinggi)-Rp.40.000 (grade terendah). Kemudian pada September-Oktober diketahui hanya mencapai Rp. 30.000-27.500/Kg. Sedangkan untuk bulan November hanya mencapai kisaran 20.000-15.000 Rupiah/Kilogramnya.

Menurut salah satu petani setempat, Sholekah (40) menuturkan kalau harga tembakau terjadi penurunan katanya akibat masuk musim bulan datangnya hujan. Dan sudah memasuki masa selesainya musim tembakau, dan itu sudah harus untuk beralih ganti musim tanam padi.

“Sekarang ini masa panen tembakau yang terakhir, dan katanya masuk bulan musim penghujan. Dari hal itu, petani banyak yang beralih tanam padi. Makanya harga-harga tembakau terjadi penurunan,” katanya.

Namun dari investigasi dilapangan menunjukan, bahwa terjadinya soal penurunan harga tembakau pada dasarnya bukan akibatnya memasuki masa hujan. Tetapi hal tersebut disinyalir akibat permainan para mafia (antara pengepul dan tengkulak, red). Dimana titik-titik tempat/lahan pada saat petani tembakau memasuki masa panen, biasanya sudah dikondisikan dan dipesan terlebih dahulu dengan harga yang telah ditentukan. Demikianpun juga yang ada di pasar-pasar penampungan, yang mana ketika petani pada saat menjual langsung hasil tembakaunya.
.MTM/GD/PD@21/Media Network Jateng.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar