Selasa, 23 September 2014

Sarwono Kusuma Atmadja: “Dalam Merekut Dan Menentukan Menteri, Jokowi-JK Bisa Mencontoh Pak Harto”



Jakarta – Merekrut dan menentukan menteri, almarhum mantan Presiden Soeharto memiliki cara tersendiri. Salah satunya adalah dengan meminta bantuan intelijen. Tujuannya adalah menelisik track record para calon pembantunya tersebut, demikian diungkapkan mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN) Sarwono Kusuma atmadja dalam Diskusi Publik 'Strategi Mencapai Efektivitas dan Efisiensi Pemerintahan Jokowi-JK' di Hotel Haris, Jakarta, Selasa, (23/09/2014).


"Dulu Pak Soeharto memiliki cara berbeda dalam menyaring orang, yaitu dengan laporan intelijen. Dari laporan tersebut, sangat akurat. Sebab, saya pernah melihatnya secara langsung,” tutur Sarwono.

Oleh karena itu, baginya, cara tersebut digunakan, ternyata dapat mencari orang terbaik.

Selanjutnya ia juga menjelaskan, terlepas dari masalah lainnya, sistem pengawasan menteri di rezim Soeharto menurutnya bagus.

"Semua menteri diberi waktu sebulan sekali, untuk bertemu beliau, lalu laporan yang sudah kita kasih sebelumnya sudah dicek, dilipat, dan distabilo, setelah itu kita bisa berdiskusi habis-habisan dengan Presiden," tuturnya.

Kemudian Sarwono mengharapkan, pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dapat lebih baik lagi memilih para calon menterinya. Apalagi, dengan menggunakan metode yang lebih transparan.

“Untuk itu, menteri yang akan duduk di kabnet Jokowi-JK mendatang harus kreatif, penuh inovasi, dan tak cepat menyerah,” tambahnya

Jokowi-JK, kini tengah sibuk menyeleksi pejabat yang akan duduk di kursi kementerian dalam pemerintahannya. Kabarnya, terdapat 2800 daftar nama calon menteri, namun sekarang sudah terpilih 200 nama. Selanjutnya, akan dikerucutkan lagi menjadi 34 nama.

.Ant/Rep/VN/JMP.21.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar