Jumat, 03 Agustus 2018

Mengurai Lukisan Realisme “Air Mata Perempuan Dalam Keteduhan Alif Lam Mim Nun” Karya MT. Mudjaki

Sebagai seorang sahabat yang telah lama berkecimpung pada dunia jurnalis, rasanya kurang terasa hidup dan bermakna, apabila belum memberikan sesuatu hal yang berkesan bagi diri seorang yang sudah saya anggap sebagai saudara, yakni MT. Mudjaki.

Adapun sesuatu hal terkesan yang akan saya berikan kepadanya adalah sebuah tulisan yang mengurai tentang lukisan karya miliknya, yakni “Air Mata Perempuan Dalam Keteduhan Alif, Lam, Mim, Nun”.
Sebab, manakala disaat beberapa kali saya bertandang kerumahnya, ada sesuatu keanehan yang membuat diri saya sangat tertarik, kagum dan bahkan penasaran, apa yang terkandung ada dalam nilai-nilai makna dibalik lukisan karyanya tersebut. Apalagi lukisan itu banyak mendapatkan sorotan; pembicaraan dikalangan sahabat-sahabatnya, baik itu dari pengamat, pegiat dan pecinta seni. Dengan adanya hal itu, membuat diri saya terpicu ingin mengurai lukisan karyanya tersebut, dan menjadikan sebuah bentuk tulisan yang akan saya persembahkan kepadanya.

.Hasil Ulasan Pendalaman Nilai Arti Makna Sebuah Karya Yang Terkesan.
Dalam hasil pengalian dari beberapa pengamatan, informasi dan ulasan yang telah saya dapatkan guna memperkuat penulisan pada karyanya tersebut, menunjukan bahwa realitanya dalam menuangkan sebuah karya nyata pada dunia seni lukis adalah keindahan dan kedamaian. Adapun dalam wujud suatu keindahan dan kedamaian itu adalah karakteristik akar kekuatan nilai seni itu sendiri. Sebab hal ini merupakan bagian dari energy eksistensi dan indentisitas diri seorang seniman yang punya rasa cinta terhadap suatu proses kreasi dalam mengangkat sebuah tema, gagasan/ide, goresan penuangan maupun corak warna.

Oleh karena itu, karya “Air Mata Perempuan Dalam Keteduhan Alif, Lam, Mim, Nun”milik MT. Mudjaki telah mewakili akan hal tersebut. Bahkan, cenderung memiliki sebuah pendalaman nilai makna spirit dan motivasi.

Lukisan “Air Mata Perempuan Dalam Keteduhan Alif, Lam, Mim, Nun” karya MT. Mudjaki, adalah sebuah lukisan yang mengambarkan wajah sosok seorang perempuan berjilbab yang sedang terurai kebeningan air mata, bersanding dengan kitab suci Al Quran. Dan sepertinya mengisyaratkan suatu nilai arti makna sebuah penuangan pada perasaan yang dirasakan atas persoalan, fenomena keadaan maupun impian yang belum terwujudkan.

Oleh karena dari hal tersebut, menurut MT. Mudjaki dalam uraiannya yang lebih luas dan mendalam mengatakan, bahwa wajah sosok perempuan berjilbab itu merupakan sosok seorang guru ngaji yang telah lama berjuang dari sekian puluhan tahun tanpa lelah, baik suka maupun duka dalam memberi pembelajaran dan pendidikan baca tulis Al Quran bagi anak-anak muslim-muslimah bangsa ini. Meskipun dari perjuangannya tersebut, tantangan, persoalan dan ujian senantiasa menghadang dan menghalanginya. Tetapi semua itu dilakukannya dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan ketawadhuan. Hingga pada titik klimaknya, manakala dari tantangan, persoalan dan ujian tersebut sudah tidak dapat dibendungnya. Maka dirinya hanya berserah pasrah pada Allah sang Khaliqnya, dalam keheningan dan kebeningan tangis urai air mata yang tersirat pada cermin “Alif, Lam, Mim dan Nun”.

Sementara ketika saya menanyakan soal siapa diri wajah sosok perempuan yang dilukisnya tersebut. MT. Mudjaki tidak mau menyebutkan namanya, namun hanya mengatakan, bahwa wajah sosok perempuan itu biarlah menjadi sebuah misteri bagi alam pikiran maupun catatan tersendiri didalam hati. Entah itu wajah sosok istriku ataukah orang lain. Namun yang terpenting dan perlu digaris bawahi, yaitu:

Atas apa yang telah teraktualisasikan dan terapresiasikan mengenai wajah sosok seorang perempuan guru ngaji yang terdapat pada lukisan itu adalah nyata dan ada disekitar kita. Dan ini merupakan bentuk bagian dari kandungan sebuah cermin, filosofi dan kritikan bagi diri kita untuk lebih peka, peduli dan mau beramal; menyisihkan sebagian rejeki kita terhadap sosok seorang perempuan tersebut.

Sebab bagaimanapun dan kita tahu, profesi sebagai seorang guru ngaji merupakan sebuah profesi yang tidak dapat diukur nilainya hanya sebatas kecenderungan akan materi. Tetapi lebih pada sebuah nilai-nilai tuntunan, kewajiban, serta energi perjuangan hidup dalam mengamalkan ilmunya yang sangat luar biasa, positif, teduh dan bermanfaat bagi anak-anak kita. Hingga menjadikan anak-anak kita tumbuh berkembang menjadi generasi  muslim-muslimah yang berkepribadian shaleh, beriman, bertaqwa dan bisa baca tulis kitab suci Al Quran.

Disamping itu juga, sebagai pondasi pilar pertahanan terhadap akses dampak dari sebuah jaman modern yang serba digital, canggih dan sarat transformasi penuh dengan keriskanan dan penyimpangan etika moralitas.

.Kesimpulan Akhir.
Dari hasil uraian dan penjelasannya tersebut, tidak salah bila lukisan karyanya itu banyak mengisyaratkan sebuah pendalaman nilai arti makna yang bermuatan kesan mengagumkan. Meskipun dituangkan hanya sebatas goresan warna hitam putih pada sesosok wujud “Air Mata Perempuan Dalam Keteduhan Alif, Lam, Mim, Nun”.

.Doc. Arsip Artikel/e-mail@sahabat/lind.Pede21.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar