Jumat, 09 November 2012

Menilik 67 Th Langkah Perjuangan Bangsa Indonesia ( JASMERAH )


 Oleh: MT Mudjaki


Dalam kesempatan ini, saya sebagai elemen anak bangsa ingin menyampaikan sekutil ( kecil ) bentuk apresiasi dan aktualisasi dalam prefektif berbangsa, bernegara dan cinta akan tanah air tercinta ini. Serta tidak melupakan apa yang telah diperjuangankan para pahlawan kita dan pemimpin pendiri bangsa ini ( JASMERAH ). Oleh sebab itu, kita sadari dan tahu, bahwa sudah semakin jauh waktu berlalu dari masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, kadang apresiasi terhadap perjuangan para pahlawan menjadi makin pudar. Kini, 67 tahun sudah bangsa kita merasakan kebebasan ( freedom ). Adanya peringatan HUT kemerdekaan RI dan hari besar pahlawanan nasional yang diselenggarakan tiap tahun di seluruh pelosok Indonesia, diharapkan dalam diri kita akan terus membesitkan jasa-jasa dan semangat perjuangan bangsa ini dalam meraih kemerdekaan. Sudah sepatutnya kita kembali menilik sejarah perjuangan bangsa Indonesia ini.
Negara kita telah melewati banyak tahapan hingga menjadi Indonesia yang sekarang. Sebelum tahun 1602, atau disebut era pre-colonial, banyak sekali kerajaan yang berdiri dan memberi warna di tanah air ini. Sebut saja kerajaan Sriwijaya yang berdiri sekitar abad ke-3 hingga 14, Dinasti Syailendra, Kerajaan Mataram, Kediri, Singasari, Majapahit, Kesultanan Malaka, Aceh, Demak, dan Mataram.
Datangnya Belanda pada tahun 1602 menandai awalnya penjajahan di Indonesia hingga sampai tiga setengah abad lamanya. Selama itu pulalah hasil kekayaan bumi Indonesia di eksplorasi. Hal inilah yang memunculkan perlawanan-perlawanan terhadap kaum penjajah. Perlawanan tersebut kemudian mengenalkan kita pada banyak nama pahlawan-pahlawan. Dari daerah Sumatera kita mengenal Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Cut Meutia, Cik Ditiro, Sisingamaraja, Sultan Baharudin II, Sultan Thoha Syarifudin.
Kemudian, di daerah Jawa, melalui perang jawa pada tahun 1825-1830, kita mengenal Pangeran Diponegoro. Perang tersebut dipicu oleh keputusan Belanda membangun jalan yang melewati tanah milik Pangeran Diponegoro. Pahlawan dari daerah Jawa yang lain diantaranya Imam Bonjol, Kyai Mojo, Nyi Ageng Serang, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Agung Anyokro Kusumo. Sementara itu di daerah Indonesia Timur kita ingat Pattimura yang terkenal dengan julukan ayam jantan dari timur. Masih banyak lagi pahlawan yang telah memberikan andil pada perjuangan kemrdekaan Indonesia.
Berbagai pergerakan nasional merupakan suatu bentuk bangkitnya bangsa Indonesia dalam berbagai aspek. Munculnya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 merupakan awal pergerakan Indonesia yang makin pintar. Pergerakan dalam bidang pendidikan diperjuangkan oleh pahlawan pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, RA Kartini, dan Dewi Sartika. Di bidang keagamaan, kita punya KH Wahid Hasyim, KH Ahmad Dahlan. Lalu bidang sosial politik, perlu di ingat ada tokoh pahlawan HOS Cokro aminoto, DR Wahidin Sudirohusodo, DR Sutomo, H. Agus Salim dan lain-lain.
Penderitaan bangsa Indonesia belumlah berakhir, ketika memasuki era penjajahan Jepang. Dimana Jepang melakukan tiga kesalahan pada bangsa Indonesia yaitu; kerja paksa, pengambilan paksa, dan perbudakan paksa. Sejarah kemudian membuktikan bahwa modal perjuangan amat penting dimana api revolusi kemerdekaan mulai dinyalakan dengan kesadaran adanya kesatuan dan persatuan kebangsaan yang bermotifkan pantang untuk dijajah kekuatan asing apapun bentuknya. Dengan perjuangan bangsa kita yang tak kenal lelah dan semangat rela berkorban yang tinggi, pada akhirnya Sukarno mendeklerasikan kemerdekaan Indonesia melalui Proklamasi 17 Agustus 1945.
Sebagai negara yang resmi merdeka, Indonesia kemudian mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hal tersebut kemudian mengingatkan kita kepada salah satu pahlawan kita WR. Supratman. Dari susunan liriknya, lagu kebangsaan Indonesia Raya merupakan sonata atau sajak 14 baris. Rupanya penggunaan sonata tersebut mengilhami karena lima tahun setelah dikumandangkan, para seniman Angkatan Pujangga Baru mulai banyak menggunakan sonata sebagai bentuk ekspresi puitis.
Masa kemerdekaan Indonesia diwarnai oleh banyak peristiwa yang merupakan suatu bentuk Revolusi Nasional. Kita perlu mengingat adanya pertempuran Surabaya antara tentara Indonesia dengan pasukan Inggris dan Belanda pada 10 November 1945 yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Indonesia. Peristiwa besar lain diantaranya Konfrensi Asia Afrika pada tahun 1955, yang merupakan kiprah awal perjuangan Indonesia di kancah Internasional.
Tahap sejarah Indonesia kemudian memasuki era yang disebut Orde Baru oleh Presiden Soeharto pada tahun 1965 yang melanjutkan masa orde lama oleh pendahulunya yaitu Presiden Soekarno. Pada masa orde baru, Indonesia melakukan ekspansi di bidang kekuatan militer dan ekonomi. Pada tengah tahun 90-an terjadi ketidak stabilan ekonomi dengan meningkatnya harga bahan pokok dan rendahnya standar kualitas kehidupan. Krisis tersebut memicu protes oleh generasi muda terhadap pemerintahan orde baru. Perjuangan generasi muda mencapai puncaknya hingga memunculkan pengorbanan sembilan mahasiswa yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan Reformasi.
Pada era reformasi, semenjak turunnya Presiden Suharto dari jabatannya, Indonesia mengalami beberapa kali pergantian pemimpin, mulai dari BJ. Habibie (1998-1999), Abdurahman Wahid (1999-2001), Megawati Soekarno Putri (2001-2004), dan hingga saat ini oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Berbagai rintangan, hambatan dan cobaan semakin berat muncul dari berbagai aspek kehidupan. Mulai adaya tindak korupsi, terorisme, narkoba, kerusuhan golongan, suku dan agama dlll. Namun, tanpa kita sadari, semua cobaan itu merupakan bentuk “penjajahan” yang harus kita lawan. Oleh karena itu, sekarang ini Indonesia masih berjuang untuk terus menjadikan kehidupan rakyatnya lebih makmur dan sejahtera. Dan kita diharapkan benar-benar bisa terus melanjutkan perjuangan para pahlawan demi tanah air kita yang tercinta ini. Dengan menilik tahapan yang telah dilalui oleh bangsa Indonesia, semoga mata kita dapat lebih terbuka untuk melihat apa saja yang perlu dibenahi mulai dari diri kita sendiri, telinga kita dapat lebih mendengar segala jeritan kekurangan masyarakat kita, sehingga tangan dan kaki kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk ke depannya, tetapi juga untuk menghargai apa yang telah diperjuangkan para pahlawan demi apa yang kita nikmati saat ini.
Kita adalah sama dalam satu; bendera, bangsa, bahasa dan tanah air “INDONESIA”.

“Salam merdeka, untuk kemerdeka’an, demi rakyat dan bangsa tercinta ini

.Doc: MTM-jmp@21.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar