Senin, 30 September 2013

“BILA” Karya MT. Mudjaki Cermin Sebuah kritik Fenomenal Rasa Nasionalisme



Bila ruang kekuasaan saling berbenturan

Bila anarkis membudaya

Dan kebersamaan menjadi bara dendam

Membuat Merah Putihku terkoyak

Bertaburan bungga-bunga kematian

Tak berarti..............



Bila hidup sudah tak bermoral

Bila korupsi merajalela

Dan kemakmuran menjadi kesengsaraan

Membuat Garudaku tercabik

Berguguran daun-daun ranting kering

Tak berharga..............



Bila cinta kasih digantikan hasutan

Bila toleransi menjadi kebencian

Dan kepalsuan menyelimuti kejujuran

Membuat Bhinneka Tunggal Ekaku terbelah

Bertebaran buih-buih riak gelombang

Tak bernilai.................



Bila cita-cita terselubungi kebusukan

Bila keadilan dikalahkan ambisi kepentingan

Dan suara hati menjadi hujatan

Membuat Pancasilaku tersobek

Berhamburan puing-puing hitam legam

Tak berguna..................



Oh, Negeriku........

Oh, Bangsaku.......

Semesta cinta jiwa ragaku;

Untukmu, Indonesiaku.................



.Kelud Selatan, 150806-Semarang.




Kalau kita cermati dan kaji lebih dalam, karya-karya MT. Mudjaki  yang terdapat didalam buku ‘KESEDERHANAAN’ puisi antologinya. Salah satu karya yang tersebut diatas begitu fenomenal, sarat sebuah kritikan dan tajam akan realita yang terjadi. Dimana, aktualisasi dan aprisiasi begitu menonjol, padat dan terbentuk wujud rasa kebangsaan (nasionalisme). Meskipun dituangkan dalam tulisan yang begitu sederhana.
Oleh karenanya, karya tersebut tentunya dapat sebagai bahan renungan, pijakan dan introspeksi bagi elemen bangsa ini. Baik itu pemegang penyelenggara negara, aparat penegak hukum, politikus, pengusaha, budayawan, pemuka agama dan tentunya rakyat itu sendiri. Apalagi kita tau, bangsa ini telah melampaui beberapa perubahan yang belum maksimal terbentuk wajah kenyataan dari cita-cita/harapan yang diperjuangkan.

.EG’ 13.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar