Kamis, 07 April 2016

Dusun Ngaglik, Desa Pledokan, Merupakan Sebuah Dusun Yang Banyak Menyimpan Nilai-Nilai Potensi unggulan



Ngaglik – “Angin berhilr alur nafas kesejukan. Gemericik air beralir jalur ketenangan. Dibalik serumpunan bambu- bambu dan pepohonan, terlihat burung-burung berdendang nyanyian cakrawala rayaNya, begitu indah dan merdu. Sementara dibawah kaki-kaki jelajah naungan jiwa ibu pertiwi tegak berdiri, terbentang hamparan pemandangan sawah yang dikelilingi kerapatan hutan yang begitu hijau nan sejuk memukau. Ditambah, anak-anak keturunan berkayut lahir dari kasih sayang penduduk yang bermasyarakat hidup bersahaja, sederhana, ramah dan rukun. Berlabuh sirkulasi jalannya perekonomian, atas kelimpahan kerahmatan, keberkahan, dan kesuburan ‘Sumber Daya Alamnya (SDA)’ yang banyak memiliki nilai-nilai potensi. Serta didukung tempa oleh keteguhan, kemandirian dan kerja keras potensi hasil Sumber Daya Manusianya (SDM). Dari hal itu, aspek-aspek kehidupan membentang  ranah  bercungkup bidang; pertanian, perkebunan, peternakan dan kewirausahaan. Hingga, siapapun yang datang berlaku lelap ketempat daerah tersebut akan merasakan kegaguman dalam selimut awan keteduhan, kenyamanan, dan kedamaian”.
 
Dari sekilas ilustrasi sastra semesta alam diatas yang saya apresiasikan, mengambarkan suatu daerah  yang ada dibawah lereng gunung Ungaran, yakni tepatnya di daerah Dusun Ngaglik, Kelurahan Pledokan, Kecamatan Sumowono-Kabupaten Semarang, Kamis (07/04/2016) pagi.

Menurut Kepala Desa Pledokan, Turja’un mengatakan, bahwa dusun Ngaglik merupakan sebuah dusun memiliki luas -+76,7Ha dengan penduduk sekitar 546 jiwa, terdiri laki-laki 286, perempuan 260 orang. Dan rata-rata penduduknya tak jauh beda dengan dusun-dusun lainnya, yakni bekerja sebagai petani dan peternak, dengan hasil dan pendapatan komoditas dari pertanian dan perkebunan adalah tanaman padi, jagung, ubi jalar, sayuran dan buah-buahan. Sedangkan untuk sektor peternakannya seperti ternak kambing, sapi dan ayam.

“Sebenarnya dusun Ngaglik tak jauh beda dengan dusun-dusun lainnya yang ada di wilayah pemerintah desa Pledokan. Hanya saja, setiap masa hasil panen yang berasal dari daerah itu, biasanya masyarakatnya, sebagian hasil panennya dijual dan sebagian lagi diolah sebagai usaha nilai bagi tambahan penghasilan. Seperti jahe yang dijadikan sirup jahe, deresan air aren dijadikan gula aren, kopi menjadi kopi bubuk, serta ketela pohon atau umbi jalar menjadi criping goreng,” jelasnya.

 Selanjutnya, Turja’un menambahkan, adapun untuk beberapa warga yang berternak seperti sapi, biasanya perahan susu sapinya diambil, dan diolah menjadi minuman susu segar. Sedangkan untuk kotoran ternak sapinya dijadikan sebagai pupuk.

“Dari kedua hal tersebut, baik itu olahan perahan susu sapi maupun kotoran sapinya menjadi pupuk, masyarakat dusun Ngaglik selalu manfaatkan untuk nilai jual. Kan lumayan sebagai tambahan penghasilan,” imbuhnya.

Selanjutnya  Kades Turja’un menuturkan, ada sebuah keunikan di dusun Ngaglik, dan sangat menarik, sehingga membuat kagum banyak orang. Dimana dari daerah terpencil tersebut mempunyai tempat /wadah dalam hal sektor pendidikan non formal yang dikenal dengan nama ‘UPLIK’, yakni sebuah tempat sebagai sarana taman bacaan dan pengajaran ilmu pengetahuan bagi warga penduduk setempat.

Adapun Uplik ini merupakan ide dasar untuk mencerdaskan dan membangun masyarakat gemar membaca.

“Dengan ide dasar itu, maka dibuatlah adanya taman bacaan dan sekaligus juga sebagai tempat pengajaran berbgai ilmu pengetahuan. Dan dari hal itu pula, harapannya masyarakat sini jangan ada yang buta hurup, ketinggalan informasi, dan tidak mengenal ilmu pengetahuan,” penuturannya. 

.Doc: MTM/GD-N/Media Network Jateng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar