Jumat, 03 Oktober 2014

Hecker Intai 83 Data Klien Perusahaan Raksasa Jasa Keuangan JPMorgan



Amerika Serikat - Raksasa jasa keuangan Amerika Serikat, JPMorgan, mengaku telah diintai hacker. 83 juta data klien yang ada di sistem komputernya berpotensi dibobol.

JPMorgan mengakui adanya aksi peretasan oleh hacker yang terdeteksi dalam sistem komputer mereka. Namun menurut pihak JPMorgan, aksi tersebut tidak sampai mengakibatkan pencurian data-data yang ada.

"Meski kami mendeteksi upaya peretasan ini namun tidak ada bukti yang menunjukkan jika data-data yang ada di sistem kami telah berhasil dicuri. Data yang terdiri dari nomor akun, password, ID pengguna, tanggal lahir atau social security number, tidak berhasil dicuri," ujar juru bicara JPMorgan, Patricia Wexler, seperti dikutip melalui Reuters, Jumat
(03/10/2014).

Hingga saat
ini, JPMorgan belum melihat adanya aksi penipuan yang melibatkan data-data konsumennya. Namun mereka menyadari jika beberapa informasi kontak yang terdiri dari 76 juta rumah tangga dan 7 juta UKM telah berhasil ter-ekspos oleh hacker.

Mereka yang beresiko terpengaruh aksi hacker adalah yang memiliki akun di JPMorgan, atau mantan pemiliki akun JPMorgan, dan semua yang pernah memasukkan informasi kontak di aplikasi online atau mobile situs JPMorgan.

Padahal Ahli keamanan di luar JPMOrgan memperingatkan lembaga keuangan itu untuk bersiap atas aksi penipuan yang menagatasnamakan akun-akun tersebut. Pasalnya, upaya hacker ini bisa berujung para pencurian informasi yang bisa digunakan untuk berbagai macam penipuan. Oleh karena itu, nasabah JPMorgan harus memiliki kewaspadaan yang besar terhadap hal ini.

"Semua data ini sangat berguna bagi hacker dan para pencuri identitas. Informasi yang dicuri memang tidak terlalu sensitif tapi berpotensi untuk dijadikan validasi di akun perbankan," kata mantan jaksa federal untuk kejahatan siber, Mark Rasch.

.Ketidakpercayaan Nasabah.
Ahli keamanan siber lainnya mengatakan insiden ini bisa menjadi pemicu ketidakpercayaan nasabah terhadap sistem perbankan. Padahal selama ini para nasabah telah cukup mempercayai adanya perlindungan yang kuat atas akun keuangan mereka.

"Namun begitu, kita semua tahu jika JPMorgan memiliki progam keamanan yang cukup canggih. Cukup besar investasi mereka di wilayah IT," kata VP perusahaan keamanan siber Adallom, Tal Klein.

Kendati demikian, JPMorgan belum menyarankan kepada para konsumennya untuk mengubah password dan informasi akun.

"Belum ada rencana untuk monitoring kredit para pelanggan kami karena tidak ada informasi finansial, data akun atau identitas personal penting yang berhasil di ekspos hacker," kata Wexler.

Jumlah data sebanyak 87 juta berhasil dicuri hacker, itu bisa dianggap sebagai aksi peretasan dan pembobolan paling besar sepanjang sejarah dunia perbankan.

.Ant/Reuters/Rep/JMP.21.

1 komentar: