Sabtu, 09 November 2013

Rehat Sejenak Dalam Sekepil Karya Puisi Antologi MT. Mudjaki

Kidung-kidung Goresan Sang Jurnalis Merah Putih


Keping-keping hati pertiwi
Berserakan dipelataran jelata jiwa-jiwa yang tergerus para pengelolah serakah
Merapuhkan segala makna keramat yang tercurahkan rahmatNYA
Membuat mata penaku…
Menangis iris, dibelahan sukma-sukma teraktualisasikan pada hamparan kertas dan ruang mahamayatra
Terwujud menjadi bentuk tanpa rupa

Reff:
Berita bukan derita
Menakar lembaran dunia
Mengembara tanpa prahara
Kidung-kidung goresan sang jurnalis merah putih
;
Suarakan damainya cinta
Cinta semesta, semesta alam raya

Lihatlah dan rasakan…!
Untuk apa ada perubahan…
Bila semuanya terbakar oleh ambisi kepentingan pribadi
Untuk apa ada perubahan…
Bila berlomba-lomba mencapai kemakmuran tanpa hiraukan jelata derita rakyat
Untuk apa ada perubahan…
Bila bertumpah ruah meraih kemulyaan tanpa melihat mata hati
Untuk apa ada perubahan…
Bila berjamur subur bendera-bendera atas nama agama, moral, keadilan dan kesejahteraan
;
Sekedar papan nama semata
Untuk apa ada perubahan…
Bila berjamaah renyah memetik kekayaan
;
Korupsi
Membutakan sang maha pemilik kematian

Oh, sang jurnalis merah putih…
Kini dirimu meringkuk tersudut dalam kamar peti mati, peti matinya kesederhanaan
Tanpa para pendoa ataupun para pemuja
Hanya diam…!
Melekat erat…!
Dalam semak belukar akar kabut, akar jewawut
Merambahi kebeningan dermaga kesunyianNYA

.Semarang’ 11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar