Minggu, 06 Oktober 2013

Sekepil Catatan Rehat Karya MT. Mudjaki: “Kenyataan Dalam sebuah Kesadaran”

Melihat dan merasakan kenyataan menuju kembalinya sebuah kesadaran (mawas diri), bagi seorang MT. Mudjaki sangat perlu dan tetap untuk dilakukan. Bahkan disampaikan pada kalayak umum. Meskipun hanya dalam bentuk tulisan karya wujud puisi. Karna hal ini, baginya merupakan bagian kehidupan yang hidup sampai menuai tujuan hidup yang sebenarnya. Meski harus meninggalkan tubuh/jiwa itu sendiri. Oleh karena itu, saya sebagai sahabat tidak merasa heran, jika kebanyakan karya-karyanya banyak memiliki kandungan dan energy yang begitu dalam, meski ditulis dengan penuangan sangat sederhana sekalipun. Untuk itu, saya ingin mengambil dua puisi karyanya yang berjudul: ‘Tanah I’ dan ‘Tanah II’. Semoga dapat menjadi bahan/bagian renungan buat diri kita. (EG, 06/10/2013 - Jakarta)

Tanah I
Karya: MT. Mudjaki

Tanah meminta aku untuk berpijak
Menapaki hamparan keinginan
Tersaji kenikmatan
Berbaur kemuliaan

Tanah meminta aku untuk kembali
Merapuhkan perhelatan kehidupan
Terselimuti kesunyian
Bersetubuh kematian

Tanah meminta aku untuk tau diri
Diam, berfikir dan merenungi
Setiap jengkal yang terlalui
Pada batas persimpangan jalan
Hingga di pintu gerbang akhir nanti

.Tampomas Dlm, 21/06/98 - Semarang

Tanah II
Karya: MT. Mudjaki

Tanah…
Kelembabanmu ‘tlah melumatkan keangkuhanku

Tanah…
Kehangatanmu ‘tlah mendamaikan tidurku

Tanah…
Kepekatanmu ‘tlah melabuhkan hatiku

Tanah…
Kekeringanmu ‘tlah meluluhkan airmataku

Tanah…
Kesuburanmu ‘tlah merebahkan ragaku
Tersujud dalam do’a; bersyukur

 .Tampomas Dlm III, 23/06/11 - Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar