Jakarta - Nilai mata uang rupiah pada hari Rabu (16/10/2013) pagi ini, mulai bergerak melemah lima
poin menjadi Rp 10.985 dibanding sebelumnya di posisi Rp 10.980 per dolar AS.
"Namun hal itu, nilai tukar rupiah
cenderung masih bergerak stabil di tengah dukungan pasar kepada Janet Yellen
sebagai calon tunggal pengganti Gubernur The Fed saat ini, Ben Bernanke,"
kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (16/10).
Ia
menambahkan mulai adanya indikasi kesepakatan pembahasan anggaran AS juga
membuat kondisi pasar valuta asing di dalam negeri mulai berkurang tekanan
risikonya.
"Diharapkan
kondisi itu dapat menjadi peluang penguatan mata uang rupiah terhadap dolar
AS," katanya.
Di
sisi lain, lanjut dia, dalam perdagangan non-deliverable forwards (NDF), nilai
tukar rupiah juga cenderung positif.
Adapun pengamat
pasar uang Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menambahkan lembaga pemeringkat the
Fitch yang memberikan outlook negatif kepada peringkat utang AS dapat menahan
apresiasi dolar AS.
Sementara dari
domestik, lanjut dia, Bank Indonesia (BI) yang kembali mendapatkan kesepakatan
dengan Korea Selatan untuk fasilitas currency
swap selama tiga tahun sebesar 10 miliar dolar AS diharapkan mampu
menahan gejolak pasar uang domestik.
Sebelumnya,
Bank Indonesia juga mendapatkan fasilitas currency
swap sebesar 15 miliar dolar AS dan 12 miliar dolar AS dari Cina
dan Jepang.
"Di
tengah neraca perdagangan yang masih belum pulih dan ancaman aliran keluar
modal asing maka aksi itu diharapkan bisa pertahankan nilai tukar dan menjaga
pasokan dolar AS," katanya.
.LIND@Ant/Rep/M.21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar