Selasa, 02 Februari 2016

TTL 12 Golongan Pelanggan Turun, PLN Berpotensi Alami Kerugian 100 Miliar



Dilansir dari berbagai media, bahwa setelah awal tahun kemarin harga bahan bakar minyak (BBM) turun, kini giliran tarif tenaga listrik (TTL) juga akan turun. Dari turunnya tarif tersebut mulai per-Februari, yakni 12 golongan pelanggan yang mengikuti mekanisme penyesuaian tarif (adjustment tariff) akan membayar tagihan bulan sedikit lebih murah dari biasanya.
Adapun 12 golongan yang mengalami penyesuaian harga, yakni:
  1. Rumah Tangga R-1/Tegangan rendah (TR) daya 1.300 VA
  2. Rumah Tangga R-1/TR daya 2.200 VA
  3. Rumah Tangga R-2/TR daya 3.500 VA s.d 5.500 VA
  4. Rumah Tangga R-3/TR daya 6.600 VA ke atas
  5. Bisnis B-2/TR daya 6.600VA s.d 200 kVA
  6. Bisnis B-3/Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA
  7. Industri I-3/TM daya di atas 200 kVA
  8. Industri I-4/Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas
  9. Kantor Pemerintah P-1/TR daya 6.600 VA s.d 200 kVA
  10. Kantor Pemerintah P-2/TM daya di atas 200 kVA
  11. Penerangan Jalan Umum P-3/TR, dan
  12. Layanan khusus TR/TM/TT
Menurut Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero), Benny Marbun menjelaskan, bahwa untuk tarif listrik pelanggan nonsubsidi dengan tegangan rendah akan mengalami penurunan sebesar Rp.17/kilowatt hour (kWh). Sedangkan untuk pelanggan nonsubsidi dengan skala menengah turun sebesar Rp.13/kWh.

"Semisal kayak industri baja, turunnya ada yang Rp.11 per kWh (industri besar), Rp.13 per kWh (skala menengah), dan Rp.17 per kWh (tegangan rendah). Kan lumayan," kata Benny.

Adapun diketahui, penurunan tarif listrik dihitung berdasarkan nilai Indonesia Crude Price (ICP) pada periode Desember 2015 yang dibarengi dengan kurs rupiah terhadap dolar AS (USD), yakni dari USD 41,44 per barel menjadi USD 39 per barel. Sementara kurs naik dari Rp.13.673 per USD menjadi Rp.13.796 per USD. Dan inflasi yang mengalami kenaikan dari 0,21 persen menjadi 0,96 persen..

Namun dari hal itu, PLN mengaku bahwa adanya penurunan TTL bisa berpotensi hilangnya pendapatan perusahaan BUMN tersebut sebesar Rp.100 miliar.

"Turun nilai sebesar itu saja bagi kami besar lho. Dan pendapatan tentunya akan berkurang," penuturannya tanpa merinci potensi kehilangan tersebut lebihlanjut.
.Doc: MTM/GD-N/SN/Rep/Media Network Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar