Yogyakarta – “Pengenalan
terhadap potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alam penting dilakukan
untuk membangun dan mengembangkan generasi muda Indonesia,” kata psikolog dari Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta Kwartarini Wahyu Yuniarti, Jumat (1/11/2013).
Dirinya menjelaskan, bahwa hal itu bisa
dimulai dari mekanisme mikro hingga level makro sejarah bangsa. Penggemblengan
generasi muda bisa dilakukan melalui enam pilar 'human capital', yakni
intelektual, emosi, sosial, etika, spiritual, dan kesehatan tanpa kehilangan
jati diri kebangsaan.
Adapun cara penggemblengan dapat dipelajari melalui pengenalan dalam
dunia akademik melalui penelitian dengan pendekatan psikologi indigenous.
Pendekatan
psikologi indigenous adalah cara untuk memperoleh "kaca benggala" dengan
presisi tinggi bagi refleksi data studi ke dalam populasinya.
"Langkah
pembelajaran dengan tingkat repertoar tinggi yang dilakukan secara sengaja
dengan memasukkan berbagai cerita kebesaran bangsa dibutuhkan untuk memotong
lingkaran aktivasi mentalitas kolonial," katanya.
Selain itu Dia menerangkan, hal itu juga diperlukan pengembangan program yang lekat
pada setiap tahapan perkembangan anak untuk menginisiasi pola mental dan
perilaku yang penuh keyakinan diri dan tidak inferior. Dan ke depan pola tersebut diharapkan bisa
melahirkan individu dan masyarakat yang kuat dalam mengenali dirinya.
“Melalui enam pilar "human
capital" yang mapan dalam repertoar perilaku yang disengaja, diharapkan bisa meniadakan kesenjangan
karakter. Selama ini masyarakat banyak mengimplementasikan
teori-teori psikologi Barat di Indonesia. Aktivasi
mental kolonial akan menjadi hambatan bagi bangsa ini untuk menjadi berani
lebih kritis dalam menerima teori-teori asing. Hal itu berbahaya,
karena memungkinkan kita mengambil kesimpulan yang secara tidak disadari bukan
menjadi bagian dari populasi studi lokasi di Indonesia," terangnya.
.LIND@Ant/Rep/J.21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar