Senin, 15 Oktober 2012

Secuil catatan kertas sang penulis; ‘Apa Dan Bagaimana yang ada pada diri kita’ (Kemauan Dan Kemampuan Pada Dunia Sastra)


Oleh: MT. Mudjaki

Kita sering melupakan dan enggan mengaktualisasikan, bahkan mendokumentasikan sebuah pengetahuan, pengalaman, pendalaman karakter hingga sampai penemuan soal-soal yang ada dilingkungan sekitar kita untuk merefleksikan sisi-sisi kehidupan dan kemanusiaan yang bermakna dan berarti. Meskipun dengan cara yang sederhana, berupa puisi / cerita pendek (CERPEN). Padahal diketahui, hal tersebut dapat menjadi ruang tersendiri bagi kita untuk sedikit merenggangkan jeda waktu diudara terbuka luas. Dimana, ketika diri kita lagi galau/suntuk dalam kehidupan sehari-hari, ada kalanya pada saat kita mengalami hal tersebut, kemudian kita tulis, walaupun hanya satu paragraph atau satu kalimat saja dalam sebuah cerita. Tanpa tersadari, kadang kita terhenyak kaget dan bahkan tersentuh oleh kedahsyatan indah dan mulianya bahasa atau sastra tersebut. Oleh sebab itu, kenapa kita tidak terus menerus untuk menulis menjadi cerita berbuah karya nyata. Dan kita tidak perlu berpikir apa yang terjadi atau berangan-angan sampai muluk-muluk menyembul langit. Apakah cerita karya kita baik atau awut-awutan. Diminati hanya pada kalangan terbatas ataupun tidak sama sekali.
Sementara banyak sekali karya-karya cerpen yang bertebaran dan telah ditulis oleh kalangan penulis yang sudah di/terkenal. Entah diera jaman tahun 45an sampai diera awal tahun 2000an. Apalagi diera sekarang ini ‘Pintu Dunia’ bagi dunia sastra sudah diberikan ruang seluas-luasnya. Hingga dapat terakses dan terpublikasi diruang media cetak (Koran, majalah tabloid dll), elektronik (radio, tv) dan maya (internet). Tidak hanya terbatas pada kalangan seniman intelektual murni akademis saja. Namun juga pada kalangan masyarakat umum. Yang terpenting dapat berimajinasi, berani menulis, mau belajar, tak surut tetap terus mengembangkan dan cinta akan potensi/kemampuan akan nilai seni yang ada pada diri kita sendiri. Khususnya dalam bidang karya seni sastra.
Pada dasarnya diri manusia sesungguhnya diciptakan oleh Sang Maha Pencipta telah bersemayam memiliki ruh potensi jiwa seni (baik itu; tari, lukis, patung maupun suara). Meski dalam diri manusia tersebut hanya sebatas pemerhati atau penikmat saja. Dan hanya saja tidak tahu; apa dan bagaimana yang harus dilakukan dan diperbuat? Padahal organ-organ yang terbentuk ada pada diri manusia, seperti otak, hati, mata, tangan, kaki dan mulut merupakan sumber daya kemampuan, berpotensi dapat menciptakan imajinasi terwujud karya nyata yang indah dan mengagumkan.
Oleh karena itu, mari kita menggali, menapak dan mengolah sisi potensi apa dan bagaimana yang ada di diri kita. Hingga kita dapat bertabur petik menjadi biji-biji keindahan, keteduhan dan kemulyaan. Serta dapat menemukan suatu apa saja yang lebih jauh luasnya, tak terbatas ruang / waktu dan demensinya.
Ada lima catatan kata-kata mutiarakoe dibawah ini sebagai bahan renungan dan motifasi bagi kita yang cinta akan dunia sastra, bahwa;

1. “Ketika kita mengenal jagad sastra, itu berarti kita akan kenal dan tahu karakteristik dunia manusia, baik bening ataupun keruh. Bahkan utuh dan jauh tak terbatas ruang waktu. Meskipun wujud jagadnya hanya berupa sebuah symbol.”

2. “Aku adalah sastra, sastra adalah jiwaku dan jiwaku adalah bebas tak terbatas atas apa dan bagaimana kehendak alam dalam ketetapanNYA ( Sang Maha Kuasa).”

3. “Mengalirlah jernih seperti air, bergulirlah lembut seperti udara. Meskipun diantara keduanya belum bisa terwujud warna hakekatnya.”

4. “Sesungguhnya pelajaran dan pengajaran suatu keindahan, kemulyaan dan kedamaian itu bersumber ada pada bahasa (sastra)-NYA. Entah bersifat tertulis (tersurat) maupun tidak tertulis (tersirat).”

5. “Jadikan pengetahuan seni sastra itu dapat mengapresiasikan refleksi sisi-sisi kehidupan dan kemanusiaan yang bermakna manfaat. Meskipun hanya dapat dilakukan secara sederhana.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar