Selasa, 26 Agustus 2014

Biar Penghasilan Jualan Nasi Bungkusnya kecil, Yang Penting Masih Bisa Menyekolahkan Anak



Semarang – Disela hiruk pikuknya harga BBM yang ramai diberitakan dan dibicarakan, tak membuat diri Suyatno untuk tidak bekerja. Meskipun pekerjaannya sebagai penjual nasi bungkus diujung gang masuk jalan Tampomas Dalam III, Kelurahan Petompon-Semarang.

Sementara penghasilan yang diperolehnya dalam satu hari kurang lebih Rp. 200 ribu, Itupun pas lagi ramai. Namun kalau sepi tidak ada dari Rp. 50 ribu. Sedangkan untuk setengah hari hanya tidak kurang dari 100 ribu rupiah.


“Ya, pas ramai kurang lebihnya 200 ribu rupiah, itupun hasil kotornya. Dan kalau sepi tidak ada 50 ribu,” tutur Suyatno, Selasa (26/08/2014) pada jurnalis media online pede21-JMP.

Adapun pekerjaan sebagai penjual nasi bungkus ia geluti hampir lima tahun. Hal itu demi biaya hidup istri dan untuk biaya meneruskan jenjang anaknya yang masih sekolah tingkat dasar kelas III. Apalagi peluang mencari pekerjaan tetap gaji perbulan sudah tidak ada peluang lagi.

“Lha mau gimana lagi mas, kalau tidak berjualan. Sementara cari pekerjaan susah,  apalagi anak butuh biaya hidup dan harus terus bersekolah,” tuturnya.

Guna melengkapi dan mengembangkan usaha nasi bungkusnya, suyatno menambah menu lainnya, seperti jual mie godok ataupun goreng,  serta aneka gorengan seperti tahu, bakwan dan tempe. Juga dilengkapi dengan aneka minuman teh, kopi dan susu, baik dingin maupun hangat.

“Usaha ini sedikit-sedikt saya tambahin dengan menu lainnya. Agar orang betah bertandang nongkrong atau ngobrol-ngobrol,” jelasnya.

Dari usaha jualan nasi bungkusnya, Suyatno memilik harapan bagaimana usahanya bisa berkembang lebih besar, ramai dan ada perhatian dari dermawan yang mau membantu modal.
.Lind@PD21/JMP/JKY.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar