Kamis, 21 November 2013

Sejengkal Reintrospeksi Dalam Antologi Karya MT. Mudjaki


Balada Derita Matahati ‘Sang Jurnalis Merah Putih’
                    (Untuk Apa; Jika Akhirnya)

 
/
Untuk apa kau ingin bertemu kepadaku
Jika akhirnya kau pergi, tinggalkan merdu derai duri
;
Padanya

//
Untuk apa kau minta tolong kepadaku
Jika akhirnya kau kembali, membawa indahnya duka resah
;
Padanya

///
Untuk apa kau mohon maaf kepadaku
Jika akhirnya kau datang lagi, memupuk kesuburan salah dan dosa
;
Padanya

.Ruang Suwung, 23 Desember’ 11-Semarang



Sampan Bertabur Lautan

( Tanpa Umpan Dan Papan )


( i )
Aku masih memiliki neraka dalam meniti jalan surga
Bersetubuh alam dunia, bersemayan alam nirwana

( ii )
Aku lahir dari darah pandawa, tercungkup raga para kurawa
Membasuhi kesabaran, disetiap jengkalan-jengkalan angkaramurka

( iii )
Aku berTuhan dan beragama pada Zat Maha Kuasa
Sujud dihamparan bapa angkasa, rebah dipematang ibu pertiwi jaya

( iv )
Aku hanya mengabdi pada raja dewanata, penganyom rakyat jelata
Yang senantiasa menumbuhkan kasih sayang, penuh semesta raya

( v )
Aku melabuhkan cinta pada jiwa-jiwa bhinneka tunggal ika
Melahirkan benih-benih kebudayaan dan keragaman nusantara

( vi )
Aku tetap setia dalam satu bendera Sang dwisaka
Tertoreh warna merah putih, lambang mahapusara; Tanah air “INDONESIA”

.Tampomas Dalam III, 21 Maret’ 11, Semarang




Tidak ada komentar:

Posting Komentar