Jakarta - "Bagaimanapun, petani tetap harus kita
lindungi dan semua
pihak diharapkan membantu membenahi kualitas gula dalam negri, serta industri semestinya turun tangan
membantu petani agar menghasilkan rendeman yang tinggi," demikan himbauan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian, Haryono di kantor Kementan, Kamis
(28/11/2013).
Disamping
itu menurut dia, ditengah
menjalankan serangkaian strategi untuk menggenjot produksi. Caranya antara lain, dengan melakukan revitalisasi pabrik
gula yang sudah berdiri sejak zaman Belanda.
“Teknologi
yang ada sudah tidak mampu mengahasilkan gula yang bermutu tinggi dan berdaya
saing. Selain itu sistem manajemen mutu juga
perlu pernaikan. Dan pemerintah
tetap memantau peredaran gula rafinasi,” katanya.
Lebih jauh ia melihat adanya kedala dalam membenahi
kondisi pertanian di Indonesia secara keseluruhan. Padahal sebentar lagi negara
ini akan ikut arus perdagangan bebas.
"Mau tidak mau kita harus meningkatkan daya
saing," ucapnya.
Dalam peningkatan daya saing, menurut dia bukan sebatas jumlah, namun juga mutu. Untuk tujuan tersebut dibutuhkan inovasi.
Langkah ini sekaligus dilakukan, agar produk pangan impor tak makin membanjiri Indonesia. Dan ketika semakin banyak kerja sama multilateral.
Dalam peningkatan daya saing, menurut dia bukan sebatas jumlah, namun juga mutu. Untuk tujuan tersebut dibutuhkan inovasi.
Langkah ini sekaligus dilakukan, agar produk pangan impor tak makin membanjiri Indonesia. Dan ketika semakin banyak kerja sama multilateral.
“Oleh Karena itu dibutuhkan
perbaikan infrastruktur,
agar investasi pertanian kian berkembang,” katanya.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan, rendeman yang rendah menyebabkan gula petani tidak laku. Untuk itu ia berharap pemerintah bisa membeli gula dari petani.
Akibat anomali cuaca, rendeman yang biasanya bisa mencapi 10 persen, kini hanya berada di kisaran 7 persen. Selain itu harga gula dikatakan juga rendah, hanya sekitar Rp 8700 per kilogram (kg).
Sementara Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan, rendeman yang rendah menyebabkan gula petani tidak laku. Untuk itu ia berharap pemerintah bisa membeli gula dari petani.
Akibat anomali cuaca, rendeman yang biasanya bisa mencapi 10 persen, kini hanya berada di kisaran 7 persen. Selain itu harga gula dikatakan juga rendah, hanya sekitar Rp 8700 per kilogram (kg).
"Kalau dijual di bawah Rp 10 ribu, petani
tetap rugi," ucapnya.
.LIND@Ant/Rep/J.21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar