Sabtu, 10 September 2016

Jelajah Olah Budidaya Tanaman Selada, Petani Dusun Geblog, Desa Sido Mukti, Bandungan

Pagi membuka garis cakrawala wajah langit
Matahari menghamparkan kehangatan senyum pertiwi
Burung-burung alam bernyanyi riang;
Iringi jelajah kesuburan hijaunya olah ukir langkah senyum para petani…
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Sepenggal puisi lepas saya yang tertulis diatas, pada dasarnya ingin mencoba merangkai kaitkan pada sebuah hasil liputan yang saya lakukan, yakni tentang: ‘Jelajah Olah Budidaya Tanaman Selada, Petani Dusun Geblog, Desa Sido Mukti, Kecamatan Bandungan-Kabupaten Semarang’, Jumat (09/09/2016) pukul 02.40 WIB.
Dalam jelajah olah tanaman selada, kita harus mengetahui jenis tanaman tersebut. Disamping itu juga, bagaimana cara penyemaian, penanaman, perawatan, pengolahan tanah, pemupukan, dan masa panennya.
Adapun untuk yang pertama kita ketahui bahwa tanaman selada terbagi dua jenis, yaitu;
  1. Selada korp daun berbentuk bulat lepas, dengan daunnya hijau mengembang
  2. Selada korp (heading lettuce) bentuk bulat atau lonjong dan daunya hijau padat
Dari dua jenis diatas yang paling banyak dibudidayakan di daerah Dusun Geblog, Desa Sido Mukti, Kecamatan Bandungan-Kabupaten Semarang, menurut data salahsatu Kelompok Tani setempat kebanyakan adalah jenis selada daun hijau bergelombang atau mengembang, dan cenderung berkerut-kerut, atau populer dengan nama selada keriting.

Selada keriting dikenal tanaman toleran dan cocok ditanam di daerah tropis , dingin dan bertatap langsung dengan sinar matahari. Dari hal itu, jenis selada keriting dapat tumbuh subur di dataran rendah dan panas sekalipun, seperti daerah kota Semarang.
Dan suhu optimal bagi budidaya selada kriting berkisar antara 15-25°C dengan ketinggian 900 meter hingga 1.200 meter dari permukaan laut.
Sementara untuk jenis tanah yang disukai selada kriting adalah tanah lembab berlempung, berdebu atau berpasir dan mengandung humus. Serta juga toleran terhadap tanah yang miskin hara, asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai.

Penyemaian biji atau benih
Tanaman selada dapat diperbanyak dengan biji, dan untuk biji atau benih selada pemilihan dan penyemaian diperoleh dengan menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga dan berbuah. Kemudian, pada usia  tua baru diambil bijinya.
Adapun untuk kebutuhan benih selada per satu hektar lahan adalah 250 gram. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum ditanam dihamparan lahan yang luas, dan media penyemaiannya dapat dilakukan dengan polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak atau di atas bedengan.
Salahsatu contoh cara penyemaian pada media tanam di atas bedengan adalah sebagai berikut;
-          Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi sekitar 15 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan.
-          Posisi bedengan harus ditempat terbuka dan jauh dari gangguan binatang.
-          Campurkan pupuk kandang, tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1.
-          Gunakan pupuk kandang yang sudah betul-betul matang. Hal ini untuk menghindari tumbuhnya mikro organisme yangn tidak diharapkan. sebab pupuk kandang gunanya untuk memperkaya unsur hara dan nutrisi.
-          Arang sekam, yakni berguna untuk menggemburkan tanah, agar pada pencabutan bibit tidak merusak akar tanaman. Namun apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian atau dolomit secukupnya, dengan kapasitas derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada adalah pH 5 sampai 6,8.
-          Siram media penyemaian dengan air secukupnya. Agar kelembaban pada benih yang akan ditabur terasa. Dan usahakan jangan sampai basah menggenang atau terlalu banyak, karena tanaman bias busukan.
-          Tebarkan benih selada secara merata diatas bedengan, dengan kepadatan penebaran benih adalah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai.
-          Buatlah naungan diatas bedengan tersebut. Hal ini gunanya untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Serta pada musim kemarau, untuk menaungi bibt dari sengatan panas matahari yang terlalu terik.
-          Lakukan pemindahan bibit selada keriting setelah berdaun 4-5 helai atau berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar. Dan jarak tanam sebesar 10 x 15 cm.
-          Dan yang terakhir adalah perawatan pada tahap penyemaian dengan penyiraman rutin, penyiangan gulma dan pengawasan hama atau penyakit. Sementara dalam budidaya selada keriting organik tidak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apabila terserang hama atau penyakit bisa diberikan pupuk kandang tambahan dan penyemprotan pestisida nabati bila diperlukan.

Perawatan budidaya selada
Dalam perawatan yang dilakukan dalam budidaya selada kriting antara lain; penyiraman, pemupukan dan penyiangan. Sementara itu untuk penyiraman dilakukan dengan penyesuaian cuaca yang ada. Manakala tidak ada hujan, maka lakukan 2 kali penyiraman dalam satu hari setiap pagi dan sore. Adapun penyiraman dapat dilakukan pada siang hari dengan catatan intensitas air yang cukup banyak , agar menghindari layu mendadak pada tanaman tersebut. Selanjutnya pada masa bibit yang ditanam berumur 2 minggu, dan apabila tanaman kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar, berikan tambahan pupuk kandang sebanyak 2 ton per hektar. Untuk pupuk kandang yang digunakan hendaknya yang mengandung unsur nitrogen tinggi seperti kotoran ayam. Kemudian pada umur tanaman telah mencapai 20 hari lakukan penyemprotkan pupuk cair organik dengan dosis 3 liter per hektar.
Sementara itu untuk cara penyiangan gulma sedikit berbeda pada waktu musim kemarau maupun penghujan. Adapun waktu musim kemarau, gulma dicabut atau dipotong, selanjutnya biarkan di permukaan tanah. Hal ini gunanya sebagai tambahan pupuk hijau dan membentuk mulsa untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman bisa dihemat. Sedangkan pada musim hujan, gulma harus dicabut dan bedengan pun harus bersih dari hijauan. Gunanya untuk menghindari tumbuhnya jamur atau penyakit di sekitar tanaman selada akibat kelembaban yang tinggi

Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang biasa menyerang budidaya selada keriting adalah sebagai berikut:
  1. Jangel (Bradybaena similaris ferussac), bentuknya seperti siput berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa bersembunyi pada pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun berlubang.
  2. Tangek (Parmalion pupilaris humb), bentuknya mirip dengan jangel namun tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun. Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau dibanding musim hujan.
  3. Busuk lunak (soft rot), penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit ini menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun menjadi coklat kemudian layu. Selain bisa menyerang tanaman yang masih ditanam, penyakit ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.
  4. Busuk pangkal daun, penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang panen.
Panen budidaya selada
Masa panen budidaya selada keriting petani bisa dipanen 20-30 hari setelah bibit ditanam. Dan itu dihitung mulai dari penyemaian sampai panen, kira-kira dibutuhkan 40-60 hari. Sementara untuk produktiivitas pengembangan budidaya tanaman selada keriting bisa mencapai 15-20 ton per hektar.

.Doc: MTM/GD/Media Network Jateng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar