Selasa, 01 Oktober 2013

Koalisi; Sebuah Pilihan Ataukah Ajang Singgasana Legilitas Kekuasa’an



Oleh: MT. MUDJAKI

Seorang pemimpin atau penyelenggara Negara menerapkan tatanan demokrasi sebagai pilar landasan dalam bernegara, berbangsa dengan mengacu keragaman, tentunya menjadi suatu landasan yang senantiasa berpijak menjunjung nilai – nilai kerakyatan yang berkeadilan, beradab, bermartabat dan berbudaya. Serta tidak meninggalkan sejarah cita-cita perjuangan para pendiri / pahlawan bangsa. Hal ini dapat sebagai parameter / ukuran kenegarawanan seorang pemimpin. Bahkan, menjadikan kapasitas jati diri suatu pemerintahan sebagai cermin suri tauladan bagi rakyat.
Untuk itu, seorang pemimpin atau penyelengara Negara yang dipilih dan mendapatkan dukungan, kepercayaan penuh dari rakyat ( prosentase mencapai 60% lebih ), tentunya tidak perlu memerlukan koalisi dengan para elit partai politik lain. Dan seharusnya berkoalisi pada rakyat / pro rakyat. Artinya; dalam tatanan sistem demokrasi, pemegang dan yang menentukan mutlak adalah rakyat. Sebab bagaimanapun juga, rakyatlah yang memilih sedangkan pemimpin adalah yang dipilih.
Oleh karenanya, saya berpikir dan dapat menarik kesimpulan bahwa;

1.    “Terlaksananya penerapan sistem demokrasi yang baik haruslah terarah, terukur dan berprinsip pro rakyat. Hal itu akan menghasilkan kapasitas suatu pemerintahan yang kuat, mandiri dan jelas. Jika Pemerintahan terbangun karena koalisi antar elit partai politik, maka sistempun akan berubah mulai dari sikap, pendirian, cita- cita, kepentingan bahkan kepercaya’an.”
2.      “Kesejatian dan kejayaan negeri ini ( Indonesia ) akan terwujud, jika kembali pada 5 pilar sejarah cita-cita luhur perjuangan para pahlawan bangsa, yakni: Merah Putih, Sumpah Pemuda, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD’45.”
3.      “Seorang pemimpin yang pintar, cerdas dan sukses adalah: Seorang pemimpin yang dapat melihat, membaca, mengurai dan melakukan suatu keada’an / kenyata’an menjadi arti nilai bermakna hasil yang bermanfa’at bukan untuk dirinya sendiri atau golongan, namun bagi kepentingan rakyat.”
4.     “Seorang pemimpin berjiwa besar, terhormat dan memiliki derajat tinggi adalah: seorang pemimpin yang berfikir, bertindak; arif dan visioner dengan selalu / dapat memberikan perjuangan dan pengorbanan hidupnya untuk kesejahtera’an dan kemakmuran rakyat.”
5.      “Jika dalam tatanan pemegang kekuasa’an atas dukungan, kepercaya’an ( mandat amanat ) rakyat, tentu dapat menjaga dan menjalankan dukungan, kepercaya’an ( mandat amanat ) tersebut dengan berpegang prinsip / sikap tanpa ter / dipaksa oleh kepentingan para elit partai politik.”

Dari hasil pemikiran dan kesimpulan tersebut, dapat menjadi bahan kajian, perenungan dan kaca benggala bagi kita semua.
Kita adalah sama dalam satu; bendera, bangsa, bahasa dan tanah air “INDONESIA”.

“Salam merdeka untuk kemerdeka’an bagi yang merdeka

.Doc: MTM, 120610.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar