Keping-keping
hati pertiwi
Berserakan
dipelataran jelata jiwa-jiwa yang tergerus para pengelolah serakah
Merapuhkan
segala makna keramat yang tercurahkan rahmatNYA
Membuat
mata penaku…
Menangis
iris, dibelahan sukma-sukma teraktualisasikan pada hamparan kertas dan ruang mahamayatra
Terwujud
menjadi bentuk tanpa rupa
Reff:
Berita
bukan derita
Menakar
lembaran dunia
Mengembara
tanpa prahara
Kidung-kidung
goresan sang jurnalis merah putih
;
Suarakan
damainya cinta
Cinta
semesta, semesta alam raya
Lihatlah
dan rasakan…!
Untuk
apa ada perubahan…
Bila
semuanya terbakar oleh ambisi kepentingan pribadi
Untuk
apa ada perubahan…
Bila berlomba-lomba
mencapai kemakmuran tanpa hiraukan jelata derita rakyat
Untuk
apa ada perubahan…
Bila bertumpah
ruah meraih kemulyaan tanpa melihat mata hati
Untuk
apa ada perubahan…
Bila
berjamur subur bendera-bendera atas nama agama, moral, keadilan dan
kesejahteraan
;
Sekedar
papan nama semata
Untuk
apa ada perubahan…
Bila berjamaah
renyah memetik kekayaan
;
Korupsi
Membutakan
sang maha pemilik kematian
Oh, sang
jurnalis merah putih…
Kini
dirimu meringkuk tersudut dalam kamar peti mati, peti matinya kesederhanaan
Tanpa
para pendoa ataupun para pemuja
Hanya
diam…!
Melekat
erat…!
Dalam semak
belukar akar kabut, akar jewawut
Merambahi
kebeningan dermaga kesunyianNYA
.Semarang’ 11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar