Senin, 09 Oktober 2017

Akankah Jelang Ajang Pilpres-Wapres Dan Legislatif Tahun 2019 Sebuah Ajang Hilangnya Independensi Media Masa

Oleh: MT. MUDJAKI

Jelang Pilpres-cawapres dan pileg tahun 2019 mendatang, media cetak ataupun elektronik dalam memberitakan seputar persaingan bakal calon presiden (Capres) dan wakil presiden (Cawapres) pemilu presiden maupun calon legislatife (Caleg), merupakan peran sangat penting ditengah-tengah masyarakat pemilih. Karena dari hal tersebut sangat dibutuhkan, dan dijadikan bahan acuan bagi masyarakat dalam mencari figur yang tepat untuk memimpin Indonesia kedepan.

Namun atas dasar pijakan pelajaran dengan permasalahan yang seiring berjalannya waktu pilpres atau pileg dari Tahun 2014, tugas mulia media dalam payung apapun nama lembaga/istitusinya semakin luntur, bahkan sudah lepas dari independensinya, terutama pemilik media berkiprah dalam parpol atau berkecimpung dalam pilpres atau berafiliasi terhadap capres-cawapres atau pileg tertentu.

Hal itu kita dapat melihat dan mengamati, dimana dari pemilik media yang ikut berkompetisi dalam kancah politik yang menjadikan medianya sebagai sarana penting dan efektif untuk kampanye, merupakan penyebab utamanya hilangnya independensi media.

Disamping itu manakala dalam mengemas dan menyajikan berita, acapkali tidak pernah menjaga dan mengindahkan sifat netralitas, objetifitas dan transparansi. Bahkan cenderung menyerang dan menjatuhkan capres-cawapres atau pileg tertentu, meskipun pemberitaannya diramu polesan berita pencitraan ataupun mendramatisasi.

Padahal dari aturan yang telah ditetapkan dalam UU Pers, semua media seharusnya netral, adil, berimbang kepada siapapun capres-cawapres atau pileg peserta pemilu.

Dan bukankah media massa merupakan pilar keempat demokrasi seharusnya dapat berperan membangun pendidikan politik yang sehat dan cerdas bagi masyarakat atau calon pemilih.

Ironisnya, apresiasi sebuah kebebasan dalam pemberitaan terkadang sudah kebablasan dan lepas jauh dari koridor metode, sikap kemurnian; kode etik dan aturan kejurnalisan.

Belum lagi ditambah banyaknya media yang bertebaran, memberitakan berita bohong alias hoax. Yang banyak kita temukan, terutama di dunia media sosial (Medsos).

Dari hal tersebut diatas jika dibiarkan, dan tidak adanya sebuah komitmen dan konsisten para insane media dalam mengedepankan independensinya, maka diprediksikan pemilu pilpres-cawapres atau pileg tidak akan jauh bedanya yang terjadi pada Tahun 2014.

 .Doc: MTM/pede21/https://plus.google.com/+jackymay/Media Network Jateng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar